Sinopsis My Princess Episode 8 part 2

Sinopsis My Princess episode 8 part 2

Lee Seol mengetuk keras pintu ruangan Park Hae Young. Ia meninggikan suaranya, “Keluar.. Keluarlah kau bodoh!! Buka pintunya! Aku katakan, buka dan keluarlah!!”
Lee Seol tidak bisa lagi menahan air matanya, “Kau menghindariku? Kenapa kau menghindariku? Kau sudah melakukan tindakan yang hebat, jadi kenapa kau menghindariku sekarang?!!”

Park Hae Young keluar dari ruangannya. Lee Seol menatap sinis ke arah Park Hae Young, “Kau laki-laki bodoh. Kau bodoh!! Kenapa kau meninggalkanku dan pergi begitu saja? Bagaimana bisa kau melakukan itu padaku?” ucap Lee Seol seraya memukul-mukul dada Park Hae Young.
Park Hae Young menahan tangan Lee Seol, “Lepaskan aku..” Lee Seol mencoba menarik tangannya dari cengkraman tangan Park Hae Young, tapi tidak bisa.
“Pelankan suaramu.” jawab Park Hae Young.

“Kenapa? Apa kau takut? Kau takut kalau orang lain sampai tau kalau kau adalah orang yang sangat jahat? Kau seharusnya kau tidak melakukan hal seperti itu. Sekarang, apa yang harus aku lakukan pada ibuku? Apa yang harus aku lakukan pada saudaraku? Karenamu, ibuku tidak mau lagi bertemu denganku. Dia tidak ingin bertemu denganku.” Tangis Lee Seol semakin menjadi.
“Aku pikir kau sudah pernah mengatakan, kalau kau akan terbiasa dengan hal itu karena kau adalah anak yatim piatu.” Jawab Park Hae Young. “Kau bilang, kau sudah terbiasa dengan tidak adanya orang yang menjaga dan melindunginya. Kau bilang, kau sudah terbiasa sendiri. Tapi, kenapa kau mengubah kata-katamu sendiri?”

Lee Seol terdiam.
“Saat kau memutuskan untuk menjadi Princess, seharusnya kau sudah memperkirakan hal ini dengan matang. Ini mengenai citra Princess, jadi biarkan citra itu terlindungi. Kau pikir, orang-orang akan mengatakan hal itu?” tanya Park Hae Young.
“Tidak.” jawab Lee Seol dengan pasti. “Aku tidak berpikir bahwa orang-orang akan melakukan atau mengatakan hal itu. Tapi, aku pikir Park Hae Young akan melakukan atau mengatakan hal itu. Alasannya, karena aku sudah tidak memiliki apapun. Jadi, aku berpikir bahwa Park Hae Young dapat melindungiku. Tapi, kenapa kau malah melakukan hal itu? Kenapa kau melakukan hal itu padaku?” Lee Seol sudah membangun kepercayaan pada Park Hae Young, tapi ternyata kepercayaannya itu salah.

“Siapa kau? Siapa aku untukmu? Kenapa aku harus melindungimu? Kau tidak memiliki alasan yang jelas, kenapa aku harus melindungimu? Apa aku yang menjauhkanmu dengan keluargamu? Tidak. Semua itu adalah keputusanmu. Kau sudah tidak memiliki hubungan lagi dengan keluarga angkatmu. Jadi kau bukan lagi bagian dari mereka, benar?” jawab Park Hae Young.

“Situasi bertambah buruk setiap kali kau bangun. Tapi kau malah bertindak seolah-olah semua itu hanya permainan. dan dengan semua itu, kau ingin menjadi seorang Princess? Kau ingin kembali? Apa kau ingin kembali ke keluargamu dan membiarkan mereka memaafkanmu? Apa kau berharap kau akan memiliki keluarga? Lalu keluarlah dari istana dan jangan menjadi Princess. Kembalilah pada keluargamu dan jangan mengharapkan untuk menjadi Princess!!” Park Hae Young meninggikan suaranya. Ia lalu melepaskan tangan Lee Seol lalu kembali masuk ke dalam ruangan. Lee Seol terdiam, lalu kembali menangis.

Lee Seol masih tetap menangis di depan pintu ruangan Park Hae Young. Park Hae Young mulai merasa bersalah. Ia menelpon pelayan, agar pelayan mengantarkan Lee Seol kembali ke kamarnya.

Sebagian pelayan mulai membicarakan tentang Lee Seol. Mereka membicarakan hal yang buruk. “Apa Princess gila, kenapa ia melewatkan Press Conference?”
“Dia hanya memikirkan dirinya sendiri. Aku pikir kita yang akan kena sasarannya. Aku dengar, ia tinggal di luar semalam. Meskipun ia belum begitu dewasa, tapi Princess macam apa itu?”
“Mereka bilang, ia hidup sebagai yatim piatu. Jadi, mungkin ia tumbuh tanpa adanya etika kehidupan yang baik.”

Asisten Pribadi Lee Seol tidak terima kalau Princess-nya itu dijelek-jelekan seperti itu. Ia lalu berkata dengan kesal, “Yaa.!! Apa kalian gila.. Apa kau lupa. Kita memasuki istana untuk melindungi dan mengaja Princess. Kau bahkan tidak tau apa yang sedang terjadi. Jadi bagaimana bisa kalian membicarakan Princess dibelakannya. Siapa yang memberi makan kalian??”
“Apa kau gila? Dia pikir dia itu Princess?!” jawab pelayan yang lain.
“Apa?! Kau ingin aku hajar?” Asisten pribadi Lee Seol sangat kesal.

Kalau Ketua pelayan tidak segera datang, para pelayan itu akan adu tinju. haha
“Semua kembali ke tempatnya masing-masing.. Direktur akan segera tiba.” jawab ketua pelayan.

Oh Yoon Joo datang, ia segera berkata “Karena semuanya sudah berkumpul di sini, mari kita mulai. Apa diantara kalian ada yang melihat Princess meninggalkan istana kemarin? Kalau ada, tolong jujur padaku dan katakan padaku.”

Semua diam, terutama asisten pribadi Lee Seol.
“Tidak ada yang tau? Atau kalian mencoba berpura-pura tidak melihatnya? Aku pikir, tidak ada seorang pun di istana ini yang memiliki kewibawaan dan rasa malu. Apakah karena kalian masuk ke istana karena Princess?” ucap Oh Yoon Joo, ia melirik ke arah asisten pribadi Lee Seol.
“Baiklah, untuk saat ini aku tidak akan membahas lagi masalah itu. Tapi, apapun yang dilakukan Princess, apapun pekerjaan besar atau kecil yang ia lakukan. Apapun yang lakukan, entah itu ia melangkah ataupun terbatuk. Aku harus mengetahui semuanya. Kalau sekali lagi, Princess keluar istana tanpa izin dariku, maka setiap orang dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban. Dan pastikan, kalian berada di pihak ku dan tidak melawanku.” ancam Oh Yoon Joo. Mau tidak mau pelayan itu harus mematuhi semua aturan yang dibuat oleh Oh Yoon Joo, aturan yang membuat Lee Seol semakin kesulitan saat tinggal di istana.

Lee Seol masih berusaha agar bisa berbicara dengan ibunya. Ia sudah berkali-kali menelpon ibunya tapi tidak juga diangkat. Di rumah Lee Seol, Lee Dan melihat handphone Ibunya berdering. Saat mengetahui kalau Lee Seol yang menelponnya, ia segera membalas sms ke nomor Lee Seol melalui ponsel ibunya.

Lee Seol senang karena ibunya mengiriminya sms, padahal bukan ibunya yang mengirim sms itu tapi Lee Dan.
Lee Seol terkejut membaca sms yang diterimanya. Isi smsnya :
Mulai dari sekarang, jangan menghubungiku lagi.

 

 

Lee Seol sedih, ia lalu bergegas mengambil mantel dan berlari keluar kamar. Ia harus berbicara langsung dengan ibunya, jadi Lee Seol memutuskan untuk pergi ke rumahnya.
Tapi, belum sempat Lee Seol keluar kamar, asisten pribadinya segera mencegah Lee Seol “Yang Mulia, kau akan pergi kemana?”
“Aku pasti akan kembali. Aku harus pergi ke rumah sekrang.” jawab Lee Seol dengan terburu-buru.
“Tidak boleh, Princess. Mulai dari sekarang. Setiap kali kau keluar dari istana, kau harus mendapat izin dari Direktur Oh Yoon Joo.” jawab Asisten pribadi Lee Seol dengan ragu-ragu. Ia sebenarnya tidak tega untuk mengatakan hal itu.
“Baiklah, aku mengerti. Aku akan melakukan hal itu lain waktu. Aku harus benar-benar pergi sekarang. ” jawab Lee Seol.
“Yang Mulia. Kalau kau keluar istana, aku akan melaporkannya pada Direktur. Kalau tidak, aku akan dipecat. Sama dengan pelayan yang lainnya.”
“Maafkan aku.”
“Yang Mulia. Aku memohon padamu.”

Lee Seol paham dengan keadaan asistennya itu, lalu ia mengurungkan niatnya untuk pergi ke rumah untuk menemui ibunya. Lee Seol berdiam diri di kasur. Asisten pribadi Lee Seol datang untuk mengatakan kalau Oh Yoon Joo ingin menemui Lee Seol. “Yang Mulia. Yang Mulia.. “
“Maafkan aku. Tapi aku ingin sendiri.” jawab Lee Seol.
“Bukan begitu, tapi..”

 

Oh Yoon Joo masuk begitu saja ke dalam kamar Lee Seol, ia berkata “Biarkan aku yang mengatakannya.”
“Tolong tinggalkan kami berdua.” pinta oh Yoon Joo pada pelayan.
Asisten pribadi Lee Seol mengerti, ia lalu meninggalkan kamar.

“Aku bilang, aku ingin sendiri.” kata Lee Seol.
“Kau akan mati.” ancam Oh Yoon Joo.
“Apa maksudmu? Sekarang kau membuat hidup seseorang seperti mayat, begitu?” jawab Lee Seol.
“Apa kau pikir, aku melakukan hal itu? Semua ini adalah kelakuanmu. Anak dari mantan narapidana, tidak menghadiri Press Conference. Itu menjadi topik yang paling dicari di Internet. Dan anak perempuan lain dari narapidana mengatakan kalau ia tidak memiliki hubungan lagi dengan Princess. Aku tidak tau, kapan kau berada di rumah sakit saat tengah malam, tapi sepertinya itu juga sudah menjadi sejarah kematianmu.”
“Sejarah kematianku? Kau dapat melihat kalau aku masih hidup. Katakan pada mereka, kalau hal itu tidak benar.” jawab Lee Seol.
“Itulah masalahnya. Disamping kau masih bisa hidup sekarang, apa yang dapat membuktikan kalau hal itu tidak benar? Kau kabur dari press conference. Kerajaan sedang dalam masalah. Otoritas Princess?”

“Jadi apa?” tanya Lee Seol kesal.
“Bukankah semua sejarah, paling tidak harus menjadi kenyataan? Ganti bajumu. Pergi ke rumah sakit segera dan berpura-puralah sakit.” suruh Oh YoON jOO. Ia menyuruh hal itu, agar terciptanya satu alasan kenapa Lee Seol tidak menghadiri Press Conference.
“Pergilah.” Suruh Lee Seol.
“Bangun sekarang juga.”
Lee Seol menyuruh Oh Yoon Joo keluar dari kamarnya. “Keluar.”
Karena kesal, ia lalu menelpon asisten pribadinya. “Masuklah.” pinta Lee Seol pada asisten pribadinya.
“Kau memanggilku, Yang Mulia.”
“Siapkan pakaianku, sesuatu yang rapih.” pinta Lee Seol. Asisten itu mengerti lalu segera melaksanakan perintah Lee Seol.
Sekarang, Lee Seol yang memberikan perintah pada Oh Yoon Joo, “Dan kau Direktur Oh Yoon Joo. Dirimu dan semua staff, panggil mereka semua dan suruhlah berkumpul sekarang juga. Sebagai seorang Princess, ada sesuatu yang harus aku katakan.”

Karena kesal, ia lalu menelpon asisten pribadinya. “Masuklah.” pinta Lee Seol pada asisten pribadinya.
“Kau memanggilku, Yang Mulia.”
“Siapkan pakaianku, sesuatu yang rapih.” pinta Lee Seol. Asisten itu mengerti lalu segera melaksanakan perintah Lee Seol.
Sekarang, Lee Seol yang memberikan perintah pada Oh Yoon Joo, “Dan kau Direktur Oh Yoon Joo. Dirimu dan semua staff, panggil mereka semua dan suruhlah berkumpul sekarang juga. Sebagai seorang Princess, ada sesuatu yang harus aku katakan.”

Lee Seol menyiapkan dirinya. Seluruh staff istana sudah berkumpul di ruang tengah yang megah, termasuk Park Hae Young, Oh Yoon Joo dan Profesor Nam Jung Woo. Lee Seol memperhatikan sekelilingnya. Ia melihat ke barisan pelayan, ia mencoba mencari asisten koki -Gun I- tapi ia tidak menemukan Gun-I di barisan itu.

Lee Seol naik ke atas sofa, dan ia lalu berkata. “Kalian semua, aku menyuruh kalian untuk datang berkumpul secara tiba-tiba.. Maafkan aku. Tentang diriku yang tidak menghadiri Press Conference, maafkan aku. Karena ketidakhadiranku dalam Press Conference, aku menyadari ada banyaknya rumor buruk tentangku. Dan aku. Mulai sekarang. Akan membersihkan rumor yang tidak baik itu. Mulai dari sekarang.”

 

Seluruh staff terus memperhatikan Lee Seol. Profesor Nam Jung Woo tersenyum melihat apa yang dilakukan Lee Seol.

“Aku tidak tau apa yang seharusnya aku lakukan. Situasi seperti ini tiba-tiba menjadi sesuatu hal yang sangat menakutkan bagiku. Alasanku memasuki istana adalah untuk membersihkan nama baik ayahku. Tapi, sekarang semuanya sudah jelas. Dan ayahku bukan hanya ayahku, tapi ia juga bagian dari sejarah istana. Untuk itu, pembentukan kembali keluarga kerajaan, akan aku lakukan lagi. Dan akan diadakan lagi press conference.” ucap Lee Seol dengan tegas.
Oh Yoon Joo menyela, “Hal itu sudah dilakukan.”
Lee Seol menjawab, “Jadi, persiapkanlah karena kita akan mengadakan hal itu lagi.”

Oh Yoon Joo berbicara dengan Park Hae Young.
Oh Yoon Joo berkata, “Kenapa seperti ini? Apa yang terjadi semalam? Kenapa ia bertindak seperti itu?”
“Itu memang yang akan terjadi cepat atau lambat. Apa yang salah?” jawab Park Hae Young dengan ringan.
“Yang ia rencanakan tidak benar. Demi aku dan kau, hal itu tidak boleh dilakukan.” pinta Yoon Joo.
“Lakukan saja. Dan kalau kau memerlukan bantuan, kau bisa menyuruhku.” jawab Park Hae Young.

“Sebenarnya apa yang kau rasakan? Apa kau akan benar-benar bermaksud untuk membiarkannya menjadi seorang Princess? Kau dan aku berada di tempat yang sama, begitulah yang aku pikirkan. Bukankah kita di posisi yang sama?” tanya Oh Yoon Joo, memastikan kalau dirinya dan Park Hae Young berada di kubu yang sama.
“Di posisi yang seperti apa?” jawab Park Hae Young. Jawaban yang bagus.. haha.
“Kau bertanya seperti itu karena kau tidak tahu? Apa kau masih ingin menikahiku?” tanya Oh Yoon Joo seraya menahan tangis.
“Bukankah, aku sudah mengatakan padamu, kalau aku tidak memiliki uang, maka aku tidak akan menikahimu. Itulah hal yang paling baik menurutku.” jawab Park Hae Young.

“Kenapa hal itu menjadi hal yang paling baik untukmu? Apa itu hanya sebuah alasan agar kau bisa lari dariku? Semua kenangan yang kita jalani bersama, apa itu hanya sebuah lelucon.”
“Yoon Joo-ah.”
“Kenapa kau memikirkan bahwa yang aku inginkan hanya uang?”
Park Hae Young mengatakan hal yang sebenarnya, “Kau salah paham.. Okay. Itu memang benar karena aku tidak lagi mengharapkanmu, tapi.. aku ingin kau bahagia. Ayahmu sudah mengabdi pada keluargaku. Paling tidak aku harus membayar semua itu padamu.”
“Jadi lakukanlah sekarang juga. Aku tidak bermasalah kalau kau menjadi miskin. Jadi lakukanlah sekarang. Kau tidak dapat menjawabnya. Kalau kau menjawabnya nanti, maka tidak akan ada jalan keluar. Dan itu artinya, kau akan beralih pada gadis itu. Apa itu benar seperti itu?” tanya Oh Yoon Joo.
“Aku mengerti apa yang kau pikirkan sekarang, tapi.. Aku tidak akan melakukan apapun padanya. Tidak akan.” jawab Park Hae Young.
“Kau mungkin tidak menyadari hal itu. Tapi kau sudah melakukannya.”

Lee Seol berada di ruangannya, ia masih gugup dengan apa yang barusan ia lakukan. Profesor Nam Jung Woo masuk ke ruangan Lee Seol. Ia memperhatikan Lee Seol dari kejauhan, lalu tersenyum melihat Lee Seol yang berjalan mondar mandir.
“Baru-baru ini sangat cool.” ungkap Profesor.
“Benarkah?” tanya Lee Seol, ia tersenyum.
“Yah..Itu sangat baik.” jawab Profesor seraya berjalan menghampiri Lee Seol.
“Aku tidak mau kehilangan apapun. Meskipun press conference akan diadakan lagi, paling tidak aku harus kembali ke rumah dulu. Karena, keluargaku sangat penting ketimbang sejarah negeri ini. Situasi berubah menjadi seperti ini, aku tidak boleh lagi membuat kekacauan.” jawab Lee Seol.

 

“Ada kemungkinan mereka akan bekerja keras.Bisakah kita duduk?” pinta Profesor.
“Ya.” Lee Seol tersenyum senang.
“Ini. Jangan lupa. Untuk warga korea, ini adalah sebuah sejarah. Tapi untukmu, ini adalah bagian dari keluargamu.” Profesor Nam Jung Woo menyerahkan satu dokumen bersejarah pada Lee Seol.
“Ini tentang kakekku. Aku sudah sibuk dengan urusan ayahku, aku bahkan tidak memikirkan tentang kakekku. Apa kakekku juga memiliki pengaruh besar atas kemerdekaan korea?” jawab Lee Seol. Ia senang sekali bisa mengetahui masa kejayaan kakeknya.
“Kerja kerasnya lebih dari apapun. Dan dia juga merupakan seseorang yang mengakhiri semua persengkataan.”

“Apa kau memberikan semua ini padaku?” tanya Lee Seol.
“Tidak.” jawab Profesor Nam Jung Woo.
“Aku menunjukkan, apa yang sudah aku teliti.”
“Profesor.” Lee Seol tertawa terbahak, lalu kemudian ia menahan tawanya, mengingat dirinya adalah Princess. “Oh, benar. Martabat, martabat.”
“Kau sedikit tidak berlaku baik.” ucap Lee Seol pada Profesor Nam JUng Woo.
“Whoa, kalau kau berbicara seperti itu, kau sudah seperti layaknya seorang Princess.” jawab Profesor.
“Profesor, kau baru saja berpikir bahwa aku sangat cute, bukan?!” terka Lee Seol.
“Oh, ya.. Hatiku berdebar-debar.” jawab Profesor.. Hehe..
“Ah, pembohong.” Lee Seol kembali tertawa.

“Meskipun hanya sebuah penelitian, tapi hal itu bisa membuatnya tertawa. Apa kau tau, bagaimana perasaanku?” tanya Profesor. “Hatiku seperti meledak-ledak, dan itu sangat membuatku bangga.”
“Terimakasih, Professor. Tapi, apa aku benar-benar bisa melakukan hal yang terbaik?” tanya Lee Seol.
“Tentu saja. Kau murid siapa dulu?? Seol, mulai sekarang dan nanti, setiap hidupmu akan diabadikan untuk sejarah untuk kepentingan masa yang akan datang. Seperti sejarah itu.” Profesor menunjuk dokumennya. “Jadi, jangan lagi menulis surat cinta. Dan jangan lagi menulis surat kepada seseorang atau mengatakan bahwa -aku merasa seperti di surga.- kepada siapapun. Jangan berbicara seperti itu. Mengerti?”
“Kau datang ke sini, untuk membuatku tertekan kan?”
“Apakah aku sangat berlebihan?”
“Kalau mereka akan menuliskan sejarahku, maka aku harus mengatasi semua masalah.”

Lee Seol berada di tempat favoritnya, di sebuah mobil tua. Ia membawa cemilan dan sebuah buku. Lee Seol menulis sesuatu yang aneh. “Judul, meninggalkan forum dengan cepat. Pancaran keinginan. Apa kau tau tentang kas? Menjadi kaya. Bagaimana cara menjadi kaya. Angkat kepalamu pagi-pagi sekali. Mari kita menari.”

Lee Seol membuka iPadnya, ia mengecek satu situs. “Ah, buruk sekali.. Aku sudah membuat 300 postingan agar menjadi anggota VIP.”

Lee Seol menelpon,
“Aku harus meninggalkan forum dulu. Tapi semua posting yang aku buat, jangan ada yang di delet. Bukan ini bukan seperti itu. Itu hanya gosip mengenai seseorang. Tidak, tidak. Jangan katakan apapun. Tidak bisakah kau hanya mengembalikan keanggotaanku sementara waktu? Ah, semua orang memiliki sejarah dan mereka pasti ingin mendelete salah satunya.” Lee Seol terus berbicara di telepon tanpa menyadari Park Hae Young yang datang menghampirinya.

 

Menyadari Park Hae Young datang, Lee Seol segera menutup telepon. Ia meremas-remas kertas berisi tulisannya, lalu memasukkannya ke dalam mulut. hahaa..
“Apa ini?” Park Hae Young curiga. Ia mencoba menarik remasan kertas  yang ada di mulut Lee Seol.
Lee Seol semakin keras menggigit remasan kertas itu. Semakin keras Lee Seol menggigitnya, semakin keras pula Park Hae Young menariknya. Akhirnya Park Hae Young mendapatkan kertas itu. Ia membuka kertas yang lusuh lalu membacanya.
“Berikan padaku.” pinta Lee Seol.
“Tunggu..Apa ini?”
“Kenapa kau membaca note milik orang lain, kembalikan itu padaku.” Lee Seol kesal. “Kembalikan itu padaku.”
“Kekejaman noona? Apa ini? Judulnya terlihat sangat dewasa. Apa kau menonton video porno?” tebak Park Hae young.
“Aku hanya melihat previewnya..” jawab Lee Seol. “Kau pikir, aku itu kau? Kembalikan padaku!”
“Bagaimana bisa kau mendelete itu semua, huh?” jawab Park Hae Young, ia mengerti bahwa Lee Seol ingin agar pihak web mengatasi masalah mengenai postingannya di situs itu.

 

Park Hae Young menelpon seseorang untuk mengatasi hal itu, “Oh ini aku. Aku ingin mengirimmu sebuah dokumen baru. Mengenai ID yang telah diregistrasi di sebuah web. Tunggu, apa kau juga menonton video porno dari negara lain juga? Hapus saja semua account ID itu, hari ini harus selesai. Aku serahkan semua ini padamu.”

“Kenapa kau baik padaku dan pada akhirnya kau menusukku dari belakang? Apa ada sesuatu lagi yang kau inginkan?” tanya Lee Seol yang mulai curiga. “Atau kau akan mengirimkan seorang pembunuh atau seorang ahli pedang untuk membunuhku saat aku tidur?”
“Berhenti menonton drama dan film porno.” ucap Park Hae Young.
“Bukan film porno.” jawab Lee Seol. Park Hae Young tertawa.

“Kenapa? Kenapa kau tertawa di depan seseorang yang akan mengambil semua harta warisanmu?”tanya Lee Seol.
“Apa kemampuanmu cukup untuk melakukan hal itu?” tanya Park Hae Young.
“Apakah aku mampu atau tidak, apakah kau ingin melihat hal itu?”
“Kalau kau ingin melihat seberapa kuat sebuah tanaman, kau harus melihat tunasnya terlebih dulu.” Park Hae Young berfilosofi.
“Kau tau segalanya. Kenapa kau seperti ini? Yang aku lakukan adalah menjadi seorang Princess.”
“Benar. Semua orang di negara kita pasti berpikir kalau Princess negara kita sangat cantik.” Park Hae Young memuji Lee Seol kali ini. hahaa..
“Kau.. Apa? Apa yang baru saja kau katakan?”
“Kau cantik.” ulang Park Hae Young.
Lee Seol sedikit terkesima, “Kau bilang aku cantik, dan kau akan meninggalkanku lagi seperti waktu itu?”
“Apa hatimu berdebar sekarang?” tanya Park Hae Young.
“Apa kau mencoba mengujiku sekarang?”
“Aku menguji diriku sendiri.” jawab Park Hae Young.

Kemudian, Asisten Pribadi Lee Seol datang menghampiri mereka. Ia mengatakan, “Kalian disini. President sedang menunggumu, ia sangat ingin makan malam bersamamu.”
“Aku?” tanya Lee Seol.
“Kalian berdua.” jawab Asisten.
“Aku mengerti.” jawab Park Hae Young.

Lee Seol, Park Hae Young, Oh Yoon Joo, Profesor Nam Jung Woo dan Kakek Park Hae Young berkumpul di meja makan.
Kakek berkata dengan senang, “Setelah mendengar kalau kau akan mengadakan kembali press conference, aku merasa sangat senang.”
Lee Seol menjawab. “Aku tau kau sangat mengkhawatirkanku setiap waktu. Tapi, aku pikir kau harus beristirahat lebih banyak sekarang. Aku memang tidak mengetahui, apa yang harus aku lakukan sekarang, tapi apapun itu, aku akan melakukannya dengan bekerja keras.”

“Kau sangat terlihat seperti ayahmu. Kalau kau ingin seperti kakekmu, kau harus bisa menyelesaikan semua yang harus kau selesaikan, Yang Mulia.” jawab Kakek.
“Profesor Nam tolong bantu dia.” pinta kakek. “Yoon Joo juga, dan kau juga.”
“Karena ia adalah muridku, aku akan mengajarkan banyak hal padanya. Dia memiliki kemampuan untuk membuat semua orang dilingkungannya merasa senang.” jawab Profesor nam Jung Woo.

“Alasanku memanggil kalian untuk berkumpul makan malam ini adalah untuk membicarakan tentang press conference. Tapi lebih penting, aku akan membahas sebuah masalah. Karena masalah Dae Han Group selalu bisa berdampak buruk bagi Princess. Aku dan kalian semua mengetahui betapa sulitnya untuk mengambil dukungan dari masyarakat. Untuk itulah, aku memanggil kalian ke sini. Seperti yang kalian ketahui, aku sudah tidak lagi memiliki waktu yang banyak. Ada sesuatu hal yang harus kalian lakukan untukku.” ungkap kakek.
“Apakah itu?” tanya Oh yoon Joo dengan sopan.

“Hae Young dan Yoon Joo, menikahlah. Kau harus cepat menyusun semuanya dan menetapkan tanggal pernikahan kalian lalu menginformasikannya kepada publik. Dan semua pembicaraan buruk mengenai Park Hae Young dan Princess akan segera berakhir. Dan itu juga menandakan bahwa tidak ada lagi jarak yang memisahkan antara istana dengan Dae Han Group. Kenapa kalian tidak menjawab?” tanya Kakek.
Ucapan kakek itu membuat semua terdiam. Lee Seol dan Profesor menatap Park Hae Young dan Oh Yoon Joo.
Akhirnya, Park Hae Young berkata “Ya. Aku akan melakukan itu. Bukan karena Keluarga kerajaan, juga bukan karena keinginan kakek, karena aku juga mengharapkan pernikahan ini.”
Tapi, aneh. Jawaban yang bertolak belakang dilontarkan oleh Oh Yoon Joo, “Tidak. Aku tidak ingin menikahi oppa.”
Kenapa tiba-tiba Oh Yoon Joo menolak kesempatannya untuk menikahi Park Hae Young, apa ia masih mengincar Profesor Nam Jung Woo atau ia memiliki rencana besar lainnya?

Sinopsis My Princess Episode 8 part 1

Sinopsis My Princess episode 8 part 1

Lee Seol terbangun dari tidurnya. Setelah bangun, Lee Seol lalu segera mencari Park Hae Young. Ia berkeliling penginapan tapi tidak juga menemukan keberadaan Park Hae Young. Lee Seol berlari ke arah pantai, berharap bertemu dengan Park Hae Young. Tapi, ia malah bertemu dengan para pengawal istana. Para pengawal itu datang untuk menjemput Lee Seol.

Tanpa permisi, para pengawal langsung memegang tangan Lee Seol. Lee Seol terkejut.
“Apa yang kalian lakukan di sini?” tanya Lee Seol panik.
“Yang Mulia, maafkan kami.” jawab Para pengawal. Mereka lalu membawa paksa Lee Seol.
“Perlakuan apa seperti ini?” Lee Seol kesal.
“Kami akan membawamu ke mobil.”
“Huh? Oh, Omo! No! Apa yang kalian lakukan?” Lee Seol memberontak. “Lepaskan aku, aku bilang lepaskan aku.”
Tapi apa daya, kekuatan Lee Seol tidak mampu untuk memberontak.

Sebenarnya, kedatangan para pengawal itu adalah suruhan dari Park Hae Young. Park Hae Young sengaja melakukan hal ini agar Lee Seol tidak bisa menghadiri press conference. Sebenarnya niat Park Hae Young baik, ia hanya ingin agar Press conference berjalan sebagai mana mestinya. Sebagamana mestinya? Kalau Lee Seol menghadiri press conference, Lee Seol pasti tidak akan membahas tentang scandal ayah tirinya yang menggelapkan barang-barang bersejarah. Nah, karena hal itu akan menjadikan rumor kerajaan semakin memburuk dan posisi Lee Seol untuk menjadi Princess akan sulit.

Para pengawal memaksa Lee Seol untuk masuk ke dalam mobil.
Lee Seol mencoba bernegosiasi. “Baiklah. Meskipun caramu yang kau lakukan saat ini tidak baik. Tapi, kita sudah sampai sini. Dan juga sepertinya motive kalian bukan untuk menyakitiku. Jadi, bisakah kita membuat sebuah negosiasi atau kesepakatan?”
“Apa?” tanya pengawal yang tidak mengerti.
“Aku sangat menyadari bagaimana keadaan saat ini. Direktur Oh Yoon Joo yang menyuruh kalian ke sini, kan?” tanya Lee Seol.
“Apa?” pengawal itu semakin tidak mengerti.
“Tapi, saat Park Hae Young sampai di sini, aku akan segera pergi. Tapi, apakah aku memang benar-benar harus tinggal di sini dalam jangka waktu yang lebih lama? Aku bilang bahwa aku juga akan benar-benar pergi.” ucap Lee Seol.

Kemudian teleponnya Lee Seol yang disita oleh para pengawal berdering.
“Mungkin itu Park Hae Young. Berikan teleponnya padaku.” Lee Seol meminta handphonenya.
“Maafkan aku. Kau tidak diperbolehkan menerima telepon.” jawab pengawal.
“Aish!! Benar-benar kau membuatku marah. Kalau kalian tidak memberikanku ponsel itu, aku berjanji kalau kalian hanya akan makan nasi dan kacang.” ancam Lee Seol.
Hehe.. Pengawal itu bergidik ngeri mendengar ancaman Lee Seol.

Kemudian handphone milik pengawal berdering. Panggilan dari Park Hae Young.
“Tolong, terima telepon ini.” pengawal itu memberikan handphonenya pada Lee Seol. Agar Lee Seol menerimanya.
“Hello.” sapa Lee Seol.
“Ini aku.” jawab Park Hae Young. Ia tengah mengemudikan mobil menuju ke istana.
“Para pengawal datang dan membuat kekacauan. Cepat jemput aku.” pinta Lee Seol.
“Aku tidak akan datang.” jawab Park Hae Young dengan kaku.
“Apa? Apa maksudmu?”
“Aku sengaja meninggalkanmu. Kau tidak bisa datang ke Press Conference. Meskipun kau mencoba untuk mencari jalan pulang lalu kau menghadiri Press Conference itu percuma, karena kau akan telat.  Kau tidak diperbolehkan untuk masuk.” ucapan Park Hae Young membuat Lee Seol tertegun. Lee Seol tidak habis pikir, kalau Park Hae Young akan melakukan ini padanya.

Istana sedang sibuk mempersiapkan seluruh properti untuk Press conference. Ketua pelayan memberikan komando agar semua kursi dan properti diletakkan di tempat yang benar.
“Perhatikan detailnya, dan lakukan dengan cepat. Pastikan posisinya tepat. Pastikan juga susunannya berjajar. Jangan ada kesalahan.”
Presiden dari kubu kontra Geum Ja Party ternyata datang menghadiri press conference. Oh Yoon Joo segera menemuinya. Ia mempersilakan presiden kubu kontra itu untuk masuk ke dalam istana.
“Ini sebuah kehormatan karena kau mau hadir untuk inaugurasi kerajaan.” ucap Yoon Joo.
“Kau membuat kesalahan kalau kau mengira aku datang ke tempat ini hanya untuk memberi penghargaan atau mendukung kerajaan.” jawab presiden kubu kontra.

 

Akhirnya ketua pelayan mengetahui bahwa Princess menghilang. Ia segera melaporkan hal itu pada Oh Yoon Joo. Ketua asisten pelayan dengan terburu-buru menghampiri Yoon Joo yang sedang bersama presiden kubu kontra.
“Direktur Yoon, ada masalah besar.” lapor Ketua asisten pelayan.

 

Berita hilangnya Princess juga sampai kepada Ayah Yoon Joo. Ayah Yoon Joo segera melaporkan hal itu pada Kakek Park Hae Young.
Dengan hati-hati ayah Yoon Joo mengatakan pada kakek, “Presiden, ada yang ingin aku kabarkan padamu. Mohon jangan terkejut.”
“Apa yang terjadi?” tanya Kakek.
“Princess menghilang.Sepertinya ia menyelinap keluar semalam.”
Kakek kesal, ia hampir terjatuh. Kakek lalu berkata, “Hae Young, dimana Hae Young?”

Asisten pribadi Lee Seol masuk ke ruangan Park Hae Young. Ia memberitahukan bahwa press conference akan segera dimulai.
“Diplomat Park.” ucap asisten pribadi Lee Seol. Asisten ini juga mengetahui kalau Lee Seol semalam keluar bersama Park Hae Young.
“Ya.” jawab Park Hae Young yang sedari tadi terdiam. Sudah sejak lama Park Hae Young berdiri di dekat jendela. Ia juga bimbang harus mengambil keputusan seperti ini. Ia sepertinya memiliki pertimbangan lain atau rencana lain.
“Kau pergi dengan Princess kemarin. Aku tetap tutup mulut karena kalian berdua terlihat senang.” akhirnya pelayan itu mengatakan hal yang sangat ingin ia katakan.
Dari sekian banyak pelayan, asisten pribadi Lee Seol inilah yang paling care dengan Lee Seol.
“Kau melakukan yang terbaik.” jawab Park Hae Young.
“Ah, tapi Press conference akan segera di mulia dan Princess…”
“Jangan khawatir dan keluarlah dari ruanganku.” pinta Park Hae Young.

Kemudian, seorang asisten kakek mengetuk pintu lalu masuk ke ruangan Park Hae Young. Ia berkata, “Aku datang untuk menjemputmu. Mereka akan memulai Press Conference.”
“Aku akan segera kesana. Dan katakan pada mereka, bahwa aku akan datang telat.” jawab Park Hae Young dengan enggan.
“Kita sudah menundanya selama 10 menit. Bila kita menundanya lebih lama, maka akan sangat terlihat tidak sopan.” balas asisten itu.

Karena Princess menghilang, para pelayan yang lain ikut sibuk membicarakannya. Seperti mendapat gosip baru yang asik dibicarakan.
“Kau masih belum dapat menemukan Princess? Apa benar ia semalam keluar?”
“The Press Conference mungkin akan ditunda, benar?”
“Kalau wartawan marah, maka kita akan sulit untuk meredakannya.”

Ketua pelayan segera menghampiri mereka dan berkata dengan tegas, “Kenapa kalian malah mengobrol tentang wartawan? Bagaimana dengan Princess? Apa kau masih tidak dapat menemukannya?”
“Ya. Maafkan aku, Manager. Apakah Princess akan baik-baik saja kan?” tanya asisten pribadi Lee Seol.
“Kalau aku tahu hal itu, maka aku tidak akan panik dan khawatir sekarang.” jawab Ketua pelayan dengan ketus.

Karena sudah jenuh menunggu Press Conference yang juga tidak dimulai-mulai, mereka lalu mulia membicarakan tentang Princesss.
“Mereka bilang Princess menghilang.”
“Apa yang terjadi?”
“Mereka gila”
“Apa Princess benar-benar akan datang?”
“Dimana dia sekarang?”
“Diplomat Park juga belum datang.”
“Jika tidak ada yang datang, bagaimana bisa kita dapat melangsungkan Press Conference?”
Presiden kubu Kontra yang mendengar hal itu segera tersenyum licik, sepertinya kedatangan dirinya ke press conference semakin membuatnya bangga diri.

 

 

Park Hae Young menuju pelataran Press Conference, lalu reporter segera mengambil foto Park Hae Young. Park Hae Young berdiri di mimbar. Ia siap memulai Press Conference tanpa Princess.
“Kita akan memulai Press Conference yang membahas tentang pengembalian kembali atau pembentukan kembali Keluarga kerajaan dan juga masuknya Princess ke istana. Tapi pertama, sebelum kita mulai, kita memiliki kabar yang tidak baik. Karena masalah pribadinya, Princess tidak bisa datang. Tapi, pada kesempatan ini. Kami akan memberikan tanggapan mengenai beredarnya rumor tentang Prince Lee Han (Ayah Lee Seol). Mengenai rumor yang beredar tentang Prince Lee Han beberapa waktu yang lalu. Pihak kerajaan akan mengambil tindakan terhadap semua tindakan dan segala tuduhan buruk yang diarahkan kepada Prince Lee Han. Hari ini aku akan menguraikan tentang penipuan barang antik yang beberapa waktu lalu diberitakan.”

 

Lee Seol menangis, ia ditinggal begitu saja oleh Park Hae Young dan ia tidak bisa menghadiri Press Conference. Ia bersedih karena tahu bahwa Park Hae Young akan membicarakan tentang scandal ayah tirinya. Kenapa Lee Seol bersedih, padahal itu adalah ayah tirinya? Karena saat scandal ayah tirinya dipublikasikan oleh masyarakat, maka yang menanggung malu adalah keluarga tiri atau keluarga angkat Lee Seol. Dan itu juga akan menyakiti ibu angkat Lee Seol dan kakaknya. Saat keluarga angkat Lee Seol mengetahui berita itu, maka mereka akan menjauh atau lebih kejamnya mereka akan memutus hubungan dengan Lee Seol.
“Sekarang. Berikan ponselku.” paksa Lee Seol.
“Maafkan aku.” jawab pengawal.
“Berikan padaku. Aku tidak akan membuat masalah. Aku juga bahkan tidak akan bisa menghadiri Press Conference.” Lee Seol menahan tangisnya.
Pengawal merasa simpati pada Princess, lalu ia berkata “Berikan padanya.”

Profesor Nam Jung Woo yang measa khawatir dengan keadaan Lee Seol segera menghubungi Lee Seol.
“Lee Seol kau dimana? Apa kau baik-baik saja? Kau mungkin tidak akan datang ke istana, benar? Park Hae Young tengah memimpin Press Conference. Apakah dia sudah membicarakan hal itu terlebih dulu denganmu? Kau sudah menyiapkan sesuatu?.” ucap Profesor dengan cemas.
“Aku baik-baik saja, Profesor. Aku akan segera sampai. Aku akan membicarakan hal ini saat aku sampai di sana. Tapi, bisakah kau memperpanjang press conference itu, sehingga aku masih memungkinkan untuk menghadirinya?” tanya Lee Seol. Ia masih memiliki harapan agar bisa hadir ke press conference.
“Press Conference sudah dilaksanakan lebih dari waktu yang ditentukan. Tapi, apakah Park Hae Young mungkin akan melakukannya?” terka Profesor Nam Jung Woo.

Park Hae Young terus melanjutkan pidatonya. Ia membeberkan hal yang sebenarnya.
“Setelah melakukan berbagai investigasi dan terungkap bahwa orang yang terlibat dalam penjualan barang-barang antik bukan Prince Lee Han (Ayah Lee Seol). Terungkap, bahwa orang itu adalah bukan Prince, tapi ayah angkat dari Princess yaitu Lee Dong Gun. Princesss sangat sedih setelah mengetahui kenyataan hal itu. Dan melalui Press Conference ini, Princess ingin membuat semuanya jelas. Dan ada satu hal lagi yang akan aku katakan. Aku mengatakan hal ini bukan karena aku adalah cucu dari pemilik Dae Han Group, Park Dong Jae. Tapi, sebagai perwakilan dari The Royal Foundation, aku disini sebagai Tutor Princess. Oleh karena itu, diharapkan tidak akan ada lagi sebuah konsep yang salah, entah itu berita mengenai Dae Han Group yang memanfaatkan keluarga kerajaan atau yang lainnya. Dengan ini, aku akan membuat rangkuman mengenai statement yang diberikan oleh Prince Lee Han. Terima kasih.” Park Hae Young menutup pidatonya lalu beranjak pergi dari mimbar.

Ia tidak mempedulikan para Wartawan yang segera menghujaninya dengan banyak pertanyaan.
“Dimana keberadaan Princess sekarang?”
“Tolong berikan komentar terhadap “wanita yang dipeluk”
“Apa yang dilakukan oleh seorang tutor?”

Profesor Nam Jung Woo kesal dengan hal yang dilakukan oleh Park Hae Young di press conference. Setelah Park Hae Young turun dari mimbar, Profesor segera mencarinya. Mereka lalu saling bertemu dan berbicara di koridor istana.
“Apa yang sedang kau lakukan? Apa yang sebenarnya kau inginkan?” tanya Profesor dengan kesal.
“Kau baru saja melihat semuanya.” jawab Park Hae Young dengan acuh.
“Aku baru saja berbicara dengan Lee Seol. Dia ingin menghadiri Press conference ini. Apa kau mencoba untuk memaksanya agar ia tidak datang? Benarkah?”
“Tidak ada yang perlu kau lakukan, kau tidak perlu ikut campur.” jawab Park Hae Young.

Profesor masih tetap membela Lee Seol. “Mengungkapkan bahwa pencurian dan penggelapan barang-barang antik itu dilakukan oleh ayah angkat Lee Seol, apa kau sudah mendapat persetujuan dari keluarga angkatnya?”
“Siapa di dunia ini yang akan menyetujui pengungkapan fakta seperti itu?” jawab Park Hae Young.
“Apa?”
“Dan kalau mereka memutuskan untuk membuat masalah atau complain terhadap hal itu, maka kita akan berurusan dengan pengadilan.”
“Apa kau tau, apa yang baru saja kau lakukan? Apa dampak dari yang baru saja kau lakukan? Bagi Lee Seol, mereka adalah keluarga satu-satunya dan karena masalah ini, Lee Seol akan kehilangan mereka.” ungkap Profesor. “Selama ini kau selalu menggunakan caramu sendiri, saat di rumah sakit itu, aku tau kau mulai mengkhawatirkan Lee Seol. Aku pikir kau bukan seorang pria yang buruk, dan kau tidak akan menyakitinya. Aku sudah mulai mempercayaimu. Tapi, bagaimana bisa kau melakukan ini?”

“Kau memiliki penilaian yang salah terhadapku. Jika kau di sini sebagai seorang direktur dari Royal Foundation dan bekerjalah sesuai dengan tugas yang ada. Dan Professor Nam. Aku pikir, cintamu pada muridmu sendiri sedikit berlebihan.” Park Hae Young membalas dengan memojokkan Profesor Nam Jung Woo.
“Lee Seol lebih dari sekedar murid bagiku.” jawab Profesor.
“Lebih dari seorang murid?”
“Lee Seol memiliki riwayat hidup bagiku. Dan dia adalah sebuah mimpi yang selalu aku kejar selama hidupku.” jawab Profesor Nam Jung Woo. Ya, dari dulu Profesor sudah sangat ingin menemukan siapa cucu dari prince Lee Han. Obsesi Profesor adalah mengungkapkan sejarah korea dari akar sampai ujung dahan. Dengan mengetahui bahwa Lee Seol adalah anak dari Prince Lee Han, maka pencarian sejarahnya akan lengkap.
“Ini akan sulit dimengerti bagi seseorang yang melakukan sesuatu hanya didasari dengan uang.” Profesor melanjutkan kata-katanya.
“Kau pasti sangat senang. Kau menunjukkan perhatianmu dan membiarkannya berada di sisimu.” jawab Park Hae Young.
“Ya, aku akan berada di sisinya sampai akhir.”

Di mobil Lee Seol melihat jalannya Press Conference dari iPad. Lee Seol kesal, ia menangis.
“Kau membawaku sampai sejauh ini hanya dengan alasan bahwa kau akan meninggalkanku.. Karena ini?!” Lee Seol bicara pada dirinya sendiri.
“Putar arah mobil ini.” perintah Lee Seol.
“Tapi.. Diplomat Park-” kata-kata pengawal diputus oleh Lee Seol.
“Putar arah mobil ini!!” teriak Lee Seol.

Park Hae Young berdiam diri di ruangannya. Kemudian tidak berapa lama kemudian Oh Yoon Joo masuk ke ruangan untuk menemui Park Hae Young.
“Princess akan segera tiba. Aku akan mengurus semua ini, jadi kau tidak perlu khawatir.” jawab Park Hae Young saat Yoon Joo menatapnya.
“Apa kau pergi dengan Princess semalam?” tanya Oh Yoon Joo cemburu.
Park Hae Young terdiam, lalu ia menjawab, “Ya. Aku pergi bersamanya. Aku tidak akan membuat alasan lain.”

 

“Tidak masalah, karena aku mempercayaimu, Oppa. Tapi saat Press Conference, kau melakukan tindakan yang tidak benar. Kenapa kau ikut campur dan berusaha menolongnya?” tanya Oh Yoon Joo. “Sekarang orang-orang akan merasa sangat simpati dengan Prince. Kenapa kau membantunya?”
“Karena ini adalah sebuah solusi sehingga ia kehilangan keluarganya. Bagaimanapun kejamnya itu… Aku pikir kau akan mengerti lebih dari orang lain.” jawab Park Hae Young. Yeah, mereka mulai debat.
“Tidak. Apa akan sangat menyedihkan bila berpisah dengan keluarga angkat? Dia mungkin akan merengek dan menangis beberapa waktu. Tapi, apakah menurutmu, dia akan berhenti menjadi Princess? Dan pada akhirnya, kau melindunginya.” jawab Yoon Joo.

 

 

 

Ketegangan mereka terhenti karena kedatangan kakek. Kakek masuk ke dalam ruangan dan segera berkata pada Oh Yoon Joo. “Yoon Joo bisakah kau keluar.”

Oh Yoon Joo segera membungkuk memberikan hormat lalu ia keluar dari ruangan.
Kakek menghampiri Park Hae Young.
Park Hae Young berkata, “Aku sudah melakukan apa yang kau inginkan. Karena Princess tidak ingin nama ayahnya tercemar, maka aku berusaha untuk menjernihkannya dan aku melakukannya atas nama Princess.Keluarga kerajaan sangat rentang akan banyaknya tuduhan dan bahkan Princess sangat membenci sampai aku mati. Ini yang kau inginkan.”
“Ya, benar. Aku tidak ingin Princess hidup ditengah banyaknya rumor buruk. Kau tidak perlu terlalu bangga dengan apa yang sudah kau lakukan.” jawab Kakek. Ia lalu meninggikan suaranya, “Apa yang baru saja kau lakukan? Dimana Princess sekarang?”
“Dia mungkin sedang menangis di suatu tempat.” jawab Park Hae Young.

Di kediaman rumah Lee Seol, Lee Dan geram setelah menonton Press Conference. Ia sudah menduga kalau adik angkatnya itu akan berbuat seperti ini.
Ibu angkat Lee Seol baru saja pulang dari pasar, “Meskipun aku membawa uang 30.000 won. Bagaimana bisa tidak ada yang dibeli. Kenapa semua harga makanan favorite ee Seol naik? Meskipun ini hanya makanan pembukaan bagi Princess, mungkin harganya akan naik juga..?”
Ibu Lee Seol heran melihat Dan-ah yang berdiri terpaku di depan Tv. “Dan-ah, Dan-ah kenapa kau seperti itu?”
Dan-ah menahan marahnya lalu berkata, “Apa yang harus kita lakukan, bu.. Seol.. Seol menghianati kita.”

Lee Seol berlari menuju rumahnya. Ia berlari seraya menangis. Lalu tangisnya semakin menjadi saat sampai di depan pintu rumah. Lee Seol mengetuk pintu, “Bu.. Ini aku.. Seol datang. Unnie.. Unie. buka pintunya huh? Dengarkan apa yang akan aku katakan. Ibu, kau di dalam kan. Ibu,buka pintunya.” Lee Seol menangis.
Ibu Lee Seol bimbang, ia masih sangat mencintai Lee Seol, tapi di sisi lain, hatinya juga sangat sakit karena pemberitaan tentang suaminya itu. Saat Ibu Lee Seol berdiri untuk menemui Lee Seol, Lee Dan segera menghalangi ibunya.
“Ibu jangan pergi. Dia bukan lagi bagian dari keluarga kita.” ucap Lee Dan.

Lee Seol menangis, “Ibu, kau di dalam.. Ibu, bukan pintunya. Ibu, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku tidak merencanakan untuk membicarakan ayah.” ucap Lee Seol. Tante Tae Hee acting nangisnya keren, bisa buat orang yang liatnya ikutan sedih. Apalagi buat orang yang sendu, pasti ikutan nangis. heehe.
Ibu melepas tangan Lee Dan yang menahannya, ia menghampiri pintu dan berkata pada dirinya sendiri, “Tidak apa-apa. Kita memang harus mengungkapkan hal yang sebenarnya. Kalau kau hidup dengan senang dan baik, maka aku sudah merasa puas. Walau bagaimanapun juga, aku mengerti tapi hatiku sangat sakit. Sangat sakit. Jadi, aku tidak ingin melihatmu.”

 

Profesor Nam Jung Woo datang untuk menenangkan Lee Seol. Ia memakirkan mobilnya lalu menghampiri Lee Seol.

Lee Seol menangis di dalam mobil Profesor, “Profesor, apa yang harus aku lakukan? Apa yang dapat aku lakukan untuk ibuku. Apa yang dapat aku lakukan untuk unnieku.”
“Bukan untuk ibu atau kakakmu. Tapi kau harus memikirkan tentang dirimu sendiri.” jawab Profesor Nam Jung Woo.
“Aku?” tanya Lee Seol tidak mengerti.
“Dan berhentilah menangis.” pinta Profesor.”Putuskan sekarang. Kau bisa keluar dari mobil ini dan kembali ke keluargamu. Atau kau kembali ke istana. Apa yang akan kau pilih? Ini adalah pilihan yang mudah, tapi bahkan kau tidak dapat memilihnya, benar?” pertanyaan Profesor Nam Jung Woo ini membuat Lee Seol terdiam. Ia mulai berpikir.

Profesor Nam Jung Woo meneruskan perkataannya, “Setelah kau melihat press conference, aku yakin kau akan pergi ke rumahmu. Maka untuk itulah, aku datang. Tapi saat aku datang, aku berharap kau tidak ada di sini. Itu adalah hak untuk muridku, Lee Seol datang menangis dan merengek kepada keluarganya dalam situasi seperti ini. Tapi, bukankah seharusnya Princess Lee Seol datang ke Press Conference meskipun hal itu telat?”
Lee Seol memandang Profesor Nam Jung Woo.

 

Perkataan Profesor tidak untuk memaksa Lee Seol untuk kembali ke istana, tapi lebih menerangkan pemahaman hal yang seharusnya dilakukan Lee Seol. “Sekarang kau tidak bisa melakukan apapun, kecuali dijatuhkan oleh Park Hae Young dan dilempar oleh Oh Yoon Joo. Semua itu terjadi, karena kau masih belum bisa mempercayai dirimu kalau kau adalah seorang Princess. Apa aku salah?” Tanya Profesor.

Lee Seol terdiam.
Profesor melanjutkan kembali perkataannya, “Kau.. Sebelum kau menjadi putri dari orang tuamu. Kau adalah bagian dari sejarah Korea. Hal itu adalah sejarah yang benar dan harus terus ditata kebenarannya. Itu juga merupakan sebuah sejarah yang harus ditulis ulang, untukku dan untuk warga Korea.”

Ayah Yoon Joo datang ke ruangan Park Hae young. Ia berkata, “Biarkan aku mengganggumu sebentar.”
“Bicaralah.” jawab Park Hae Young.
“Aku sangat berterimakasih dan aku meminta maaf.” ucap Ayah Yoon Joo.
“Untuk apa?” tanya Park Hae Young.
“Saat press conference kau memilih keputusan yang benar. Kakekmu merasa sangat lega sekarang. Keputusanmu sangat baik, Hae Young.”
“Jangan memuji aku, kau masih belum tau, apa yang aku rencanakan.Pilihan yang benar, tidak selalu menghasilkan keputusan yang benar dan berhasil.” ungkap Park Hae Young.
“Apa maksudmu?” Ayah Yoon Joo sama sekali tidak mengerti.
“Tidaklah sulit untuk memaksa gadis seperti itu.. Hidup seperti bagaimana ayahnya hidup. Dan pada kenyataannya, aku adalah ayah dari anakku. Jangan lupa itu.”

Oh Yoon Joo berjalan meninggalkan ruangan, ia memegang sebuah berkas. Berkas itu berisi biodata Lee Dan (Kakak Lee Seol). Kakak perempuan Lee Seol sudah memberitahukan bahwa ia memiliki sebuah benda bersejarah, tapi ia tidak mengatakan kalau benda itu asli atau palsu. Benda bersejarah itu adalah sebuah tas milik permaisuri.
“Kau menyembunyikan kartunya, apakah ini tas bersejarah asli atau palsu.” gumam Oh Yoon Joo.
Kemudian, ketua asisten pelayan menghampiri Oh Yoon joo untuk memberitahukan bahwa Princess sudah datang. “Princess baru saja tiba.”

“Apa, mereka menggunakan kamar yang sama? Princess dan Hae Young berbagi kamar?” Kakek marah besar atas laporan dari beberapa pengawal yang menjemput Lee Seol.
“Itu karena hanya ada satu kamar di tempat itu.” jawab pengawal.
“Apa dia gila?!!”
“Aku yakin, meskipun mereka menggunakan kamar yang sama, tidak berarti mereka melakukan hal yang tidak benar.” pengawal itu berkata lagi.
“Dimana sekretaris!! Panggil dia ke sini..”

 

Lee Seol dan Profesor Nam Jung Woo tiba di istana, para pelayan segera menyambutnya. Asisten pribadi Lee Seol langsung menghampiri Lee Seol, ia bertanya “Yang Mulia, kau dari mana saja? Aku sudah mencarimu kemana-mana.”
Profesor Nam Jung Woo berkata, “Dia mungkin lelah, jadi biarkan ia beristirahat.”
Lee Seol menjawab, “Tidak. Aku ingin bertemu Park Hae Young.”
“Dimana Park Hae Young.” tanya Lee Seol pada pelayan.
“Diplomat Park ada di ruangannya.”
“Aku akan pergi.” Lee Seol berjalan ke arah ruangan Park Hae Young. Tapi di pintu masuk ruangan, ia bertemu dengan Oh Yoon Joo.

“Kau sangat telat.. .” ucap Oh Yoon Joo dengan nada sinis.
“Jadi, kau pasti sangat senang.. .” jawab Lee Seol.
“Sedikit. Aku tidak terlalu yakin apa aku senang atau tidak. Karena Princess memiliki banyak ksatria yang menjaganya. Jadi, aku tidak terlalu khawatir. Kau boleh pergi.” Oh Yoon Joo melihat ke arah Profesor Nam Jung Woo, perkataannya dimaksudkan untuk menyindiri profesor.

Para pelayan hendak mengikuti Princess Lee Seol untuk masuk ke dalam ruangan, tapi Oh Yoon Joo segera berkata, “Press Conference sudah selesai. Setiap orang bisa kembali ke tempat mereka masing-masing.”
Semua pelayan patuh dan mereka kembali ke tempat mereka masing-masing.

Oh Yoon Joo menghampiri Profesor Nam Jung Woo. Ia berkata, “Profesor.. Muridmu sungguh sangat naif. Dia tidak memiliki pendirian yang kuat. Ia hanya bisa berlari saat emosinya menguasai dirinya. Kau bisa memikirkannya kalau ia akan tergelincir karena tidak mengetahui ke arah mana ia selanjutnya.”
Profesor menjawab seraya tersenyum “Jadi, karena itulah ia sangat menarik. Meskipun kau tidak tau kemana arahnya berlari, tapi tiap kali ia berlari ke suatu tempat, ia membuat tempat itu menjadi sangat terang.”

Meskipun kau tidak tau kemana arahnya berlari, tapi tiap kali ia berlari ke suatu tempat, ia membuat tempat itu menjadi sangat terang.
“Aku.. dan direktur, kita juga pernah mengalami hal itu, benar? Itu sudah terjadi sangat lama dan mungkin kau tidak akan mengingatnya.” jawab Profesor, ia mencoba mengingatkan Oh Yoon Joo tentang masa-masa mereka saat masih bersama.

Sinopsis My Princess Episode 7

Sinopsis My Princess Episode 7

 

Yoon Ju memberikan peringatan kepada Seol dengan tenang dan senyum manis, membuatnya semakin mudah dibenci.
Sebuah tim mulai mempersiapkan rapat untuk membahas image publik Seol. Para asisten mengeluarkan ide mereka, tetapi Yoon Ju menolak semuanya dengan alasan – yang secara sengaja menyingung Seol – seperti menghindari kesan “putri dari rakyat jelata” karena akan mengingatkan orang bahwa ia yatim piatu dan diadopsi juga menghindari kesan “putri tradisional” karena mengingatkan orang akan pekerjaan part timenya yang bergaji kecil.

Saat semuanya sedang berlangsung, Hae Young melihat Seol yang terlihat semakin putus asa dan membuatnya terganggu. Tapi Yoon Ju terus menekan – sadar efek dari perkataannya tetapi tidak terganggu oleh hal itu. Yoon Ju memberi sedikit pidato tentang pentingnya mewakili monarki dengan segala kemuliaannya, bagaimana mereka harus melebihi harapan masyarakat. Bahwa mereka harus hati-hati supaya tidak tampil kikuk. Tugas ini akan lebih mudah dengan seorang pangeran tapi sayang sekali kenyataannya mereka harus mengurus seorang putri.

Seol keluar dari ruang rapat dengan semangat yang hampir hilang. Hae Young menghiburnya, mengatakan bahwa ia mengerti apa yang Seol rasakan saat ini. Hae Young menyarankan Seol mempersiapkan diri untuk serangan yang lebih buruk di masa mendatang. Apa yang terjadi pada hari ini hanyalah permainan anak-anak. Bener-bener orang yang pandai bicara. Dah mulai perhatian nih.
Seol bilang pada Hae Young bahwa ia terbiasa tidak dijaga, menolak tawaran bantuan Hae Young yang sangat murah hati. Ia menekankan, ia hanya seorang yatim piatu. Tentu saja Hae Young mulai terganggu dengan semua strategi Yoon Ju. Mungkin ini akan membuatnya sadar bahwa Yoon Ju licik seperti ular.
Seorang dayang bergegas menuju kamar Hae Young dengan panik, sang putri hilang. Hae Young berkata padanya untuk tidak memberitahu siapapun dan bergegas mencari Seol.
Ia mencari di sekeliling istana tapi tidak menemukannya. Ketika sampai di galeri, Hae Young mendengar suara Seol tapi tidak melihat keberadaannya. Tidak sadar akan kedatangan Hae Young, Seol yang sedang duduk di sebuah mobil pajangan, mengulang kata-kata “ Semuanya salahmu” dengan berbagai intonasi.
Saat Hae Young mendekati Seol dengan hati – hati, kita dapat melihat bahwa Seol sebenarnya sedang menonton sesuatu dari hpnya- sebuah episode dari Queen Seon Deok! – dan meniru  mimik Go Hyun Jung , mencoba memerintah dengan berwibawa. Ia menambahkan nama seperti “ Park Hae Young, ini semua salahmu! Oh Yoon Ju, ini semua salahmu!” dengan menunjuk-nunjukkan jarinya karena marah. OMG lucu banget.
Hae Young bergabung dengannya, menggunakan kata-kata Seol untuk menjawab pertanyaan kenapa ia ada disini, dengan menunjuk-nunjukkan jarinya ke arah Seol dan berkata “ Ini karena salahmu.”
Ia berkata pada Hae Young bahwa ia sedang belajar, sekarang ia telah menemukan model. Hae Young bertanya apakah ia belajar untuk mengetahui bagaimana cara membunuh (keahlian Mishil) dan dia menjawab dengan serius ia harus belajar karena ia dikelilingi oleh musuh.
Hae Young geli, kemudian ia bertanya,” Benarkah? Jadi musuhmu yang paling tampan adalah aku.” Aku benar-benar suka ego pada karakter ini. Mereka bisa berkata sesuatu tanpa menjadi begitu sombong. Benar-benar menyegarkan.
Ia mengandaikan bila ia adalah musuh yang paling tidak disukai Seol, dan juga musuh yang paling membuatnya sengsara. Seol hanya menjawab bahwa ia salah tentang salah satu diantaranya.Dengan keingintahuannya yang menggelitik, Hae Young menolak membiarkannya keluar sampai ia menjawab bagian mana yang salah. Seol menolak, maka Hae Young berpura-pura akan menghabiskan malam duduk di dalam mobil, mengeluh bahwa ia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak.
Percakapan mereka terganggu oleh kedatangan dua dayang Seol, yang berlari ke dalam ruangan, lega dan khawatir. Untuk menutupi, Hae Young menjelaskan bahwa ia sedang mengajari Seol mengemudi (didalam mobil mainan), Seol turut bersandiwara.Apakah karena kedua dayang itu bodoh atau terlalu takut kepada majikannya, mereka percaya saja dengan semua penjelasan Hae Young.
Setelah itu Seol muncul di depan pintu kamar Hae Young dengan membawa segelas susu hangat, karena ia bilang kalau ia punya gangguan tidur. Seol menawarkan susunya dengan bahasa istana yang formal (dengan gaya Mishil tentu saja). Hae Young menyarankan, “Sebaiknya kamu tidak melihat sageuk lagi.” Tapi tetap saja tersenyum sambil meminum susunya.
Tapi hati nuraninya mulai berbicara, karena ia tidak dapat melupakan bahwa ia mempunyai motif lain disamping berpura-pura membantu Seol. Ketika bertemu dengan Presiden Korea untuk melaporkan hasil perkembangan Seol, Presiden bertanya,” Kelihatannya anda berusaha terlalu keras untuk bersandiwara sebagai guru palsu? Bagaimana jika anda kehilangan seluruh  harta warisan anda nantinya?”
Hae Young meyakinkan Presiden bahwa ia akam mengawasi Seol sampai konferensi press, yang akan menyelesaikan segalanya.
Yoon Ju memperkenalkan dirinya secara resmi kepada semua staff istana. Kegiatan berlanjut dengan perawatan tubuh sang putri. Yoon Ju geli melihat Seol yang sedang kesakitan saat dipijat. Seol menuduh Yoon Ju menikmati semua ini dan melakukannya untuk balas dendam. Yoon Ju membalas dengan manis, perawatan kulit ini dilakukan untuk kepentingan Seol.
Yoon Ju meyakinkan Seol bahwa tidak ada salah paham maupun balas dendam dalam hal ini, kemudian mencoba mengganti gaya rambut Seol menjadi pendek (dengan wig) supaya terlihat elegan. Tapi Seol tidak menyukainya.
Yoon Ju membubarkan petugas salon dengan halus dan gaya bicara yang sopan. Seol bertanya kenapa ia menerima posisi ini jika ia tidak menyukainya. Yoon Ju menjawab bahwa ia melakukan ini karena ingin menyadarkan Presiden Park akan kesalahannya dan menambahkan jika Presiden Park meninggal, semuanya akan hilang dan seolah tidak pernah terjadi. Seol memandangnya dengan bingung.
Seol tidak percaya Yoon Ju begitu terus terang dalam kedengkiannya. Yoon Ju berbicara seolah-olah ia tidak takut pada siapapun. Seol heran bagaimana ia bisa berbicara seperti itu tentang kakek calon suaminya. Yoon Ju menjawab,”Ia tidak dengar, kecuali bila kau yang memberitahunya.”
Seol mengumpulkan keberaniannya untuk menyatakan bahwa ia akan tinggal di istana mulai sekarang. Ia merasa bersimpati kepada Hae Young karena merebut harta warisannya, tapi sekarang?”Aku akan menjadi seorang putri dan aku tidak akan menyesal!”
Seol menerima kunjungan dari Ibu dan kakaknya. Seol menghujani mereka dengan hadiah. Bahkan Dan yang dingin mencair ketika mencoba hadiah-hadiah Seol yang indah
Tapi Ibu dan Dan datang atas undangan Hae Young untuk membicarakan masalah ayah angkat Seol. Suasana berubah menjadi buruk, ketika Hae Young bertanya apakah ayah angkat Seol pernah ditangkap karena menjual versi palsu dari surat Raja Sunjong, yang membuat Seol marah (Dan juga marah untuk masalah ini). Tapi Hae Young berkeras, konferensi press tinggal sebentar lagi sebaiknya Ibu mengatakan yang sebenarnya.
Dengan sedih, Ibu membenarkan. Ia telah mencoba untuk menghentikan suaminya karena Seol mungkin memerlukan dokumen untuk mencari keluarga kandungnya. Hae Young memberitahu mereka untuk mengatakan hal ini saat konferensi press.
Dan marah pada Seol. Ia menuduh Seol menghujani dengan hadiah untuk melunakkan hati mereka dan membiarkannya mengungkap kejahatan ayah angkat untuk menyelamatkan nama baik ayah kandungnya. Seol mungkin bukan lagi anggota kelurga mereka, tapi bila informasi ini diungkapkan maka karir Dan akan hancur, tidak ada yang mau memperkerjakan ia lagi.
Seol mengkonfrontasi Hae Young, bertanya mengapa ia begitu baik padanya bila akhirnya ia tetap melakukan ini. Hae Young membantah, ia masih baik padanya, ia melakukan ini untuk membersihkan nama baik ayah kandungnya.. Tapi Seol tidak dapat mengkorbankan satu keluarga untuk kepentingannya. Ia menolak membersihkan nama ayah dengan cara ini.
Jengkel, Hae young menyebutnya serakah:”Aku kehilangan segalanya karenamu, tapi kamu tidak mau kehilangan apapun!”
Seol marah dan mengumumkan bahwa ia akan mengurus semuanya sendiri dan memperingatkan Hae Young untuk tidak turut campur dalam konferensi press.
Gun melihat Seol sedang memandang pohon tomat, menghiburnya dengan penuh keceriaan dan bercanda menyebut dirinya sangat tampan. Seol meresponnya dengan mengatakan bahwa ia menderita “ Prince complex”
Melihat mood Seol sedang buruk, Gun memberitahunya untuk datang kepadanya dan mengungkapkan semua kekhawatirannya, menawarkan bahunya bila ia ingin menangis (atau berteriak)
Seol berpikir bahwa mungkin ia mendapatkan solusi apabila berbagi masalah dengan orang lain, maka ia memanggil Jung Woo. Rencananya ia akan mencari orang yang kenal dengan ayah kandungnya untuk menjamin integritasnya. Jika ia dapat menunjukkan bahwa ayahnya adalah orang yang lurus, maka ia tidak perlu mengkorbankan nama baik ayah angkatnya.
Jung Woo berjanji untuk melakukan yang terbaik. Ia bertanya apakah Seol masih memiliki kantong yang dulu dimiliki oleh Ratu Myeongseong, yang ditinggalkan kepadanya beberapa tahun yang lalu. Seol tidak ingat tentang kantong tersebut, ia tidak tahu apa yang terjadi dengan kantong tersebut. Pasti kantong bersulam yang dilihat Dan pada episode 5.
Seol mengundang Jung Woo untuk makan bersamanya. Mereka bertemu dengan Hae Young dan Yoon ju di ruang makan. Hae Young menekankan bahwa seorang putri tidak seharusnya bergaul dengan sembarang pria, dan tetap melirik Seol melalui makanannya. Yoon Ju juga melirik , sedangkan dua orang lainnya mengabaikan mereka dan tersenyum karena merasa menang satu sama lain.
Hae Young mengkritik cara Seol memotong steaknya. Jung Woo mengerti apa yang sedang terjadi dan mengambil piring Seol untuk memotongkan steak untuknya, sedangkan dua orang lainnya pura-pura mengabaikan.
Hae Young menggeser piringnya dan meminta pelayanan yang sama, karena profesor sangat ahli dalam hal itu.Ia bahkan menceritakan insiden kamar mandi terakhir kali Seol makan steak dan menambahkan dengan berani bahwa toiletnya hampir penuh hari itu. Benar-benar mempermalukan Seol. Kadang Hae Young tindakannya sangat menyebalkan.
Kemudian Yoon Ju mengkritik cara bicara Seol, yang membuat Jung Woo membela Seol dengan mengatakan gaya bicara Yoon Ju lebih buruk, kemudian Hae Young mengkritik Jung Woo yang membuat Seol membelanya. Saling mengritik empat arah ini benar-benar membuat pusing.
Jung Woo mengagetkan mereka dengan menjelaskan bahwa ia sebenarnya datang untuk menemui Presiden Park.
Presiden Park mendengar dari Jung woo bahwa Seol tidak mempunyai kantong bersulam. Ia menjelaskan bahwa ia bertanya pada Jung Woo karena ia tidak percaya pada jawaban Seol, dimana Seol juga tidak percaya padanya. Ia menyuruh Jung woo mencari kantong tersebut ketika bekerja di istana
Mereka berdua setuju untuk bertemu secara diam-diam, Jung Woo meminta Presiden Park untuk merahasiakan hal ini dari Yoon Ju.
Seol sangat senang mendengar Jung Woo akan bekerja di istana setiap hari yang hanya membuat Hae Young kesal dan memberi Jung Woo salam perpisahan yang kasar.
Jung Woo menolak saat Yoon Ju ingin berbicara dengannya dan meninggalkannya mematung dengan berkata bahwa ia merasa sangat nyaman hari ini dan menyarankan Yoon Ju untuk merasakan hal yang sama.
Seol menelpon untuk mengecek keadaan ibunya sambil duduk ditempat persembunyiannya yang baru, mobil antik pajangan. Ketika mendengar Hae Young datang dengan Yoon Ju, ia bersembunyi supaya tidak terlihat.
Yoon Ju mengatakan bahwa mobil antik itu telah dimasuki tanpa ijin dan Hae Young mengaku bahwa ia yang melakukannya untuk menutupi perbuatan Seol. Pernyataan tersebut mengejutkan kedua wanita.  Hae Young merespon komentar Yoon Ju bahwa Seol adalah pembuat onar dengan berkata penuh simpati bahwa Seol mungkin bertindak di luar kesadarannya seperti saat mereka masih kecil. Ia mengingatkan ketika ibu Yoon Ju meninggal saat mereka masih kanak-kanak dan mereka saling bergantung satu sama lain, sebaliknya Seol sendirian di istana.
Yoon Ju menjawab rasa kasihan hanya untuk orang yang pantas menerimanya, dan mengatakan pada Hae Young apa yang pernah dikatakan Seol kepadanya bahwa ia akan hidup diistana tanpa rasa bersalah. Berkebalikan dari perkiraan Yoon Ju, Hae Young tidak marah, ini berarti ia bisa tidak terlalu merasa bersalah terhadap Seol juga.
Di luar Hae Young melihat Seol membakar beberapa kertas – cerita tentang catatan kriminal ayah angkat Seol – yang mengindikasikan keputusannya untuk tidak memilih antara kedua ayahnya. Ia tidak mengganggu dan memilih untuk merenung sendiri, sesuatu yang jarang ia lakukan.
Ibu dan Dan lega dengan keputusan Seol untuk tidak mendiskusikan ayah saat konferensi press. Ibu menyuruh Dan untuk datang ke istana sambil membawa sekotak besar kue beras buatan rumah. Dan membuang makanan itu di halte bus dan pergi ke istana dengan tangan hampa dimana Yoon Ju menyapanya.
Mengingat bahwa keduanya mempunyai alasan yang kuat untuk bekerja sama melawan Seol, sedikit melegakan bahwa merekatidak melakukannya, Dan bertahan untuk tidak bekerjasama dengan Yoon Ju. Ia tidak menyukai Yoon Ju – Ia tidak mempercayainya – dan tidak punya alasan untuk bekerja sama dengannya. Melihat bahwa Dan tidak bisa diajak bersekongkol, Yoon Ju berubah dingin dan mengatakan kepadanya utuk berhenti berkeliaran di istana tanpa alasan.
Dan menantang, “Bagaimana kalau aku mempunyai alasan?” dan mengungkapkan masalah kantong bersulam Ratu Myeongseong.
Hae Young menerima telpon dari seseorang yang mengenal ayah Seol, yang telah berusaha menghubunginya beberapa kali. Ternyata ada hal-hal yang ditutup-tutupi oleh Sekretaris Oh, yang berpikir bahwa hal itu sebaiknya tetap dirahasiakan.
Sekretaris Oh melakukan semua ini untuk melindungi Hae Young karena dengan diketemukannya saksi dapat membuat Hae Young kehilangan ayahnya – karena ayah tersayangnya tidak sebaik apa yang Hae Young ingat.
Sebuah flasback menunjukkan kepada kita seorang pria berjas – Ayah Hae Young – dengan Seol kecil, dimana ayah Hae Young datang mengajak Seol makan siang. Ayah Seol datang dan mengingatkannya untuk tidak berbuat onar terhadap putrinya, sedangkan ayah Hae Young hanya berkata bahwa ia harus pergi dari hadapannya terutama dari ayahnya atau ia akan mati.
Kemudian hal-hal rumit terjadi, ketika Hae Young kecil masuk, Seol baru saja pergi. Mereka saling bertatapan untuk pertama kalinya. Takdir?
Mendengar cerita itu Hae Young menggelengkan kepalanya dalam penyangkalan, marah dan menolak untuk percaya bahwa ayahnya akan menyakiti pewaris kerajaan. Ia bertanya apakah  Sekretaris Oh hanya mengarang cerita untuk membuat Seol menjadi putri, karena ia tidak mengingat semua itu. Tapi ia sangat terguncang dan hancur, memikirkan kemungkinan bahwa hal itu benar, gambaran tentang ayahnya tercinta menjadi hancur.
Seol sangat gembira mendengar ada yang mengenal ayahnya dan meminta untuk bertemu dengannya. Hae Young mengantarnya, menyembunyikan perasaannya yang hancur. Mereka tiba di pelabuhan yang agak jauh dari istana.
Saat mereka mendekati rumah pria tersebut, Seol ingat masa kecilnya ketika ia masih hidup dengan ayahnya.
Mereka mengobrol dengan pria itu. Ternyata ia pernah pergi memancing dengan ayah Seol dan mempunyai foto yang mendukungnya. Walaupun tanpa bukti kongkret pun Seol mulai mengingat kenangan yang berkaitan dengan tempat ini.
Seol dan Hae Young makan malam di sebuah restoran seafood setempat, dimana Seol memanjakan dirinya dengan sebotol soju karena suasana hatinya sedang baik, mengabaikan peringatan Hae Young untuk tidak minum soju. Dengan keras kepala ia beralasan ia adalah orang yang kuat minum. Ia bertanya pada Hae Young apakah ia kecewa karana Seol memilih menjadi putri. Jika saja warisannya tidak ada hubungannya dengan  hal itu. Hae Young menguraikan satu persatu perilaku anehnya ( menari di jalan, meminta orang asing untuk menyerahkan kupon hadiahnya dsb) untuk menekankan perilakunya yang tidak mencerminkan seorang putri.
Setelah menegaskan bahwa ia adalah gurunya dan Seol adalah muridnya, Seol tergeletak, mabuk berat. Ia mencoba berjalan terhuyung-huyung keluar dan jatuh diatas salju. Memutuskan bahwa cara terbaik membawa Seol adalah dengan menggendongnya di belakang, Hae Young memperingatkan Seol untuk tidak muntah, bila tidak ia akan melemparnya ke laut.
Seol menggodanya, menutup mata Hae Young dengan kedua tangannya. Menggodanya dengan suara yang genit.  Mengatakan bahwa bulu matanya sangat indah dan meminta Hae Young untuk memberikan kepadanya (lol). Yang hanya membuat Hae Young menatapnya dengan datar, walaupun enggan Hae Young menjawabnya,” Bulu matamu juga cantik”. Aww…
Seol mulai bernyanyi,mengibaskan kakinya dan membuat permintaan lucu supaya Hae Young mengikat tali sepatunya dengan bahasa sageuk ( bahasa resmi kerajaan yang biasa kita dengar dari drama kolosal). Akhirnya Hae Young menurunkan Seol dan menggerutu bahwa ia sangat berani mabuk ditempat asing. Dengan riang ia menjawab bahwa ia percaya pada pelindungnya – apa yang bisa terjadi padanya bila Hae Young ada di sisinya?
Hae Young menatapnya dengan seksama. Ia mendesah,” Kamu benar-benar membuatku gila.” Tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk Seol. Segalanya akan lebih mudah bila mereka saling membenci.
Tapi ia membalas – menjawab pertanyaan Hae Young sebelumnya – dari ketiga pilihan yang ia berikan kepadanya, bahwa Hae young bukanlah musuh yang paling dibencinya (juga berarti bahwa Hae Young adalah musuh tertampan yang sering memberinya kesulitan)
Seol menarik Hae Young dan menciumnya dipipi. Setelah Seol menarik dirinya, Hae Young memandangnya selama beberapa lama, kemudian berpaling, merasa tidak tenang.
Ketika ia melihatnya lagi, ia melakukan langkah berikutnya sambil berkat,”Lupakan ini”.
Kemudian ia mencium Seol..

Sinopsis My Princess Episode 5

Sinopsis My Princess episode 5 :

Lee Seol benar-benar terkesima saat melihat istana megah yang ada di hadapannya. Istana? Sebuah istana megah yang amat sangat cantik. Istana yang terlihat nyaman, tapi nanti saat Lee Seol memasukinya, ia harus mengobarkan banyak hal dan menghadapi banyak hal dari tawa sampai tangis 🙂

Lee Seol menatap takjub sekelilingnya. Kakek berkata, “Apa semua ini membuatmu senang?” tanya kakek seraya tersenyum lega.
“Ini sangat cantik dan indah.” jawab Lee Seol. “Aku bahkan tidak tau, negara kita memiliki istana seperti ini?”
“Istana ini sengaja disembunyikan dari perhatian dunia, tidak banyak orang yang tau tentang istana dan saat pembangunannya. Karena istana ini menunggu pemilik yang sebenarnya datang.” jawab Kakek.
Seekor kupu-kupu biru terbang ke arah Lee Seol. Lee Seol tersenyum. Kupu-kupu itu hinggap di bahu Lee Seol kemudian terbang ke dalam istana. Semua orang memperhatikan kupu-kupu itu, mereka merasa takjub. Kupu-kupu merupakan lambang kebaikan dan keberuntungan.
Kakek berkata, “Ini merupakan sebuah tanda keberuntungan.”
Lee Seol tersenyum.
“Kaisar pasti sudah sangat lama untuk menunggu anda.” ucap Kakek.
Lee Seol, Kakek dan Ayah Yoon Joo memasuki istana, disertai dengan para pengawal. Kakek bertanya, “Bagaimana perasaanmu setelah berkeliling?”
“Ini sangat luas.” jawab Lee Seol.
“Ini memang sedikit sangat luas bila hanya ditinggali oleh satu orang. Tapi, kau akan segera menikah dan memiliki anak dan kemudian membentuk keluarga kerajaan.” jawab Kakek.
“Menikah?” tanya Lee Seol terkejut.
Kakek tertawa, “Itu akan menjadi topik yang akan dibicarakan di masa yang akan datang. Minggu depan akan diadakan sebuah conference pers berikut peresmian bahwa kau sudah kembali ke dalam istana. Untuk sekarang, kau bisa beristirahat.”
“Sebenarnya, aku masih sangat canggung dengan kata-kata Princess dan keluarga kerajaan. Salah satu alasanku memasuki istana, karena banyak orang diluar sana yang sudah menghina ayahku. Dan, aku hanya tau bahwa kau yang dapat mengatasi hal itu.”
Kakek tersenyum.
“Ada seseorang yang menunggu di dalam.” ucap Ayah Yoon Joo.
“Seseorang?” tanya Lee Seol.
“Ibumu datang untuk melihatmu.” jawab Kakek.
“Ibu?” Lee Seol senang mendengar ibunya datang.
Pintu besar sebuah ruangan megah dibuka, dan Lee Seol berteriak senang saat melihat ibunya. “Ibuu..”
Ibu Lee Seol pun senang melihat anaknya. Lee Seol segera berlari menghampiri ibunya, tapi ibunya menjadi sangat canggung. Ibu Lee Seol memundurkan langkahnya, ia sangat canggung untuk memeluk anak angkatnya.
“Ibu?” tanya Lee Seol.
“Yang Mulia.. Princess” kata Ibu Lee Seol dengan sangat canggung.
“Ibu, ada apa denganmu?”
“Ah, bagaimana ini. Aku benar-benar tidak tau, kalau kau adalah seorang Princess.. Uh, bagaimana ini?”
“Ibu.. Kau ini kenapa?” Lee Seol menahan tangisnya. Ia sudah ingin benar-benar memeluk ibunya untuk meluapkan rindu (dari atas ampe bawah, banyak kata-kata puitisnya, hahaa..)
“Aku pikir, akan lebih baik jika aku membesarkanmu dengan memberikan yang terbaik, tanpa mengetahui kalau kau adalah seorang princess.”
“Ibu..” panggil Lee Seol, ia memeluk ibunya erat.
Ibu Lee Seol panik, ia bertanya pada kakek yang berdiri tidak jauh darinya. “Uh, bagaimana ini? Hmm.. Apa aku boleh memeluknya?” tanya Ibu.
Kakek mengangguk. Whoa.. Ibu Lee Seol senang bukan kepalang, ia langsung membalas pelukan erat anaknya. Ibu Lee Seol menangis haru, “Anakku.. My Princess.. Anakku..”
Kakek berbisik pada Ayah Yoon Joo, “Apa yang sedang dilakukan Park Hae Young??”
Dan scene berganti saat Park Hae Young berada di kantor, ia tengah membaca pengumuman yang tertempel di mading. Asisten Park Hae Young berkata, “Berita sudah menyebar dengan cepat. Berita utama akan membuat judul seperti ini -Hubungan cinta antara Princess dan cucu dari Dae han Group Park Hae Young- atau -Menggabungkan antara bisnis dan cinta.- Dan mungkin akan sangat banyak reporter yang datang untuk mengklarifikasi hal itu.”
Kemudian tiba-tiba Reporter Yoo Gi Gwang datang. Ia memotret Park Hae Young.
Park Hae Young menatapnya tidak bersahabat. “Sepertinya, pihak perusahaan sudah dengan sangat mudah membiarkan orang lain masuk begitu saja. Apalagi seorang reporter tingkat tiga.” ucap Park Hae Young, ia mengejek Reporter Yoo Gi Gwang sebagai reporter kelas 3.
“Aku datang dan memotret bukan untuk membuat spekulasi. Tapi mencari variable fakta.” jawab Reporter Yoo Gi Gwang.
Di rumah Lee Seol. Oh Yoon Joo datang ke tempat penginapan Lee Seol (yang juga tempat tinggal Dan-ah..). Saat itu ia bertemu dengan Dan-ah. Tau dong gimana juteknya Dan-ah dengan sesuatu yang berkaitan dengan Lee Seol. Hahaa.. Dan-ah melayani pertanyaan Oh Yoon Joo dengan jutek.
Oh Yoon Joo bertanya, “Kau kakak Lee Seol bukan?”
“Ya.”
“Setelah Princess kembali ke istana, mungkin reporter yang akan meliput tentang kehidupannya akan semakin banyak. Dan mungkin hal itu juga akan mengganggumu. Tapi, aku sudah menyiapkan beberapa bodyguard untuk mengatasi semuanya.”

“Kau pikir, harus ada berapa banyak bodyguard dan sampai kapan? Lokasi ini sangat terbuka untuk umum dan sangat tidak penting kalau kau mau mengirim bodyguard untuk kami.” jawab Lee Dan (Dan-ah). “Tidak ada gunanya kalau kau ingin membuatku stress dan mengambil semuanya dariku.”
Oh Yoon Joo tersenyum, “Namamu Lee Dan kan? Kalau kau perlu sesuatu, kau dapat menghubungiku kapanpun kau mau.” Oh Yoon Joo menyerahkan kartu namanya.
Setelah Oh Yoon Joo pergi, Lee Dan menyimpan kartu nama itu di laci. Saat menyimpannya, ia teringat dengan benda milik Lee Seol yang juga di simpan di laci yang sama. Lee Dan mengambil benda itu, sebuah benda bersejarah (tas kecil milik Ratu Myenseong). Entah apa yang dipikirkan oleh Lee Dan, mungkin ia akan membawa tas berserjarah Lee Seol itu pada Oh Yoon Joo?
Ibu Lee Seol, Lee Seol, Kakek Park Hae Young dan Ayah Yoon Joo berbincang bersama di sebuah ruang tamu megah. Masih dalam keharuan, Ibu Lee Seol dan Lee Seol dengan bersamaan menyeka air mata mereka.
Kakek berkata seraya tersenyum, “Sudah lebih dari 10 tahun aku mencari dan terus mencari Princess. Aku juga berdoa, disetiap doaku aku selalu menyertakan Princess, agar ia bisa hidup dengan selamat.”
Ibu Lee Seol mengangguk mengerti, “Aku memiliki cerita indah bersama Lee Seol. Aku membesarkannya seperti anakku sendiri. Aku bahkan selalu berpikir, seperti apa orang tua kandungnya. Saat kecil, Lee Seol memang berbeda. Ia memiliki kewibawaan dan kharisma. Ia paling tidak suka bila melihat ketidak adilan didepannya. Lee Seol juga sangat rajin belajar, sehingga aku tidak perlu susah-susah untuk menyuruhnya belajar.”
“Benarkah?” tanya Kakek.
Lee Seol menjawab seraya tersenyum. “Mungkin seperti itu.” Ia tersenyum lagi. “Ah, memang seperti itu..”
“Anakku adalah seorang Princess..” kata Ibu Lee Seol, ia menangis.
Lee Seol mengantarkan Ibunya, ibunya akan segera pulang. Ibu Lee Seol berkata seraya mengelus-ngelus pipi Lee Seol. “Ibu akan pulang. Jaga dirimu baik-baik dan jangan menangis.” ucap Ibu Lee Seol yang sekuat tenaga menahan dirinya untuk tidak menangis.
Lee Seol mengangguk mengerti. Ibu Lee Seol dipersilakan untuk menaiki mobil, mereka saling melambaikan tangan. Lee Seol terus memperhatikan mobil yang membawa ibunya.
Kakek berkata pada Lee Seol, “Apa kau ingin kembali pulang?”
“Ibu pasti akan terus menangis di mobil. Aku datang ke sini dengan tibe-tiba.Dan aku juga belum mengepak semua barang-barangku. Bisakah aku pulang sebentar?” tanya Lee Seol.

“Kau mengatakan kalau kau ingin menjernihkan atau mengembalikan nama baik ayahmu. Maafkan aku, hal itu bukan dibawah kendaliku. Semua itu hanya dapat dilakukan oleh kekuasaan sepenuhnya yang dimiliki oleh keluarga kerajaan. Dan kau adalah satu-satunya yang dapat membangun kembali keluarga kerajaan itu. Kalau kau memilih untuk tidak melakukannya, tidak ada lagi yang bisa orang-orang disekitarmu perbuat. Kau harus memutuskan dari sekarang, kau akan tinggal di istana ini atau kembali pulang?” tanya kakek memastikan jawaban Lee Seol.

Ayah Yoon Joo dan kakek Park Hae Young berbincand di ruangan kakek. Ayah Yoon Joo memberitahukan, “Princess sangat lelah dan sekarang ia sudah mulai tertidur.”
Kakek mengangguk mengerti. Kemudian Oh Yoon Joo datang untuk menemui kakek dan ia dipersilakan duduk.
“Duduklah.” pinta kakek pada Oh Yoon Joo.
Yoon Joo duduk dan kakek mulai berkata, “Kau pasti sudah mengetahui kalau Princess sudah kembali ke istana. Aku sangat mengetahu pengabdian kau dan ayahmu, untuk itulah sebelum aku memberikan semua asset hartaku, aku ingin melakukan sesuatu untukmu. Apa yang harus aku lakukan untukmu?” ucap Kakek. “Aku ingin memberikan Museum itu padamu.”
Oh Yoon Joo segera menolaknya. “Ah, tidak aku tidak menginginkannya.” Ah, tentu saja Yoon Joo menolak, dibandingkan dengan harta park hae young, Museum belum ada apa-apanya.
“Lalu apa yang harus aku lakukan?” tanya kakek.
“Aku ingin mengabdikan seluruh hidupku untuk melakukan apa yang diinginkan olehmu. Aku ingin mengontrol fondasi keluarga kerajaan. Sehingga Park Hae Young tidak bisa melakukan apa yang dia inginkan.” Jawab Oh Yoon Joo.
Ayah Yoon Joo terkejut mendengar hal itu, sedangkan kakek tersenyum seraya berkata “Terimakasih, aku sangat berterimakasih.”
Kakek menyetujui permintaan Oh Yoon Joo, maka Oh Yoon Joo akan menjadi salah seorang yang memiliki kekuasaan penuh untuk mengontrol fondasi keluarga kerajaan. God. Itu artinya, akses Oh Yoon Joo untuk menyingkirkan Lee Seol akan sangat mudah.

Ayah Yoon Joo yang mengetahui tipical anaknya, ia memanggil Oh Yoon Joo untuk berbicara berdua dengannya. Mengetahui kalau ada motif lain dari perencanaan Oh Yoon Joo sebagai pemegang kontrol istana, Ayah Yoon Joo berkata, “Apa maksudmu? Apa yang sedang kau rencanakan. Posisi itu adalah posisi yang tidak kau inginkan.”
Yoon Joo menjawab, “Aku hanya ingin membuat kakek senang.”
“Pagi ini, pergilah menemuinya dan katakan padanya kalau kau tidak akan melakukan hal itu.”
“Tidak, aku tidak akan mengubah keputusanku. Aku tidak ingin membuat hubunganku dengan ayah menjadi bertambah renggang. Aku tidak ingin hal itu terjadi.” jawab Yoon Joo.
Lee Seol memasuki kamar pribadinya. Ia juga masih terkesima dengan kemewahan yang ada. Lee Seol memperhatikan setiap sudut kamar megah itu. Kemudian dua asisten pribadinya memperkenalkan diri.
“Izinkan aku memperkenalkan diriku, Princess. Aku bertanggung jawab untuk mengambil andil dalam pelaksanaan yang dilakukan di dalam istana. Aku adalah kepala pelayan asisten istana, Hong in ae.” ucap Hong In Ae.
Oh Yoon Joo perlu mata-mata untuk mengetahui segala aktivitas istana, Nah, untuk itulah ia mengutus Hong In Ae ke istana. Jadi, Hong In Ae ini mata-matanya Oh Yoon Joo, semua yang terjadi di dalam istana, akan dilaporkan kepada Oh Yoon Joo.
Satu lagi pelayan istana memperkenalkan dirinya, “Aku adalah asisten pelayan. Mi Shin So.” kata Mi Shin So serya membungkuk memberi hormat.
Lee Seol tersenyum, ia lalu berkata. “Aku tidak tau akan sampai kapan aku ada di sini. Tapi, aku mohon, tolong jagalah aku.”
Kedua pelayan itu tertegun.
Lee Seol hanya tertawa, “Ah, sepertinya aku sangat lelah. Biarkan aku sendiri.”
“Baiklah Yang Mulia, kami pamit undur diri.” kedua pelayan itu memundurkan langkahnya lalu pergi.
Lee Seol melihat sekelilingnya, yang paling menyita perhatiannya adalah deretan sepatu cantik yang berkilau dan baju-baju mahal yang tergantung mewah. Lee Seol terkagum, tidak sabar untuk mencoba semua baju itu dan semua sepatunya. Lee Seol mengambil satu gaun, ia memilih gaun warna merah. Kemudian Lee Seol segera mencoba gaun merah itu. Ia memantulkan dirinya di cermin, di depan cermin Lee Seol berputar-putar. Ia lalu mengambil sepatu yang senada dengan gaun merah yang dipakainya.
Lee Seol memakai sepatu, ia lalu tersenyum bahagia. haahaa.. Lee Seol kembali berputar di depan cermin, ia menyelaraskan antara sepatu dan gaun yang dipakainya. Saat tengah beputar-putar, ia terjatuh dan kemudian mengeluh, “Ah, sepatu ini tidak cocok.” ucapnya seraya memijat-mijat kakinya.
Teman Lee Seol membaca status web yang dibuat oleh Lee Seol, “Malam pertamaku di tempat yang tidak ku kenal. Hati dan tubuhku berada dalam 39.5 derajat?” ia lalu terkejut. “Ah, mungkinkah Lee Seol sakit? Bukankah suhu tubuh seperti itu akan membuat seseorang mati.”
Yang lain menjawab, “Ah, orang tidak akan mati semudah itu.”
Kemudian professor Nam Jung Woo masuk ke ruang organisasi. Salah satu teman Lee Seol segera berkata dengan antusias. “Professor, Professor, Lee Seol sudah masuk istana.”
Profesor Nam Jung Woo yang tidak mengetahui hal itu terkejut mendengarnya. “Benarkah? Apa sudah diberitakan?”
“Hmm. Saat aku membaca di web, sepertinya ia sakit.”
“Oia Profesor, kau dipanggil untuk ke kantor direktur kampus.”
Ternyata Yoon Joo juga ada di kantor direktur kampus, Yoon Joo membawakan lukisan cantik khusus untuk direktur kampus.
“Kau seharusnya tidak perlu repot-repot membawakanku seperti ini.” ucap direktur kampus, ia melihat senang ke arah lukisan itu.
Kemudian direktur kembali bertanya, “Apa benar Princess berasal dari kampus ini dan ia juga murid dari Professor Nam?”
Yoon Joo tersenyum, “Untuk itulah, aku akan menawarkannya sebuah posisi dalam istana.”
Direktur kampus mengangguk mengerti.
Profesor Nam Jung Woo masuk ke dalam kantor. Ia memberi hormat, kemudian direktur menyuruhnya duduk. Profesor Nam Jung Woo sedikit terkejut melihat kehadiran Yoon Joo di sana.
Profesor dan Yoon Joo berjalan beriringan. Yoon Joo berkata, “Sebuah posisi sebagai direktur fondasi keluarga kerajaan adalah posisi yang sangat bagus. Jadi pertimbangkanlah..”
“Sekarang, aku bukan Profesor yang buruk. Suatu seseorang yang tidak memiliki dukungan dan uang untuk posisi itu adalah seorang profesor yang berusia 32 tahun.” jawab Profesor, kata-katanya sedikit menyudutkan.
“Apa maksudmu? Kau memiliki aku yang mendukungmu.” jawab Yoon Joo.
“Benarkah? Baiklah, kalau begitu, dengan dukungan itu, beritahu aku letak istana Lee Seol. Aku akan menemui Princess?” tanya Profesor.
“Apa yang akan kau lakukan?”
“Hanya menyapa.” jawab Profesor seraya berlalu begitu saja. hahaa..
Bencana tengah melanda Park Hae Young, karena ulahnya yang sudah dianggap oleh kakek sebagai tindakan yang diluar batas. Maka kakek memutuskan untuk menarik kembali semua asset yang dimiliki Park Hae Young. Beberapa pengawal datang untuk memberitahukan hal itu pada Park Hae Young. “Kami memiliki daftar barang-barang dan asset yang akan diambil kembali. Dan rumah ini juga masih atas nama Presiden Dae Han (Kakek Park Hae Young.)”
Park Hae Young kesal, “Ya. Ya. Aku tau, cepat pergilah.”
Pengawal itu bukannya pergi malah berkata, “Kita bisa memulainya.” dan mereka mulai menyerbu rumah Park Hae Young. Dengan cepat, mereka menempeli stiker merah bertuliskan “recover” di semua properti yanga ada di rumah itu. Park Hae Young jelas kesal, “Hei, kalian! Apa yang kalian lakukan!! -recover- Ah, apa-apaan ini.. Baiklah, aku akan bertanya.” Park Hae Young menahan marahnya. “Rumah ini memang milik kakek dan aku sangat mengerti perkara itu, tapi semua barang-barang yang ada di tempat ini aku membelinya sendiri.”
“Tuan muda juga memakai kartu kredit yang diberikan oleh Presiden Dae Han Group.” jawab Pengawal itu. Haa.ha..
“Lalu?”
“Lalu, semua barang-barang yang tuan muda beli dengan cash di luar negeri juga akan diambil.”
“Benarkah? Aaah, bagaimana bisa seperti ini.”
“Maaf tuan muda, kami harus melakukan hal ini sebagai bukti bahwa kami sudah melakukan tugas kami.” ucap pengawal itu seraya menempelkan stiker merah ke cangkir yang dipegang oleh Park Hae Young. Kemudian pengawal itu mengangkat kaki Park Hae Young ke atas meja, untuk men-stiker-i sepatu Park Hae Young. Ampun deh.. xp
“Ah, benar-benar tidak habis dipikir..” Park Hae Young kesal. Kekesalannya bertambah saat pengawal itu memberikan koper padanya. Hahaa.. Diusir, Park Hae Young diusir dari rumahnya sendiri.
“Ini pasti akan menjadi hal yang sangat sulit bagimu, karena harus keluar dari rumahmu sendiri di tengah musim dingin seperti ini.”
“Ah, apa kau mengusirku?” bentak Park Hae Young.
“Kami harus segera mengunci pintu.”
Yah, dengan terpaksa, Park Hae Young harus keluar dari rumahnya. Ia pergi ke sebuah restaurant untuk menemui Yoon Joo. Yoon Joo yang melihat Park Hae Young datang dengan membawa koper besar, menjadi sangat prihatin. Park Hae Young kesal, “Bagaimana hal ini bisa terjadi??” ucap Park Hae Young seraya duduk.
Yoon Joo memberikan sebuah dokumen yang berisi aset yang sudah disita. “Oppa, kalau seperti ini, kau akan tinggal dimana?”
“Pyeongchangdong kosong tidak ada yang menempati.” jawab Park Hae Young. “Aku akan tinggal–” kata-katanya terputus saat melihat catatan aset kalau Pyeongchangdong juga masuk ke daftar aset yang disita.
“Ah, bagaimana bisa seperti ini?! Ah, benar-benar membuatku gila.”
“Barang-barang yang disita adalah barang-barang mewah dan aset.” jawab Yoon Joo.
“Cheongdamdong apartement, Kimpo villa dan jejudo resort..” Park Hae Young membacakan daftar asetnya yang disita. “Oh, My!! Jejudo itu milikku, itu hadiah ulang tahunku saat berumur 8 tahun. Siapa yang melakukan hal seperti ini.”
“Jejudo resort adalah kado pemberian ayahmu saat kau berulang tahun. Tapi, itu masih atas nama ayahmu dan sekarang sudah beralih nama menjadi milik kakek..” jawab Yoon Joo.
Lee Seol sudah layaknya seperti Princess, ia pergi ke sebuah mall Dae Han Group yang megah. Lee Seol hanya tinggal tunjuk sana tunjuk sini (?) dan semua barang akan langsung menjadi miliknya. Lee Seol dikawal ketat oleh banyak pengawal, ia juga didampingi oleh asisten kepala pelayan.
Asisten kepala pelayan itu bertanya heran, “Pada akhirnya Yang Mulia hanya membeli jepit rambut untuk Yang Mulia sendiri. Sedangkan semua barang-barang ini Yang Mulia belikan untuk orang lain.”
Lee Seol tersenyum. “Itu semua khusus untuk ibu dan kakakku. Aku sekarang sudah tinggal di istana dan mungkin rumahku akan menjadi sangat sepi.”
Di waktu yang bersamaan pula, Park Hae Young juga ada di mall itu. Karena semua barang-barangnya di sita termasuk pakaian dalamnya.. haha. jadi Park Hae Young harus membeli yang baru. Ia mencari ukuran underwear yang cocok. Tanpa sengaja, rombongan Lee Seol datang mendekati Park Hae Young, rombongan itu sama sekali tidak mengetahui kehadiran Park Hae Young. Park Hae Young segera bersembunyi di balik patung boneka yang berbikini. Park Hae Young bergumam, “Ah, kenapa orang itu ada di sini..!”
Pelayan mall heran melihat apa yang dilakukan Park Hae Young, Park Hae Young hanya meringis dan berkata, “Kembali bekerjalah..”
Dan saat Park Hae Young menengok, ia langsung mendapati Lee Seol tengah melihat ke arahnya. Park Hae Young terkejut.
Lee Seol berkata, “Apa yang kau lakukan di sini -pewaris tunggal mall Dae Han Group dan perusahaannya-?” ejek Lee Seol.
“Aku?”
“Baiklah. Aku masih sangat sibuk dengan tugas-tugas resmiku. Aku akan pergi.” jawab Lee Seol seraya berlalu begitu saja.
Kesulitan Park Hae Young makin bertambah karena semua kartu kreditnya terblokir. Ia tidak bisa menggunakan kartu kreditnya untuk membayar underwear yang baru saja ia beli. Dengan kesal, Park Hae Young segera menyusul rombongan Lee Seol.
Park Hae Young memaksa masuk ke dalam lift. Ia ikut berdesakan dengan Lee Seol dan pengawalnya. Lee Seol menatap sombong ke arah Park Hae Young. Haha.. Sekarang yang jatuh akan semakin diinjak-injak, dulu Park Hae Young bisa semena-mena terhadap Lee seol, sekarang bergilir nasibnya. 😀
Saat rombongan Lee Seol keluar dari Lift. Park Hae Young mendapat telepon dari pihak pemerintahan, presiden ingin menemui dan berbicara dengannya. “Ya, ini Park Hae Young. Di mana?”
Park Hae Young berdiskusi dengan Presiden.
“Aku dengar adanya pelarangan untuk pergi ke luar negeri. Apa kau bertanggung jawab atas semua itu?” tanya Park Hae Young.
“Tidak, aku bahkan baru mengetahuinya. Aku baru mengetahui banyak hal darimu. Mungkin ini akan menjadi sangat sulit bagimu.” jawab Presiden.
Park Hae Young menanggapi, “President, kenapa kau menyetujui dibentuknya kembali keluarga kerajaan?”
“Seperti yang sudah aku katakan pada rakyat Korea. Bahwa dengan pembentukan keluarga kerajaan maka masyarakat korea akan dipaksa untuk mengetahui lebih dalam mengenai sejarah kehidupan Korea.”
“Tapi, sangat tidak masuk akal dengan menghibahkan semuanya pada seorang gadis yang belum dewasa seperti itu?”
“Darah bangsawan dan darah yang lain akan sangat berbeda.” jawab Presiden.

“Tapi, sungguh tidak bertanggung jawab. Kalau kau mengetahui hal itu, kau juga pasti akan merubah keputusanmu. Tentang pembentukan kembali keluarga kerajaan, pada awalnya akan menyita banyak perhatian. Tapi pada akhirnya, kau tidak akan tau bagaimana cara meng-handlenya.” jawab Park Hae Young,
“Aku juga berpikiran seperti itu.” Yah, Presiden juga ragu sama pembentukan keluarga kerjaan ini. Ia lalu melanjutkan. “Kita tidak bisa mencancel pembentukan keluarga kerajaan itu dengan sepihak, terlebih karena konflik yang terjadi antara pemerintahan dan Gum Ja Party. Dan, alasan terbesar adalah kakekmu. Menurutmu, apa yang harus kita lakukan?” tanya Presiden pada Park Hae Young.
Tebak, apa yang Park Hae Young katakan. Jawabannya ada di scene berikutnya.
Presiden menemui Presiden Gum Ja Party, mereka tengah pendonoran darah. Beberapa reporter eksklusif datang untuk meliput kegiatan itu. Setelah reporter pergi, mereka mulai membicarakan tentang pembentukan kembali keluarga kerjaan. Presiden sudah mengetahui kalau orang dibalik semua isue buruk tentang ayah Lee Seol adalah kubu kontra Gum Ja Party. Presiden berkata, “Tidak ada jalan lain, tidak mungkin kita menyembunyikan princess di suatu tempat. Princess sudah memasuki istana. Dan seharusnya kau tidak menyebarkan isue seperti itu. Karena pada akhirnya keputusan masyarakatlah yang akan menang. Dan jangan lagi membuat semuanya jadi sulit bagi Princess.”
Profesor Nam Jung Woo mengunjungi Lee Seol. Lee Seol merasa senang bukan kepalang saat mengetahui kalau profesor datang. Ia langsung berlari ke ruang tamu mewah. Ekspresi kayak gitu seperti saya yang kedatangan Yoon Shi Yoon (lho? haha). Lee Seol bertanya pada asisten pelayan, “Unnie, bagaimana penampilanku?”
“Kenapa tiba-tiba yang mulia bertanya seperti itu?” tanya asisten pelayan.
“Ah, aku bertanya..” Lee Seol memberi uap pada tangannya lalu menyisir rambutnya dengan jari, “Apa aku terlihat cantik.”
“Ya.” jawab asisten pelayan.
Lee Seol kemudian bertemu dengan Profesor, ia memanggil profesor dengan manja. “Profesor..”
Profesor hanya tersenyum manis. Ah, manis banget senyumnya..
Lalu profesor dijamu oleh secangkir teh. Profesor berkata, “Aku dengar kalau kau sakit, bagaimana keadaanmu?”
“Ah, bagaimana bisa aku jatuh sakit. Sekarang aku sedang berada di dalam istana.” jawab Lee Seol.
“Kau masih seperti yang dulu.”
“Profesor, aku teguh pada pendirianku..”
“Kau sudah tinggal di istana dan akan ada banyak kejadian yang tidak diharapkan terjadi dan akan sulit untuk diatasi. Sama seperti raja-raja yang lain, akan mendapat keadaaan seperti itu. Jadi, saat kau menghadapi masalah, dan kau tidak bisa menyelesaikannya jadi datanglah padaku.” ucap Profesor.
Haahaa.. Ucapan Profesor ini sangat amat membuat Lee Seol terharu.
Kemudian, Handphone Lee Seol berdering. Park Hae Young menelponnya.
“Angkatlah” suruh Profesor.
Lee Seol mengangguk, “Profesor, permisi sebentar.”
Kemudian, ia menerima telepon dari Park Hae Young.
“Hallo..”
“Kau ada di mana?” tanya Park Hae Young yang berada di sebuah mini market. Ia membeli banyak majalah yang topiknya membicarakan tentang dirinya dan Lee Seol.
“Aku sudah katakan padamu. Untuk tidak menghubungiku lagi, mengerti?”
“Aku menghubungiku karena aku ingin.. Cepat katakan kau dimana?”
“Aku sudah memasuki istana, Jangan bilang kau akan datang dan menemuiku.”
“Katakan yang jelas kau ada dimana? Kalau tidak aku akan membuat masalah.”
Lee Seol kesal, suara meninggi. “Kita memang sudah membuat masalah akhir-akhir ini.”
Profesor langsung menatap penasaran ke arah Lee Seol. Lee Seol hanya tersenyum, ia kembali memelankan suaranya.
“Ada banyak cara untuk membuat masalah terlebih lagi untuk pria dan wanita. Aku… Aku akan menikahimu.” ucap Park Hae Young. Ia hanya ingin membuat Lee Seol khawatir dan pergi menemuinya, sehingga istana akan gempar karena Princess menghilang.
“Menikah??” Teriak Lee Seol dengan panik.
Lee Seol lalu pamit pada profesor untuk ke ruangan lain. Ia harus kembali menelpon Park Hae Young untuk mendapat informasi yang jelas. “Hallo, kenapa lama sekali kau angkat?”
“Aku sedang sibuk.” jawab Park Hae Young.
“Kenapa kau ingin mengumumkan pernikahan kita?” Lee Seol panik.
“Kau, scandal terbesar dirimu akan memberikanku banyak keuntungan. Atau kau lebih memilih untuk menemuiku?”
Karena panik, Lee Seol langsung menutup teleponnya. Ia menatap Profesor lalu berkata, “Profesor, maafkan aku, tapi sepertinya kita harus berbicara.. “Profesor, kita harus ke hutan.”” Lee Seol lalu mengajak Profesor ke ruangan lain. Kedua pelayan pribadi Lee Seol segera mengikuti Lee Seol, mereka khawatir dan tidak mengerti dengan kata yang diucapkan Lee Seol.
Lee Seol menarik Profesor masuk ke sebuah ruangan, lalu ia berkata pada kedua pelayan pribadinya. “Ingat, apapun yang kalian dengar jangan membuka pintu. Dan sebaliknya. Jika kalian tidak mendengar apapun, jangan membuka pintu juga.” suruh Lee Seol dengan sungguh-sungguh pada kedua pelayan pribadinya.
Kedua pelayan itu kebingungan. Lee Seol segera menutup pintu, lalu menghampiri Profesor.
“Profesor..”
“Apa yang terjadi?” tanya Profesor Nam Jung Woo.
“Tolong aku.. Park Hae Young, ingin mengumumkan rencana pernikahan kami.” ucap Lee Seol.
Cara satu-satunya untuk membatalkan rencana (palsu) Park Hae Young adalah dengan menemuinya. Profesor Nam Jung Woo bersedia untuk mengantarkan Lee Seol untuk menemui Park Hae Young. Untuk bisa keluar dari istana tanpa diketahui oleh penjaga memang cukup sulit. Mereka harus mengendap-ngendap untuk bisa keluar dan tidak terdeteksi oleh cctv. Profesor Nam Jung Woo berhasil membawa Lee Seol masuk ke dalam mobil. Dan saat itu Gun-I melihatnya. Gun-I yang sekarang sudah menjadi asisten memasak itu melihat Lee Seol masuk ke dalam mobil. Kekhawatiran yang sangat terhadap keselamatan Lee Seol, membuatnya berpikir kalau Lee Seol sedang diculik.
Mobil Profesor Nam Jung Woo berhasil keluar dari istana tanpa ada yang mengetahui, kecuali Gun-I. Gun-I harus menyelamatkan Noonanya, jadi ia menyusul mobil Profesor Nam Jung Woo dengan menggunakan motor vespa (?). Profesor melihat Gun-I mengejar mobilnya dari kaca spion. Motor Gun-I mencoba menyamai kecepatan mobil Prof. Saat bersebelahan dengan mobil, Gun-I berteriak memanggil-manggil Lee Seol, “Noona, cepat turun. Noona, kau sedang dalam bahaya.”
Lee Seol menjawab, “Aku tidak apa-apa, cepat menepi-lah..” Lee Seol mengkhawatirkan keselamatan Gun-I.
“Noona, kau dalam bahaya, Noona, turun..”
“Kau yang sedang dalam bahaya, menepilah..”
“Noona, cepat-cepat…”
Fokus mengemudi Profesor jadi teralihkan karena Gun-I dan Lee Seol yang saling berteriak. Dan, hasilnya.. Taraaa… Mobil Profesor dengan sukses menabrak plang jalan yang sedang dalam perbaikan.
Lee Seol berakhir dirumah sakit. Profesor selamat sedangkan Lee Seol mengalami luka. Hidungnya mimisan dan tangan sebelah kirinya memar-memar. Lee Seol dibawa ke rumah sakit kecil. Dokter di tempat itu berkata, “Tidak ada yang patah.”
“Tapi, hidungku berdarah.” jawab Lee Seol seraya menunjukkan kapas yang merah karena mimisan.
“Itulah masalahnya. Kau tidak bisa langsung diagnosa, peng-diagnosa-an akan dilakukan setelah beberapa hari. Tidak ada yang sakit kan?”
Kemudian Park Hae Young datang. Ia buru-buru menghampiri Lee Seol. “Apa yang terjadi?”
Dokter berkata, “Aku sangat tidak suka bila ada dua orang pendampingnya seperti ini. Kalian juga datang terpisah.”
“Sebenarnya tidak perlu di rawat di rumah sakit. Tapi, kalau kau bersikeras ingin di rawat di rumah sakit. Maka pendampingnya harus melakukan registrasi” ucap Dokter kemudian pergi.
Park Hae Young kesal. “Apa-apaan ini, ada banyak rumah sakit kenapa memilih rumah sakit seperti ini?”
“Kau datang setelah mendapatkan telepon, dan kau tidak jadi melakukan press conference pengumuman pernikahan itu, kan tidak jadi, benar? benar?” tanya Lee Seol.
“Jadi, kau berpura-pura seperti ini agar aku tidak jadi melakukan hal itu? Begitu? Dan aku dengar, kalau kau yang mengemudi? Hei, sudah kubilang. Kau akan celaka bila bersamanya.”
“Hei, kenapa kau berkata seperti itu pada profesorku.” jawab Lee Seol. “Lagipula semua ini salahmu, aku terluka seperti ini saat aku hendak menemuimu. Sedangkan Profesor hanya membantuku.”
“Sepertinya kau baik-baik saja. Cepat bangung.” Park Hae Young menarik tangan Lee Seol.
Lee Seol kesakitan. Profesor segera menahan tangan Park Hae Young. “Apa yang kau lakukan pada pasien?”
Lee Seol masih merintih kesakitan.
“Hei, apanya yang sakit. Aku bahkan tidak menggunakan kekuatanku saat menarik tangannya.” Park Hae Young membela dirinya.
“Apa sangat sakit?” tanya Profesor dengan cemas.
Lee Seol mengangguk. “Sepertinya tulangku keluar dari tulang rusukku.”
Park Hae Young menjawab, “Bagaimana bisa seperti itu, aku katakan kalau aku menarikmu pelan.”
“Sudah, kita bicarakan diluar.” suruh Profesor pada Park Hae Young.
“Aku akan melakukan registrasi, beristirahatlah.” kata Profesor pada Lee Seol.
Lee Seol mengangguk mengerti.
Park Hae Young dan Profesor Nam Jung Woo segera ke tempat registrasi. Park Hae Young diberikan sebuah formulir untuk diisi. Ia mulai mengisinya, tapi tinta pulpen yang digunakannya tidak berfungsi. Profesor segera mengambil formulir itu, lalu mulai mengisinya dengan pulpennya sendiri. “Lupakan.” ucap Profesor.
Belum sempat profesor menuliskan formulir, Park Hae Young merebut pulpen dan formulir dari Profesor. Dan itu terjadi beberapa kali, haha.. lucu deh, rebutan formulir. Mereka saling berkata, “Karena ia terluka biar aku saja yang melakukan hal ini.” ucap Park Hae Young.
“It’s fine..” jawab Profesor seraya merebut formulir.
Park Hae Young merebut kembali formulir itu, “Gaji seorang Profesor mana cukup untuk membayar semua ini.”
Profesor menjawab, “Aku masih bisa membiayai my dear student.”
“Apa? Begini, ada hal yang harus aku selesaikan dengan Lee Seol. Kalau kau mempercayai, maka aku akan membatalkan press conference pertunangan kami. Jadi, aku harap kau pergilah.” jawab Park Hae Young.
Gun-I mengendap-endap masuk ke rumah sakit, ia hendak menemui Lee Seol. Melihat kedatangan Gun-I, Lee Seol bertanya, “Bagaimana mereka? Apa mereka bertengkar?”
“Noona, apa dia.. Dia benar-benar tunanganmu?” tanya Gun-I dengan polos.
“Sudah kubilang bukan.” jawab Lee Seol. “Ah, benar-benar. Sepertinya aku harus menyelesaikan hal ini sekarang juga..” Lee Seol bangkit dari tidurnya.
Gun-I terkejut, “Noona ternyata kau tidak apa-apa, padahal tadi kau terlihat sangat kesakitan.”
“Itu tida penting lagi sekarang. Kau, laki-laki restaurant siapa namamu?” tanya Lee Seol.
“Noona, bisa memanggilku Gun-I. Dan kau bisa dengan nyaman berbicara denganku.” jawab Gun-I dengan manis.
“Oh, Gun-I, Noonamu ini ingin meminta kebaikan hatimu. Maukah kau mendengarkannya?”
Gu-I menatap Lee Seol.
Apa coba permintaan Lee Seol? Hahaa.. Lee Seol menyuruh Gun-I untuk menggantikan posisinya sebagai Princess sementara waktu, hanya untuk mengelabui asisten pribadinya. Gun-I memakai pakaian tidur Princess lalu memakai bandana bunga. Cute deh.. Ia lalu menyelimuti seluruh tubuhnya saat asisten pelayan Lee Seol datang. Gun-I menyembunyikan dirinya di dalam selimut. Asisten pelayan Lee Seol berhasil dikelabui, setelah asisten itu keluar kamar Lee Seol. Gun-I langsung mengunci pintu kamar.
Park Hae Young menjaga Lee Seol sampai tengah malam, ia juga tidak tertidur. Lee Seol menginggau, “Ayah… Sakit.. Ayah.. Ini sakit..”
Park Hae Young memperhatikan Lee Seol yang menginggau. Kemudian, igauan Lee Seol semakin aneh, hihi.. “Lapar.. Aku lapar..”
“Ah, seharusnya aku tauu..”
Lee Seol terbangun, “Apa? Apa ada yang terjadi?”
“Kau menginggau?” jawab Park Hae Young.
“Kapan aku mengigau..” jawab Lee Seol. Lee Seol kemudian terbatuk-batuk, ia meminta diambilkan minum oleh Park Hae Young. “Aku haus.”
Park Hae Young mengambilkan minum. Lee Seol memintanya untuk membantunya untuk meminum air.
“Kau ini, baru beberapa hari di istana sudah berkelakukan buruk seperti ini.” jawab Park Hae Young.
“Tanganku tidak bisa digerakkan, sungguh.” Lee Seol berkilah.
“Baiklah. Ini..” Park Hae Young mengangkat kepala Lee Seol lalu meminumkan air pada Lee Seol. “Cukup.”
Lee Seol tersenyum, “Ah, aku benar-benar hidup sekarang.” ucap Lee Seol seraya membersihkan sisa minuman di mulutnya.
Park Hae Young kesal, ia memegang tangan Lee Seol. “Kau bilang tanganmu sakit dan tidak bisa digerakkan? Lalu ini apa? Ini kaki?”
“Ah, tangan kananku yang sakit tapi tangan kiriku juga merasakan hal itu..” jawab Lee Seol.
“Kau berbohongkan tentang sakitmu ini?” tanya Park Hae Young dengan curiga.
“Ah, kalau kau berpikiran seperti itu, terserah kau saja.” jawab Lee Seol. Ia kembali tertidur, tapi kemudian perutnya terasa sangat sakit. Ia membalikan badannya ke arah Park Hae Young, lalu menatap Park Hae Young. Hehee.. Lee Seol kentut saat itu juga.. Ia menatap polos Park Hae Young, matanya seolah-olah bilang -antarkan aku ke kamar mandi.- hihiii..
Park Hae Young menunggu Lee Seol di depan kamar mandi. Tidak berapa lama kemudian Lee Seol keluar, Park Hae Young membantunya membawakan cairan inpus Lee Seol. Saat hendak kembali ke ruangannya, tiba-tiba ada seorang ibu yang tengah memohon pada suster di rumah sakit. Ibu itu menggendong seorang anak lalu berkata dengan sungguh-sungguh, “Aku datang ke sini karena anaku sakit demam tinggi.” Anak yang digendongnya menangis keras.
“Ibu, sudah tidak ada tempat lagi di rumah sakit ini. Kalau kau sangat terburu-buru, kau bisa pergi ke UGD rumah sakit lain.” jawab perawat.
“Tapi, ini rumah sakit yang terdekat. Aku memohon padamu. Aku mohon. Anaku sangat panas. Aku khawatir.” Ucap ibu itu seraya menenangkan anaknya tidak berhenti menangis.
“Tapi, semua tempat di rumah sakit ini penuh.”
Lee Seol dan Park Hae Young melihat kejadian itu, Lee Seol merasa iba, ia lalu berkata pada Park Hae Young, “Bukankah perawat itu berkata seperti itu karena tidak ada lagi ruangan di rumah sakit ini, betul kan?”
“Ya..” jawab Park Hae Young.
Lee Seol lalu berkata pada perawat, “Permisi. Aku akan keluar rumah sakit.”
Park Hae Young terkejut mendengar ucapan Lee Seol.
“Aku sudah tidak apa-apa, aku kuat.” jawab Lee Seol pada perawat itu.
Park Hae Young dan Lee Seol benar-benar keluar dari rumah sakit, mereka menuju ke mobil. Keadaan Lee Seol tidak begitu baik. Efek memar yang ada di tangan kanannya mulai bereaksi. Badan Lee Seol bertambah lemas dan tiba-tiba saat hendak menuju mobil, Lee Seol tidak sadarkan diri. Park Hae Young panik, “Kau tidak apa-apa? Ah, kenapa seperti ini, Ayo kita kembali ke dalam.”
Setengah sadar, Lee Seol berkata, “Ruangan sudah penuh.”
Park Hae Young panik dan cemas. Ia membawa Lee Seol ke rumahnya, Park Hae Young melajukan mobilnya dengan cepat. Sesampainya di rumah, Park Hae Young menggendong Lee Seol lalu merebahkannya di atas kasur. Ia memeriksa panas Lee Seol. Lee Seol demam tinggi. Park Hae Young segera mengkompres Lee Seol. Wohoo.. Oppa panik. Ia bahkan tidak memperdulikan kantuknya, ia terus menjaga Lee Seol. Park Hae Young beberapa kali mengganti kompres. Kemudian, panas Lee Seol mulai turun. Park Hae Young tersenyum lega..
Park Hae Young menyiapkan makanan untuk Lee Seol. Lee Seol terbangun, ia berjalan lemas keluar kamar. Lalu ia mendapati Park Hae Young yang tengah memasak. Park Hae Young menyuruhnya duduk karena sarapan akan segera disediakan.. Lee Seol duduk, kemudian Park Hae Young menyiapkan bubur. Park Hae Young menyuapi Lee Seol. Perhatian Park Hae Young membuat Lee Seol curiga. Kemudian Park Hae Young berkata kalau saat ia merawat Lee Seol, semua yang ia lakukan adalah murni dan jujur. Park Hae Young menyuruh Lee Seol untuk berganti pakaian.
Park Hae Young menyalakan TV dan berita tentang kejelekan ayah Lee Seol kembali tersiarkan. Di dalam kamar, Lee Seol yang tengah berganti baju mendengar berita itu. Tanpa sengaja Lee Seol juga menemukan sebuah dokumen. Dokumen yang membuatnya marah, dokumen itu berisi laporan-laporan tentang kejelekan ayahnya. Park Hae Young yang memiliki dokumen itu. Lee Seol segera keluar kamar lalu dengan kesal, ia melemparkan dokumen itu pada Park Hae Young. Lee Seol lalu pergi meninggalkan rumah Park Hae Young. Tanpa di sangka di depan rumah, Kakek dan beberapa mobil tengah menunggu Lee Seol.
Kakek mengajak Lee Seol untuk menemui President. Lee Seol menatap sinis ke arah Park Hae Young, lalu ia pergi bersama kakek untuk menemui President.
Lee Seol menemui President, membicarakan tentang pembentukan kembali keluarga kerajaan. President berharap kalau Lee Seol bisa melakukannya dengan baik.
Selesai bertemu dengan President, Lee Seol kembali menemui kakek. Lee Seol harus membuat keputusan, kalau ia ingin memulai, maka ia harus memulainya dengan sungguh-sungguh. Pembentukan keluarga kerajaan bukan sebuah permainan. Lee Seol harus memutuskan, ia ingin kembali ke rumahnya atau memasuki istana. Demi menjernihkan nama baik ayahnya, Lee Seol memilih untuk kembali ke istana.

Lee Seol kembali memasuki istana. Kali ini, keputusannya adalah ia akan benar-benar tinggal di istana dan menjadi Princess. Lee Seol lelah, ia lalu tertidur. Sebelum terlelap ia membayangkan Park Hae Young ada di sampingnya. Lee Seol membayangkan Park Hae Young yang tengah mengelus-elus rambutnya dengan lembut. Lalu kemudian terlelap.
Hahaa… Itu bukan cuma bayangan, tapi lebih tepatnya bayangan yang menjadi kenyataan. Pagi-pagi sekali, Park Hae Young sudah berada di kamar Lee Seol. Park Hae Young berada tak jauh dari Lee Seol yang tengah tertidur. Perlahan Lee Seol membuka mata. Ia melihat sekilas ke arah Park Hae Young, Lee Seol pikir itu adalah ilusi Park Hae Young, jadi Lee Seol kembali memejamkan matanya.
Kemudian, Park Hae Young berkata “Hello, Princess. Aku Park Hae Young dari bagian departemen luar negeri dan perdagangan.”
Mendengar suara itu, Lee Seol terkejut setengah mati. Hahaa.. Ia langsung terduduk lalu menyelimuti dirinya dengan selimut.
Hellow, Park Hae Young kembali ke istana dan ia siap menjadi tutor Lee Seol. Untuk menjadi seorang Princess, banyak hal yang tidak dimiliki oleh Lee Seol. Jadi, perlu adanya seorang guru yang membimbingnya dan Park Hae Young yang bertanggung jawab atas pendidikan Princess Lee Seol.
Bersambung ke My Princess episode 6

Sinopsis My Princess Episode 4 part 2

Sinopsis My Princess episode 4 part 2 :

Lee Seol dan Profesor Nam Jung Woo sampai di ruang organisasi. Mereka segera masuk ruang organisasi dan mengunci pintu. Dua orang teman Lee Seol segera menyambut mereka. Profesor berkata, “Jaga pintu agar mereka tidak bisa masuk.” ucap Profesor pada kedua teman Lee Seol.

Kedua teman Lee Seol segera menjaga pintu, satu dari mereka berkata, “Ah, bagaimana. Ada apa ini??”
Yang lain berkata seraya mengambil bedak dan mulai berdandan, “Aku tidak tau, apa yang sedang terjadi. Tapi, bukankah kita harus terlihat cantik di depan kamera.”
“Ah, iya.a.” dan mereka mulai berdandan seraya menjaga pintu. Hahaaa..

Reporter Yoo Gi Gwang semakin memberitakan hal yang sensitive, ia memberitakan bahwa, “Telah dikabarkan bahwa beberapa tahun terakhir ini Dae Han Group meminta bantuan pemerintahan Korea dalam pembangunan kembali keluarga kerajaan. Dugaan sementara adalah Dae Han Group menggunakan Keluarga kerajaan untuk money laudering. Dan Dae Han Group juga dikabarkan sudah menekan pihak pemerintahan.”

Presiden pihak pro tentu saja tidak menyukai statement itu, ia membantu Dae Han Group dalam pembentukan kembali keluarga kerajaan adalah murni untuk mengembalikan kejayaan Korea.

Kakek Park Hae Young pun marah mendapat laporan seperti itu dari Ayah Yoon Joo.

Park Hae Young menyusul Lee Seol ke kampus. Melihat Park Hae Young datang, para wartawan segera menghampirinya dan mengajukan padanya banyak pertanyaan. Pertanyaan mengenai tanggapan Park Hae Young terhadap semua pemberitaan yang mulai menjatuhkan Dae Han Group. Park Hae Young hanya terus berjalan, tanpa memperdulikan para wartawan.
Saat di depan pintu ruang organisasi, Park Hae Young segera menelpon Lee Seol, “Halo, aku sudah sampai, jadi buka pintunya.”
Kemudian, yang membukakan pintu adalah Profesor Nam Jung Woon. Park Hae Young dan Profesor Nam Jung Woon saling menatap sinis. Park Hae Young segera masuk ke dalam ruang organisasi, dan Profesor berusaha untuk mencegah para wartawan untuk tidak memasuki orang organisasi.

 

Saat bertemu Lee Seol, Park Hae Young marah, ia berteriak ke arah Lee Seol. “Kenapa kau keluar rumah. Kenapa?! Aku sudah mengatakan padamu untuk tetap tinggal di rumah..”
Lee Seol tidak terima kalau dirinya dibentak seperti itu, “Hey, memangnya aku tidak bisa membentakmu juga, huh?! Kau pikir kau siapa? Kau pikir, siapa yang sudah melibatkanku sampai ke dalam masalah serumit ini. Siapa yang menyebabkan semua ini.”
“Aku hanya khawatir!” jawab Park Hae Young. Ehm.. jawaban yang membuat kekesalan Lee Seol mereda. Park Hae Young khawatir dengan keadaan Lee Seol.
“Kau mematikan ponselmu dan kau pergi ke kampus. Apa kau pikir itu tidak membuat khawatir?” tanya Park Hae Young.
“Ayo, ikut denganku sekarang juga.” Park Hae Young menarik tangan Lee Seol.

 

Tapi, Profesor segera mencegah kepergian Park Hae Young.
“Ada urusan apa kau?” tanya Park Hae Young pada Profesor Nam Jung Woon.
“Aku adalah dosennya, dan aku tidak akan membiarkan kalian pergi sebelum mengetahui hal yang sebenarnya terjadi.” jawab Profesor Nam Jung Woon.
“Tidak ada gunanya untuk menjelaskan semuanya padamu, kau tidak ada urusan dalam masalah ini.” jawab Park Hae Young.
“Jadi, apa menurutmu. Kita harus menunggu di sini sampai semua wartawan dari seluruh dunia datang ketempat ini. Begitu?” tanya Park Hae Young dengan sinis.
“Banyak wartawan yang tengah mengekspos apa yang sedang terjadi. Kita perlu memikirkan sebuah rencana.”
“Tunanganku dan aku sendiri, masalah kami bukan urusanmu.”
“Aku tidak yakin kalau kau itu adalah tunangan Lee Seol atau malah seseorang yang hendak menculiknya, Aku benar-benar tidak yakin..” jawab Profesor.

 

Park Hae Young terdiam ia menatap Lee Seol. Sedangkan Lee Seol tersipu malu karena profesor membelanya.
“Bukankah kau sudah telat untuk pergi ke Egypt. Terlebih lagi, kalau kau keluar dari ruangan ini, kau harus berurusan dengan para wartawan. Jadi tidak ada gunanya kau dan lee Seol pergi dari tempat ini?” jawab Profesor Nam Jung Woo.
“Apa-apaan ini kenapa dia membicarakan tentang Egypt.” tanya Park Hae Young, ia menatap kesal ke arah Lee Seol. Bukankah seharusnya yang mengetahui rencana kepergian Lee Seol ke Egypt, hanya Park Hae Young.
Lee Seol salah tingkah, ia meringis. “Begini.. Kau tau, ternyata pengiriman surat itu lebih cepat dari yang aku kira.”
“Apa ? Kenapa harus surat!!” Park Hae Young kesal. “Sebenarnya apa yang kau tulis di dalam surat itu?”
“Sumpah, sampai aku mati, aku tidak akan memberitahukan isi surat itu padamu.” jawab Lee Seol.
“Jangan membentaknya.” ucap Profesor Nam Jung Woo. “Itu hanya sebuah surat manis yang penuh cinta.” HAHAA..

 

Kemudian Park Hae Young mendapat telepon yang memberitahukan bahwa pengawal akan datang untuk menjemput mereka. Tidak berapa lama kemudian beberapa pengawal masuk ke dalam ruang organisasi. Mereka membungkuk untuk memberi hormat pada Park Hae Young, lalu pengawal itu berkata, “Kami datang untuk mengawal anda keluar dari sini.”
“Baiklah.” jawab Park Hae Young.
“Direktur Oh Yoon Joo juga datang ke sini untuk mendampingi anda.” ucap pengawal itu lagi.

 

Oh Yoon Joo masuk ke dalam ruang organisasi, ia berkata, “Aku datang ke sini atas permintaan kakek. Untuk memastikan kalau kalian bisa keluar dari sini.”
“Sebenarnya kau tidak perlu ke sini.” jawab Park Hae Young.
“Dan, kalau ada hal yang ingin kau tanyakan, silakan kau tanyakan pada Yoon Joo, karena ia lebih mengetahui apa yang terjadi daripadaku.” jawab Park Hae Young, ia menggenggam tangan Lee Seol lalu mereka keluar dari ruang organisasi dengan pengawalan ketat.

 

Oh Yoon Joo tidak menyertai Park Hae Young dan Lee Seol tapi ia tetap berada di ruang organisasi untuk berbicara dengan Profesor Nam Jung Woo. “Aku, Sekretaris eksekutif dari Dae Han Group akan memberikanmu penjelasan. Pihak kampus juga akan diberikan penjelasan atas semua kericuhan ini. Tapi, pertama aku akan menjelaskan–“
“Berhenti.. Dae Han punya banyak sekretaris tapi kenapa kau yang datang kesini?” tanya Profesor.
“Kami sedang dalam perang dingin.” jawab Yoon Joo.

 

Park Hae Young dan Lee Seol dikawal ketat saat melintasi koridor. Para pengawal sama sekali tidak memperbolehkan wartawan untuk mengambil gambar.
Park Hae young menutupi wajah Lee Seol dengan tangannya, lalu ia berkata, “Kau datang ke kampus untuk menemui Profesor kan?”
“Ah, tidak.. Aku datang ke kampus karena ada yang harus dikerjakan..” jawab Lee Seol.

 

“Ah, gara-gara kau kita harus kabur ke tempat lain lagi.” kata Park Hae Young.
“Apa maksudmu?”
“Ok, dalam hitungan ketiga, kita lari..”
Lee Seol mengikuti saja apa kata Park Hae Young. Park Hae Young mulai menghitung dan dalam hitungan ketiga, mereka berdua lari dari kawalan para pengawal.

 

Para pengawal panik, karena Park Hae Young berhasil membawa Lee Seol pergi. Para pengawal diperintahkan untuk membawa kembali Lee Seol untuk menemui kakek, tapi ternyata Park Hae Young membawa pergi Lee Seol. Yah, seperti statement Park Hae Young sebelumnya, kalau ia tidak akan membiarkan kakek dengan mudah untuk bertemu dengan Lee Seol, ia akan berbuat tindakan agar pembentukan keluarga kerajaan berjalan sulit. Salah satunya dengan menculik Lee Seol. Kata-kata menculik kurang tepat sebenernya, tapi terjemahan korea english dari vikii tertulis ‘kidnapped’. Gimana bisa dibilang penculikan, kalau Lee Seol dengan sukarela (?) diajak pergi bersama Park Hae Young.
Park Hae Young mengemudikan mobilnya dengan kencang. Ia tidak ingin para pengawal berhasil mengikuti mereka. Lee Seol berkata, “Bukankah seharusnya kita pergi menemui Kakek?”
“Kau akan pergi ke Egypt, dan masalah pencabutan -pelarangan agar kau dapat ke luar negeri- juga akan segera diselesaikan dalam dua hari mendatang. Jadi, kau tidak perlu memikirkan hal itu.” jawab Park Hae Young.
“Tapi, masalahnya sekarang berbeda. Mereka, para reporter dan seluruh negeri sudah mengetahui kalau aku ini adalah Princess. Bagaimana bisa aku pergi ke Egypt?!” ujar Lee Seol. “Para reporter juga sudah banyak memotretku tadi.” Lee Seol menunduk.
“Lihat! Semua ini akibat kau tidak mendengarkanku, kalau pun ada sebanyak apapun wartawan di sekitarmu, kalau kau bersamaku, tidak akan ada yang bisa mengambil fotomu.”
“Lalu, kenapa aku tidak diperbolehkan untuk tetap tinggal dan bertemu dengan kakek, kenapa kita harus pergi sejauh ini?!”

 

Park Hae Young kesal, “Aish.. Semua ini benar-benar gila!”
Lee Seol kaget, karena Park Hae Young terlihat tengah membentaknya, “Hei, Lihat. Kau bahkan sudah terbiasa untuk membentakku sekarang. Kalau seperti ini terus, aku tidak akan bekerja sama denganmu.”
“Aku sedang tidak berbicara denganmu. Kita sedang terburu-buru tapi bensin mobil ini habis.” jawab Park Hae Young. “Ah, dimana SPBU terdekat. Argh, tidak ada yang berjalan sesuai keinginan.” keluh Park Hae Young.
Lee Seol hanya menatap aneh ke arah Park Hae Young.

 

Mobil Park Hae Young memasuki wilayah SPBU dan pegawai segera menyambut mereka. Park Hae Young menurunkan kaca mobilnya. Pegawai SPBU segera bertanya, “Selamat datang. Akan diisi berapa banyak?”
Park Hae Young menjawab, “Diisi sampai penuh.”
Karena khawatir petugas SPBU mengenali Lee Seol sebagai Princess, maka Lee Seol menutupi wajahnya.
“Sudah turunkan tanganmu. Kau akan semakin menarik perhatian mereka kalau kau terus menutupi wajahmu seperti itu.” ungkap Park Hae Young.
“Ah, benarkah? Apa aku masih terlihat cantik saat aku menutupi wajahku?” tanya Lee Seol. Hahaa..
“Ya, sudah, sudah. Tutup saja wajahmu..”

 

Park Hae Young mendapat telepon dari kakek.
“Hallo..” sapa Park Hae Young.
Karena masalah yang terjadi, kesehatan kakek semakin drop. Saat menelpon Park Hae Young, ia sedang diperiksa oleh dokter. “Apa maksudmu dengan menyembunyikan Princess? Huh?!!” Kakek marah.
“Aku sudah mengatakan sebelumnya, kalau aku akan melakukan tindakan sesuai dengan caraku sendiri.”
“Kembali. Cepat kembali!!”
Dokter yang melihat kakek marah-marah berkata, “Seharusnya kau tidak banyak berbicara saat aku tengah memeriksa tekanan darahmu.”
Hahaa.. Kakek malah berganti memarahi dokter, “Diam!!”
“Cepat kembali!!” suruh Kakek pada Park Hae Young.
“Tidak, aku tidak akan membiarkan warisanku hilang begitu saja. Aku bahkan sudah tidak sabar untuk mengikat tangan dan kakinya. Baiklah, aku akan menutup telepon ini.” Park Hae Young mematikan ponselnya tanpa mempedulikan kakeknya.
Lee Seol menatap tidak mengerti ke arah Park Hae Young, “Apa kau bilang, kau ingin mengikat kaki dan tanganku?”
“Aku memang bilang seperti itu.” jawab Park Hae Young.

 

Pengisian bensin selesai, petugas memberikan bon agar Park Hae Young menandatanganinya. Petugas SPBU itu ternyata menyadari kalau yang ada di dalam mobil adalah Princess Lee Seol. Saat kaca mobil diturunkan, petugas itu segera mengambil foto Lee Seol dengan kamera ponselnya. Lalu petugas itu bersorak, “Hei, bukankah itu Princess.. Hei, hei, dengar Princess ada di dalam mobil ini. Ow, amazing.” Mendengar seruan itu, semua petugas SPBU segera berkumpul mengelilingi mobil untuk dapat memotret Lee Seol.

Lee Seol panik dan Park Hae Young berusaha agar para petugas itu berhenti memotret. Tidak lama kemudian, pengawal kakek Park Hae Young datang. Para pengawal segera mencegah para petugas untuk mengambil gambar. Pemimpin pengawal berkata, “Tuan muda, kau harus kembali sekarang juga. Kau harus kembali, karena Kakek mencarimu dan Princess.”

Park Hae Young memberi isyarat agar para pengawal segera mengatasi kekacauan yang terjadi saat ini. SPBU itu bertambah ricuh, para pegawai dan pengawal berseteru dan ini kesempatan bagi Park Hae Young untuk menancapkan gasnya lalu pergi..
Park Hae Young terus melajut, mereka sudah pergi jauh dari kota Seoul. Saat mengemudi Park Hae Young memperhatikan Lee Seol yang tertidur pulas. Melihat Lee Seol yang tertidur pulas dan karena tidak ingin mengganggunya, Park Hae Young menghentikan mobilnya di tepi pantai. Ia bahkan membuat Lee Seol agar merasa nyaman, ia menyelimuti Lee Seol dengan jasnya. Care nyaa Oppaa..

 

Lee Seol terbangun setelah tidur nyenyak. Ia bangun dengan keterkejutan, karena ia baru menyadari kalau mereka sudah tidak lagi berada di kota Seoul. Lee Seol melihat ke arah Park Hae Young, Park Hae Young tertidur pulas. Lee Seol melihat jam Park Hae Young, ternyata mereka sudah pergi dalam jangka waktu yang lama. “Oh, sudah lama sekali dan sudah sejauh ini.” ucap Lee Seol pada dirinya sendiri. Sekarang giliran Lee Seol yang menyelimuti Park Hae Young dengan jas.
Lee Seol menyelimuti Park Hae Young dengan jas, Lee Seol mendekatkan wajahnya ke wajah Park Hae Young. Ia penasaran dengan bulu mata Park Hae Young yang terlihat panjan. Dengan ragu, Lee Seol menyentuh bulu mata Park Hae Young dengan ujung jari telunjuknya. Ia lalu bergumam, “OMO, dia punya bulu mata yang sangat panjang.” Hahaa.. Lee Seol kembali menyentuh bulu mata Park Hae Young lalu ia mengukur bulu matanya sendiri. Lagi-lagi Lee Seol terkejut, karena bulu mata Park Hae Young benar-benar panjang..

 

Lee Seol menyudahi acara sentuh-menyentuh bulu mata Park Hae Young (????) hahaa.. Lee Seol melihat keadaan sekelilingnya. Daratan dipenuhi salju dan tepat didepannya adalah sebuah sungai (laut?). Lee Seol ingin menghirup udara luar, ia memutuskan untuk keluar dari mobil, tapi Park Hae Young segera menahan tangan Lee Seol. Park Hae Young berkata dengan masih memejamkan matanya. “Kau mau kemana? Apa kau mau kabur?”
“Huh?! Kau sudah bangun. Kapan kau bangun. Apa kau mendengar sesuatu?” Lee Seol panik, ia khawatir.
“Apa? Mendengar apa? Bulu mata?” jawab Park Hae Young.
“OMO!! Kau bodoh! kenapa kau berpura-pura tidur padahal kau sudah bangun?”
“Kenapa kau menyentuh wajah orang seenaknya?”
“Kau, kenapa kau menurunkan jok kursiku? Kenapa?”
“Karena kau mengorok. Saat aku merendahkan jok mobilmu, kau berhenti mengorok.” jawab Park hae Young. “Kau harus pergi ke rumah sakit. Kau harus segera dioperasi.” ucap Park Hae Young dengan malas.
“Apa? Tidak mungkin. Aku tidak mungkin mengorok.”
Kemudian, perut Lee Seol mulai berdendang (?), Lee Seol kelaparan. Park Hae Young hanya tertawa.
“Apa kau lapar?” tanya Park Hae Young.
Lee Seol mengangguk.

 

 

Mereka pergi ke sebuah kedai makanan. Karena mereka sedang berada jauh dari kota Seoul, pantas saja tidak ada yang mengenali atau memperhatikan kedatangan mereka. Para pengunjung di kedai makanan itu sibuk dengan diri mereka masing-masing. Lee Gi-Kwang (beast) as Gun-I (seorang pelayan) mengantarkan pesanan Lee Seol dan Park Hae Young. Gun I sangat ramah, ia bahkan memberikan bonus minuman dan mengedipkan matanya pada Lee Seol. Awalnya Lee Seol menutup wajahnya dengan tangan, tapi karena suasana begitu damai jadi ia tidak melakukan hal itu lagi.
Saat makan, Lee Seol mengambil semua ikan dan hanya menyisakan sayuran untuk Park Hae Young. Hihiii.. Lee Seol pun bertanya, “Apa aku harus benar-benar pergi ke Egypt?”
“Gzz.. Kau menanyakan hal yang membuatku khawatir.” jawab Park Hae Young.
“Aku tidak tahu kalau ternyata Dae Han Group itu sangat menakjubkan. Mungkin saja saat aku di Egypt nanti mereka akan dapat menemukanku.”
“Dan saat itu, kau harus kabur lagi.”
“Sampai kapan?”
“Who knows??”

 

Kemudian, TV yang ada di kedai itu menyiarkan breaking news. Dalam breaking news tersebut Reporter Yoo Gi Gwang memberikan informasi yang sangat mengejutkan. Gun-I memperbesar volume TV, seraya berkata “Hyung.. Hyung.. Bisakah kalian tenang sebentar. Ini berkaitan dengan masa depan pekerjaanku. Kalau pembentukan kembali keluarga kerajaan tidak jadi, maka aku akan jadi pengangguran..” Yap, Gun-I akan menjadi asisten memasak kelak saat Lee Seol sudah masuk istana.
Reporter Yoo Gi Gwang memberitakan, “Park Hae Young Dae Han Group yang baru-baru ini mengunjungi universitas dimana Princess meneruskan pendidikannya. Dan seperti yang telah dikabarkan bahwa Lee Seol adalah orang yang menjadi figure utama dalam pengembalian dan pembentukan kembali keluarga kerajaan. Dan misteri dari Ayah kandung Lee Seol sudah terpecahkan saat ini. Bersamaan dengan kabar besar, mengenai Lee Seol yang merupakan cucu dari Kaisar Soonjong. Ada sebuah informasi menyebutkan bahwa Ayah Lee Seol yaitu Lee Han, adalah anak satu-satunya dari Kaisar Lee Young. Menurut sumber dari Dae Han Group menyatakan bahwa Lee Han -Ayah Princess Lee Seol- yang sudah meninggal 20 tahun yang lalu, terlibat dalam kehidupan yang tidak baik. Ia didugaan terlibat dalam tindakan kriminal seperti pencurian, penipuan dan tindakan kriminal lain. Tentu saja informasi ini sangat menggemparkan masyarakat.”

Semua pengunjung yang berada di kedai itu segera berkomentar tidak meng-enak-an tentang ayah Lee Seol. Lee Seol geram, tidak boleh ada seorang pun yang menjelek-jelekan ayahnya. Lee Seol bangkit dari duduknya lalu berkata dengan keras, “Tidak. Ia tidak seperti itu.”
Mendengar ucapan Lee Seol, semua pengunjung diam dan mereka memperhatikan Lee Seol.
Lee Seol mencoba menahan tangisnya, “Kalau kalian tidak mengetahui dengan benar tentangnya, jangan pernah kalian berbicara seperti itu.”
Park Hae Young menatap cemas ke arah Lee Seol. Ia kemudian mengajak Lee Seol untuk pergi, “Sudahlah.. Ayo..”

Gun-I hanya menatap polos ke arah Lee Seol dan Park Hae Young pergi dari kedainya.

 

Lee Seol menatap laut. Ia terus menangis. Laut itu mengingatkan dirinya dengan kenangan bersama ayahnya. Saat Lee Seol kecil, Lee Seol dan ayahnya bermain-main di tepi pantai. Mereka membuat boneka salju.
Lee Seol kecil berkata, “Ayah, apa tanganmu sakit?”
Ayahnya menjawab, “Tidak, tanganku tidak pernah sakit saat aku menggendongmu.”
“Ayah, apa kita tidak bisa pulang?”
“Kau pastii mengantuk, tidurlah.” jawab Ayah Lee Seol mencoba mengalihkan pembicaraan.

“Aku harus kembali ke Seol. Aku harus menemui Kakek.” ungkap lee Seol.
“Kenapa harus menemui kakek?” tanya Park Hae Young.
“Karena selama ini, yang aku tahu, hanya kakeklah orang yang memiliki cukup kekuatan untuk men-clear-kan semuanya. Yang mereka beritakan itu adalah bohong. Aku akan membuktikannya, kalau semua itu bohong. Dan aku akan membuat orang-orang bodoh itu meminta maaf atas apa yang sudah mereka ucapkan.” jawab Lee Seol. Bagaimanapun juga saat seseorang yang kita sayangi mendapat cemooh-an buruk dari lingkungan sekitar, pasti kita yang menyayangi orang itu tidak terima dengan semua cemoohan yang ada. Naluri Lee Seol sebagai seorang anak yang sangat mencintai Ayahnya, mengharuskan dirinya untuk membuat semuanya menjadi jelas, ia tidak ingin nama Ayahnya tercoreng hanya karena berita-berita seperti itu. Dan, inilah alasan kenapa Lee Seol harus masuk ke istana. Dengan kedudukannya sebagai seorang Princess, ia akan dapat membersihkan nama baik ayahnya.

 

“Kau besok tidak akan ada di sini lagi. Kau akan segera pergi ke Egypt.” Park Hae Young mencoba meyakinkan.
“Tidak.. Aku tidak akan pergi ke Egypt.”
“Apa yang akan kau lakukan kalau ternyata semua berita itu adalah benar. Kau bahkan tidak ingat dengan betul bagaimana kehidupan masa kecilmu. Dia bisa saja melakukan apapun. Dia bahkan meninggalkanmu saat kau masih kecil dan hanya berusaha untuk mempertahankan hidupnya sendiri.”
“Kau pasti lupa. Ayahku tidak meninggalkanku.” jawab Lee Seol.

 

Tiba-tiba Gun-I datang dan menghampiri Lee Seol, “Oh, Noona.. Sudah sedari tadi aku mencarimu.” ucap Gun-I dengan nafas memburu.
“Apa maumu?” tanya Park Hae Young.
“Kenapa kau mencariku?” tanya Lee Seol dengan ramah.
“Ah, kau pasti princess. Maafkan atas kejadian tadi.” Gun-I membungkuk, lalu ia kembali berkata, “Semua berita itu bohong. Aku bahkan tidak percaya sama sekali.”
“Dia bukan princess, ayo pergi.” Park Hae Young menarik tangan Lee Seol. Tapi kemudian beberapa mobil datang menghampiri mereka.
Melihat mobil yang datang, Gun-I berseru “Ah, mereka sudah datang.. Mereka terus mencarimu, jadi aku mengarahkan mereka untuk datang ke tempat ini. Terimakasih. Selamat jalan.” Gun-I pergi berlari meninggalkan Park hae Young dan Lee Seol.

 

Rombongan mobil itu adalah mobil kakek dan para pengawalnya. Kakek turun dari mobil dibantu oleh Ayah Yoon Joo. Kakek berkata, “Yang Mulia aku datang untuk menjemputmu. Kau tidak boleh menolak semua hal ini, masyarakat korea sedang menunggumu.” ucap Kakek dengan sopan.
“Masyarakat sudah menerima banyak berita yang tidak benar. Apa aku masih bisa menjadi seorang Princess?” tanya Lee Seol.
“Tentu saja, kau sudah siap menjadi seorang Princess.” Kakek mempersilakan Lee Seol untuk masuk ke dalam mobil.

Lee Seol menatap Park Hae Young lalu ia masuk ke dalam mobil. Mobil melaju meninggalkan Park Hae Young. Rencana Park Hae Young untuk mendapatkan kembali harta warisannya semakin sulit.

 

Kakek langsung membawa Lee Seol masuk ke dalam istana. Mobil memasuki area istana dan semua penjaga, pengawal membungkuk memberikan hormat. Kakek membangunkan Lee Seol yang tertidur di dalam mobil. “Yang Mulia, kita sudah sampai.”
Lee Seol terbangun, ia lalu dipersilakan keluar dari mobil. Dengan takjub, Lee Seol melihat istana megah di hadapannya. Daaaan, kehidupan istana Lee Seol dimulai..
Bersambung Sinopsis My Princess episode 5

 

Sinopsis My Princess Episode 4 part 1

Sinopsis My Princess episode 4 part 1 :

 

Petugas bandara mengecek tiket milik Lee Seol, beberapa kali ia menyamakan antara foto dengan wajah Lee Seol. Lalu petugas bandara itu berkata, “Silakan keluar dari garis ini.” Petugas bandara membuka garis pembatas, dan menyuruh Lee Seol dan Park Hae Young untuk keluar dari antrian.
“Ada apa ini?” tanya Park Hae Young.
“Anda dilarang untuk melakukan perjalanan jauh.” jawab petugas.
“Kenapa? Kenapa bisa begini?” tanya Lee Seol.
“Begini, aku seorang diplomat, Park Hae Young. Dan ini sangat tidak mungkin kalau kami mendapatkan masalah seperti ini.”
“Anda harus mencari tahu hal itu sendiri kenapa anda tidak diperbolehkan untuk melakukan perjalanan jauh.” jawab petugas. “Selanjutnya..” ucap petugas memanggil antrian berikutnya.

 

Mau tidak mau, Lee Seol dan Park Hae Young harus keluar dari antrian. Park Hae Young bertanya, “Hey, kau tidak memiliki masalah hukum yang belum terselesaikan kan? Seperti tunggakan pajak atau yang lainnya?”
Lee Seol berpikir sejenak, “Ah, apa tagihan gas kota yang belum dibayar itu juga termasuk?”
“Aish, apa-apaan ini..” ucap Park Hae Young kesal. Ia lalu menarik tangan Lee Seol, “Ayo, ikut aku..”

 

 

Park Hae Young dan Lee Seol menelpon seseorang untuk mengetahui kenapa Lee Seol tidak diperbolehkan pergi. “Jadi, maksudmu Lee Seol ada di dalam daftar nama yang tidak diperbolehkan untuk melakukan perjalanan keluar negeri? Kenapa? Ah, baiklah.. Aku mengerti..” Dengan kesal, Park Hae Young mematikan handphonenya. Lee Seol juga ikut bingung, ia mengikuti gerakan Park Hae Young yang terus saja mondar mandir.
“Hey, aku jadi merasa takut. Ada apa? Katakan padaku.” pinta Lee Seol.
“Ada seseorang dibalik semua ini. Seseorang yang bekerja sama dengan pihak pemerintahan untuk tidak membiarkanmu pergi.” jawab Park Hae Young.
“Tapi siapa?” tanya Lee Seol.
“Kau pasti menyadari siapa yang melakukannya.”

“Apa mungkin Ayah Yoon Joo.” terka Lee Seol.
“Kakek sudah membiayai kuliah Ayah Yoon Joo dan juga menjadi saksi dalam pernikahannya. Aish..” jawab Park Hae Young.
“Owh.. Ternyata orang-orang konglongmerat memiliki hubungan yang sangat dekat satu sama lain. Jadi, kau pikir, Kakek dan Ayah Yoon Joo yang ada dibalik semua ini? Mereka berkomplot dan menjadikanku seperti seorang penjahat begitu.” Lee Seol menerka lagi. Ia berpikir kalau kakek dan Ayah Yoon Joo menjadikannya seolah-olah seperti criminal, agar ia tidak bisa meninggalkan korea.
“Aaah, tapi bagaimana mungkin orang yang memberikan seluruh hartanya untuk menjadikanmu seorang Princess, dapat melakukan hal semacam itu.” ucap Park Hae Young.
“Mungkin saja.” jawab Lee Seol. “Apapun bisa dilakukan saat dalam keadaan marah. “

 

 

“Kau lihat kemarin? Bagaimana caraku mentapnya? Aku menatap ke arah Kakek dan Ayah Yoon Joo seperti ini.. ni..” Lee Seol menyipitkan matanya lalu menarik kedua ujung matanya Hahaa… “Dan aku berkata, aku tidak akan memaafkanmu..”
Park Hae Young hanya menatapnya aneh..

 

“Targetnya sekarang bukan kau tapi aku.” jawab Park Hae Young. “Kalau mereka sudah bermain ekstrim, maka mulai sekarang aku harus bisa mengeluarkan semua kemampuanku.”
Lee Seol meledek, “Bagaimana bisa kau melakukan itu. Kau saja tidak bisa mengatasi masalah video di internet waktu lalu. Kemampuan apa itu?”
“Hey, kau pikir aku tidak mengatasi hal itu, karena aku tidak bisa? Huh? Aku hanya tidak ingin menyelewengkan wewenang pemerintahan saja.” jawab Park Hae Young.
“Aaah.. Aku mengerti, aku mengerti.. Lebih baik aku pulang..” jawab Lee Seol.

“Kau mau kemana?” tanya Park Hae Young seraya menahan tangan Lee Seol.
“Aku mau ke rumah ibuku.” jawab Lee Seol. “Lebih baik aku pulang untuk mempertanggung jawabkan surat yang aku tulis.” Lee Seol pergi dari rumah dengan tidak pamit ibunya terlebih dulu, ia malah hanya membuatkan surat untuk ibunya.
“Kau akan pergi ke Egypt dan kau menulis surat?” tanya Park Hae Young heran.
“Ya. Maka dari itu, sebelum itu membunuhku, aku harus pulang.” jawab Lee Seol.
“Ibumu tidak akan membunuhmu, karena kau akan segera berangkat ke Egypt.” jawab Park Hae Young.
“Memangnya kau tau, kapan pencabutang pelarangan keluar negeri untuk diriku akan dilakukan? Kita kan tidak tau kapan hal itu akan terjadi. Saat membaca surat yang aku tulis, mungkin ibu akan segera mencari pacarku.” jawab Lee Seol. Yah, saat ibunya membaca surat dari Lee Seol, mungkin Ibu Lee Seol kira, Lee Seol dibawa pergi oleh pacarnya.
“Nah, kalau kau tidak ingin dibunuh oleh ibuku, lebih baik cepat, kita kembali ke rumah.” jawab Lee Seol.

 

Dengan mengendap-endap Lee Seol dan Park Hae Young masuk ke dalam rumah. Lee Seol memanggil ibunya dengan pelan, “Ibu.. Buu.. Ibu..” Karena dirasa rumah sangat sepi dan tidak ada panggilan dari ibunya, Lee Seol mengencangkan suaranya, “Ibu.. Ibuu.. Bu..”
“Ah, sepertinya ia tidak ada dirumah.” kata Lee Seol.
“Bagus. Sekarang kau cepat ambil surat itu. Kau letakkan dimana?” tanya Park Hae Young.
“Di laci kamar ibuku.” jawab Lee Seol seraya bergegas menuju kamar ibunya dan membuka laci. Tapi, setelah dicari, ia tidak menemukan surat itu..
“Tidak ada.. Bagaimana ini??” Lee Seol panik.
“Cari yang teliti. Kau simpan di mana?” tanya Park Hae Young yang menjaga pintu.
“Aku menaruhnya di buku besar, agar ibu dapat membacanya saat hari minggu. Tapi, buku itu tidak ada..” jawab Lee Seol.
“Mungkin dia pergi beribadah?” terka Park Hae Young.
“Ah, cepat-cepat nyalakan mobil” seru Lee Seol.

Park Hae Young dan Lee Seol sampai di tempat peribadatan. Lee Seol dan Park Hae Young masuk lalu duduk di bangku paling belakang. Mereka duduk tepat dibelakang ibu Lee Seol, mereka juga melihat surat Lee Seol terselip diantara lembar-lembaran buku.
“Itu, surat itu.” tunjuk Lee Seol.
“Sepertinya, ibumu belum membacanya.” jawab Park Hae Young.
“Cepat, kau ambil surat itu..” suruh Lee Seol.
“Kenapa harus aku?”
“Kau kan memiliki lengan yang panjang. Tidak mungkin aku yang harus mengambilnya. Cepat..” ujar Lee Seol.

 

Park Hae Young melakukan yang disuruhkan oleh Lee Seol. Ia pikir, ibu Lee Seol sedang konsentrasi beribadah, jadi mungkin ia tidak akan menyadarinya, kalau buku yang ada dihadapannya diambil. Park Hae Young dengan perlahan mengulurkan lengannya untuk mengambil surat yang terselip di buku, buku itu ada di depan Ibu Lee Seol. Ibu Lee Seol menyadari kalau bukunya akan diambil, maka Ibu Lee Seol menengok.
Park Hae Young salah tingkah, ia berpura-pura sedang berdoa.
Lee Seol hanya meringis.
“Kalian, kapan kalian datang?” tanya Ibu Lee Seol heran.
“Ah, baru saja.. Dia, dia sedang libur dan memutuskan untuk membersihkan penginapan, jadi setelah itu aku ajak saja ia ke sini.” jawab Lee Seol.
Park Hae Young mengangguk-angguk. “Aku datang untuk menjemputmu agar kau merasa nyaman.”
“Aigoo.. Kau ini.” jawab Ibu Lee Seol.

 

 

“Ibu, karena kita sudah sampai sini, jadi kami akan benar-benar berdoa. Pinjamkan buku itu.” pinta Lee Seol.
“Ah, ini sudah selesai.” jawab Ibu Lee Seol, seraya memasukkan buku dan surat yang terselip di buku ke dalam tas. “Ya, sudah cepatlah nyalakan mobil.”
“Ah, baik. Bagaimana kalau aku yang membawakan tasmu ke mobil.” pinta Park Hae Young.
“Ah, benarkah.. Baiklah..” jawab Ibu Lee Seol seraya menyerahkan tasnya pada Park Hae Young. Park Hae Young tersenyum, ia mendapatkan tas Ibu Lee Seol, kesempatan baginya untuk mengambil surat milik Lee Seol. Kemudian Park Hae Young segera membawa tas itu keluar ruangan. Sesampainya diluar ia menggeledah tas untuk mencari buku dan ia membuka amplop yang terselip dibuku. Park Hae Young tidak berhasil mendapatkan surat itu, yang ia dapatkan hanya beberapa amplop berisi uang.

 

Ternyata surat milik Lee Seol tertukar dengan surat yang berisi uang untuk amal. Yang diserahkan oleh ibu Lee Seol untuk amal, ternyata bukan amplop berisi uang, tapi malah amplop yang berisi surat Lee Seol. Tamatlah riwayat Lee Seol, karena saatnya dibacakan satu-persatu amplop itu.

Satu persatu amplop berisi uang dan permintaan mulai dibacakan. Dan giliran surat dari Lee Seol yang dibacakan.
“Ah, sepertinya ini sebuah surat.. Baiklah, uang memang tidak penting, yang penting adalah ketulusan hati.” ucap seseorang yang memimpin doa. “Baiklah.. Aku akan membacakannya.. Ibu, ini aku Lee Seol..” semua kaget.. Terlebih Lee Seol, ia benar-benar panik. Surat untuk ibunya malah dibacakan ditempat umum dan di tempat yang tidak seharusnya.
Surat itu terus dibacakan. “Ibu, pergilah ke dapur, kemudian ambilah obat herbal di lemari. Mungkin saat kau membacakan surat ini, aku sedang berada di pesawat menuju Egypt. Uah, sepertinya anak ini kabur dari rumah.”

 

Ibu Lee Seol menahan malu dan kesal, ia tidak mengerti apa yang dilakukan anaknya. Lee Seol panik, ia benar-benar panik. Park Hae Young datang dan ia kembali duduk di samping Lee Seol.
Surat kembali dibacakan, “Ibu, aku tidak menceritakan hal ini sebelumnya, karena aku takut kau akan merasa sedih. Aku sudah sangat ingin pergi ke Egypt dari dulu dan mungkin aku akan menetap di negara itu dalam jangka waktu yang lama.”

Park Hae Young yang baru saja datang dan langsung mendengar hal itu, langsung termangu. Keduanya mulai panik..
Surat itu kembali dibacakan,  “Ibu jaga dirimu dan jaga kesehatanmu. Lee Seol. Ibu Lee Seol, apakah kau hadir hari ini? Apa ada Ibu Lee Seol di ruangan ini?”
Ibu Lee Seol merapikan rambutnya, “Ah, iyah, aku disini.”
“Ibu, sepertinya anakmu kabur dari rumah..”
“Ah, ituu.. itu..” Ibu Lee Seol terbata, ia langsung melihat ke arah anaknya.

Dalam hitungan ketiga, Park Hae Young dan Lee Seol langsung kabur dari ruangan. Mereka berlari ke luar ruangan. Ibu Lee Seol yang melihat hal itu segera mengejar mereka, dan ruangan menjadi ricuh. Ibu Lee Seol berhasil mengejar Lee Seol, ia memukul Lee Seol. Semua orang memperhatikan mereka. Ibu-ibu yang lain merasa kasian melihat Lee Seol dipukuli, mereka mencoba menghentikan pukulan Ibu Lee Seol.

Park Hae Young berusaha melindungi Lee Seol, ia berkata, “Ibu,, tolong hentikan..”
“Aaah, semua ini karena kau.. Kau yang menyebabkan semua ini.. bukan.. huh?” ungkap Ibu Lee Seol kesal, ia kembali memukuli Lee Seol.
“Ibu, ini semua salahku.” ucap Park Hae Young.
“Apa? Apa maksudmu.. Jadi, kalian merencanakan semua hal ini? Begitu.. Apa kau.. Apa dia hamil?” tanya Ibu Lee Seol pada Park Hae Young.
Tanpa disangka, semua orang bersorak mendengar ucapan Ibu Lee Seol. Mereka berkata, “Ah, selamat-selamat.. Hari ini memang hari yang sangat indah.. Ah, selamat..”

Park Hae Young dan Lee Seol segera menolak pernyataan itu, Hahahaa.. Mereka bingung sendiri bagaimana menghadapi orang-orang yang saling bersorak.
“Bukan, bukan seperti itu.” ucap Park Hae Young.
“Tentu bukan.” ucap Lee Seol.
Kenapa masalah mereka jadi serumit ini.. Hahaa.. xp

 

Kemudian, salah seorang mengatakan .”Aku sepertinya mengenal kau.” ucap orang itu pada Park Hae Young.
Park Hae Young langsung menutup wajahnya, ia menggeleng-geleng.
“Aaah, bukankah, kau cucu dari pemilik Dae Han Group kan??” tanya orang itu.
Whoaa.. Mendengar hal itu semua orang bertambah heboh. Begitu juga ibu Lee Seol, ibu Lee Seol yang tadi marah, sekarang ia membelalakkan matanya senang. Senang karena anaknya dihamili oleh cucu dari Dae Han Group..
Kepanikan bertambah, Lee Seol sudah tidak bisa lagi mengatasi kesalahpahaman ini. Lalu Park Hae Young memohon, “Aku mohon, demi perusahaan dan demi keluargaku.. Jangan sampai publik tau mengenai hal ini..” pinta Park Hae Young dengan polos.
“Ah, tentu saja.. Tentu saja..” jawab mereka. “Kami mengerti keadaanmu, kami mengerti. Demi Tuhan kami akan – SSssshhh.. Shsshss..”
Yang lain mengikuti “Ssssshhssh.” Para warga kompak menaruh jari telunjuk mereka dibibir dan “Sssshhhssh…!!”
Hahaa.. Mereka berjanji untuk tidak mengatakannya pada siapapun, lah kan udah jadi rahasia umum sekarang..

Di rumah Lee Seol, Park Hae Young dan Lee Seol mencoba menjelaskan mengenai hal sebenarnya yang sudah terjadi. Mereka memperlihatkan video tentang wartawan yang mengejar mereka berdua tempo hari.
“Sepertinya, ibumu mulai tersentuh dengan video itu, lihat, dia terus menonton video itu.” bisik Park Hae Young pada Lee Seol.
Ibu Lee Seol masih fokus melihat video.

“Itulah kenapa kau mengambil video itu dari internet??” Lee Seol memukul Park Hae Young.
“Tenanglah..” suruh Ibu Lee Seol. Ia meletakkan laptopnya di atas meja. “OMO, kau membuat kekacauan seperti ini?! Kau juga bahkan masuk berita? Huh?!”
Lee Seol dan Park Hae Young hanya bisa menunduk, mereka yakin kalau mereka akan dimarahi.
“Kalian?! Romantis sekali..” ucap Ibu Lee Seol.. HAHAA.. Kacauu..
“Aku bahkan dari dulu sangat ingin melakukan hal seperti ini. Aigoo, kau pasti sangat menyukai hal ini.” kata Ibu Lee Seol.

Lee Seol dan Park Hae Young saling menatap, mereka tidak mengira ibunya akan berkata seperti itu.
“Ibu, apa kau tidak marah?” tanya Lee Seol.
“Bagaimana bisa aku marah kalau aku tau hal yang sebenarnya.” jawab Ibu Lee Seol. “Aigoo, bahkan aku tidak tau sama sekali kalau kalian akan pergi bulan madu.”
Lee Seol protes, “Ibu, kami tidak pergi bulan madu, kami saja belum menikah.”
“Bagaimana bisa kalian pergi berdua keluar negeri kalau hal itu bukan disebut dengan bulan madu.” jawab Ibu Lee Seol. “Aku tau sedikit tentang cinta. Aigoo.. Benar kata orang, kalau anak itu akan mengikuti orang tuanya..”
“Ibu, apa kau dan ayah juga kabur?” tanya Lee Seol penasaran.
“Yah, bagaimanapun cinta lebih kuat dari apapun.” jawab Ibu Lee Seol.

Lee Seol masih bersikukuh untuk menjelaskan hal yang sebenarnya, tidak boleh ada kesalahpahaman, karena yang ia sukai bukan Park Hae Young tapi profesor Nam Jung Woo. “Ibu, begini, sebenarnya kami tidak..”
Ucapan Lee Seol terputus oleh kata-kata Park Hae Young, “Ibu, Kami saling mencintai.”
Lee Seol menatap kesal ke arah Park Hae Young, kenapa ia mengatakan hal itu..
“Kau sangat beruntung memiliki pria seperti Park hae Young, itu sama saja dengan kau memenangkan sebuah lottre.” jawab Ibu Lee Seol, pada Lee Seol.

Park Hae Young tersenyum. “Ibu maafkan kami, karena baru memberitahumu tentang status hubungan kami.”
“Hei, hei, kau.. Apa kau gila?!” Lee Seol kesal.
“Tenanglah, lambat laun kita juga harus memberitahukan tentang hubungan kita pada ibumu..” jawab Park Hae Young seraya tersenyum. “Tenanglah, Oppa yang akan membereskan semua ini.”
“Oppa?!!” Lee Seol bertambah kesal.. Haha..
“Ibu, maafkan aku harus mengatakan hal ini. Sebenarnya hubungan kami ini tidak direstui oleh orang tuaku. Saat Lee Seol bertemu dengan kakek, kakek bahkan menangis dan berlutut padanya.” ucap Park Hae Young, ia mulai mengarang-ngarang cerita yang masih disangkutpautkan dengan kejadian yang sebenarnya.
“Benarkah sampai seburuk itu?” tanya Ibu Lee Seol.
“Untuk itulah, Aku dan Lee Seol harus pergi keluar negeri untuk menjaga hubungan ini.” ucap Park Hae Young dengan sungguh-sungguh. “Untuk itu..” Park Hae Young berlutut di depan Ibu Lee Seol. Ibu dan anak itu terkejut melihat Park Hae Young yang berlutut. Ibu Lee Seol terkejut karena terpukau sedangkan Lee Seol terkejut karena cemas, bingung dan kesal.
“Kami mohon, kau bisa merestui kami sehingga kami bisa pergi ke Egypt dengan restumu.” ucap Park Hae Young seraya menunduk.
“OMo.. Apa kalian benar-benar saling mencintai?” tanya Ibu Lee Seol.
“Ya.” jawab Park Hae Young.
“Kalau seperti itu, tidak penting restu dariku.” jawab Ibu Lee Seol seraya tersenyum senang.

“Terimakasih Ibu. Terimakasih.” Park Hae Young mengangguk-angguk dengan sungguh-sungguh. “Terimakasih..”
Lee Seol hendak berbicara, tapi Park Hae Young segera memotongnya, “Aigoo, kenapa kau tidak bilang kalau kau punya ibu yang cool dan baik seperti itu.”
“Sifatku memang seperti ini.” jawab Ibu Lee Seol seraya tersenyum senang karena mendapat pujian.
“Tapi, bu..” lagi-lagi kata-kata Lee Seol terputus, karena langsung disambar oleh Park Hae Young.
“Kalau tau seperti ini, pasti kita tidak perlu cemas untuk meminta restu dari nya.” ucap Park Hae Young.

“Tapi, sebelum pergi. Maukah kalian untuk meregistrasikan pernikahan kalian?” tanya Ibu Lee Seol.
Pertanyaan itu membuat Park Hae Young dan Lee Seol diam tidak berkutik.
“Apa?” Park Hae Young menatap Ibu Lee Seol dengan polos.
Park Hae Young dan Lee Seol saling menatap.
“Meregistrasikan pernikahan kalian.” kata Ibu Lee Seol.
“Tapi, kami tidak memiliki rencana seperti itu.” jawab Park Hae Young.

Kemudian terdengar suara ketukan dari pintu rumah, beberapa pengawal suruhan kakek datang dan segera masuk ke dalam rumah. Salah satu pemimpin pengawal itu berkata, “Tuan, kami datang untuk menjemputmu.”
“Ada apa?” tanya Park hae Young.
Pengawal itu tidak menjawab, ia malah melihat keheranan karena Park Hae Young yang berlutut. Menyadari kalau dirinya sedang berlutut, Park Hae Young segera membenarkan dirinya, ia kembali duduk di sofa.

Lee Seol dan ibunya mengantarkan Park Hae Young sampai depan rumah. Di depan rumah terparkir beberapa mobil mewah yang sudah menunggu.
Lee Seol kesal “Jadi, kau ingin menyelamatkan dirimu sendiri begitu?”
“Hei, kalau kau ingin ikut, tidak apa-apa..” jawab Park Hae Young. “Kakek malah akan menyukainya..”

Park Hae Young berkata pada Ibu Lee Seol, “Perjalananku ke Seol akan sangat cepat, jadi jangan khawatir. Dan selama itu aku ingin kau menjaga Lee Seol.”
Ibu Lee Seol tertawa, ia membenarkan jas Lee Seol. “Aigoo, tenang saja menantuku Park Hae Young.. Kau pikir aku tidak bisa menjaga putriku sendiri. Begitu?”
“Kapan kau akan kembali?” tanya Lee Seol kesal.
“Aku akan kembali secepatnya.” jawab Park hae Young dengan masih menyunggingkan senyumnya.
“Ia, seberapa lama?” tanya Lee Seol lagi.
“Aigoo..” Park Hae Young mencubit gemas kedua pipi Lee Seol. “Kau ini sangat pemarah. Tenang saja.”

Ibu Lee Seol yang melihat hal itu segera mengerutkan keningnya kemudian tertawa. Bukan hanya Ibu Lee Seol yang mengerutkan kening, tapi pemimpin pengawal itu juga menatap aneh dengan tingkah Park Hae Young.
“Aigoo… Aigoo.. Kau ini.. Kenapa-kenapa.. Kau baru saja bertemu denganku dan kau masih saja merasa rindu. Aigoo..” Park Hae Young tertawa dan ia memperhatikan ekspresi Ibu Lee Seol, tertawanya semakin keras saat tau kalau Ibu Lee Seol ternyata mulai percaya tentang hubungan dirinya dengan Lee Seol.
“Baiklah, ibu.. Aku harus pergi.” pamit Park Hae Young.
“Baiklah, hati-hati di jalan..” jawab Ibu Lee Seol seraya tersenyum senang.

Di sebuah gedung megah, Kakek Park Hae Young dan Ayah Yoon Joo tengah melihat konstruksi bangunan mewah. Karikatur mini dari konstruksi bangunan Istana yang akan ditempati oleh Princess, siapa lagi kalau bukan Princess Lee Seol. Kakek Park Hae Young secara khusus mendesign mewah bangunan Istana. Bangunan Istana mewah bergaya Kerajaan Inggris di Regent’s Park-London itu kelak akan menjadi tempat tinggal Princess. (Untuk Episode 5 dan 6, Lee Seol akan menghadapi kehidupan Istana)

Presiden datang untuk menemui Kakek Park Hae Young. Presiden sangat terkesima dengan bangunan mewah itu. Kakek juga tidak lupa untuk membuatkan sebuah bangunan monumen bersejarah untuk Presiden. Kelak saat presiden turun dari jabatannya, monumen itulah yang akan dijadikan sebagai sebuah pengingat jasa-jasa Presiden dalam membantu terbentuknya Keluarga Kerajaan.

Kubu yang kontra (The Gum Ja Party) dengan keputusan Kakek Park Hae Young dan Presiden tengah sibuk berdemo. Ia berdemo di tengah terik matahari sendirian (demo yang aneh..). Banyak wartawan yang mengelilinginya untuk mendapatkan berita. Dan karena kelelahan saat berdemo, presiden pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party) yang sedang berdemo pura-pura pingsan dan akhirnya ia harus di bawa ke rumah sakit.

Untuk menguatkan posisinya dalam mempertahankan harta warisan Kakek Park Hae Young, Yoon Joo datang untuk menemui Kubu kontra (The Gum Ja Party) itu. Ia harus menjalin koneksi dengan banyak pihak pemerintahan yang kontra terhadap pembentukan kembali keluarga kerajaan. Tentu saja niatnya itu tidak ada yang mengetahui.

Yoon Joo menemui pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party), presiden pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party) berkata pada Yoon Joo, “Kita harus mengikuti arus dan tentu saja harus mengambil perhatian dari masyarakat. Kita tidak boleh bertentangan dengan opini masyarakat, kita yang harus mengarahkan opini masyarakat tersebut. Kau tau, masyarakat sekarang sudah amat pintar dan mereka bahkan tidak mudah dibohongi. Kau hanya perlu mengekspos hal yang sebenarnya. Tentang keluarga, pendidikan. Apa kau pikir masyarakat tersebut tidak bisa menilai terhadap gadis bodoh itu? Dan masyarakat yang akan membereskan semuanya.”

Nah, perkataan dari presiden pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party) itu menginspirasi Yoon Joo untuk melakukan siasat licik lain. Ia akan mengekspos pada masyarakat umum tentang latar belakang Lee Seol, tentang ayah Lee Seol yang terlibat banyak masalah. Cukup gampang bagi Yoon Joo untuk melakukan hal itu, karena ia juga kan punya koneksi dengan Reporter Yoo Gi Gwang. Jadi, semua berita buruk yang diberitakan oleh Reporter Yoo Gi Gwang, sumbernya berasal dari Yoon Joo.

Yoon Joo menghadap Kakek Park Hae Young, ia bersikap seolah ia berada di pihak kakek Park Hae Young. “Aku baru saja menemui Presiden pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party). Dan sepertinya masyarakat masih tidak menyukai tentang keputusan yang telah dibuat.”
Ayah Yoon Joo berkata, “Bagaimanapun juga kita harus memperbaiki jalinan hubungan kita dengan pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party). Agar semuanya berjalan lancar.”

Park Hae Young datang untuk menemui kakeknya. Ayah Yoon Joo memberi isyarat pada Yoon Joo untuk keluar ruangan.
“Kau anak yang tidak tau diuntung. Kau sudah menyembunyikan Princess begitu saja.” Kakek marah pada Park Hae Young.
“Kakek, apa ini masuk akal? Kau memberikan seluruh hartamu untuk seseorang yang tidak memiliki hubungan sama sekali dengan kita.” jawab Park Hae Young. Ia masih berusaha untuk menyadarkan Kakeknya, kalau tidak ada gunanya memberikan semua harta kekayaan pada orang lain.
“Dae Han Group dibangun dan didirikan pertama kali juga karena bantuan dari keluarga kerajaan.” jawab Kakek dengan emosi. Saya suka takut kalau liat kakek-kakek marah sambil teriak-teriak, takut tiba-tiba jantungnya berhenti berdetak (??)
“Kalau begitu, kau tidak seharusnya memberikan semua hartamu. Kau hanya cukup untuk melunasi semua dana yang diberikan oleh keluarga kerajaan dan membayar bunganya.” jawab Park Hae Young.
“Kenapa?!! Apa itu uangmu! Apa kau yang mencarinya?! Kenapa kau sangat khawatir dengan harta itu.” Kakek marah besar.

“Baiklah, kalau seperti itu, aku akan bertindak sesuai dengan caraku.” ungkap Park Hae Young.
“Apa maksudmu?” tanya Kakek.
“Sangat mudah untuk menculik gadis itu. Aku tidak peduli, bagaimana caraku menculiknya. Mungkin aku akan mengikat kaki dan tangannya.” ancam Park Hae Young.
“Kau!! Lihat, sekarang dia sudah berbicara mirip seperti ayahnya.” ucap kakek.

Mendengar hal itu Park Hae Young terkejut. Ayahnya? Ayah Park Hae Young yang pergi, tanpa memberikan kabar sejak 20 tahun yang lalu juga menghadapi situasi seperti yang ia hadapi saat ini.
“Apa situasi yang aku hadapi saat ini juga sama dengan yang dihadapi oleh ayahku?” tanya Park Hae Young. Suasana menjadi semakin tegang. “Sudah lama aku merasa sangat penasaran. Kenapa ayahku tidak diperbolehkan lagi untuk menginjakkan kakinya di negara ini? Apa dosa yang ia perbuat sehingga kau mengusirnya.  Apa karena pembentukan kembali keluarga kerajaan? Agar keluarga kerajaan dapat terbentuk kembali, kau mengusirnya dan membiarkanku hidup sebagai yatim piatu. Apa ayahku juga mencoba untuk menyingkirkanmu dan cemburu terhadap perusahaan ini? Begitu?” tanya Park Hae Young.
“Tutup mulutmu!” bentak Kakek.
“Kau sebaiknya keluar, mari kita bicarakan diluar.” ucap Ayah Yoon Joo.
“Keluar! Suruh ia keluarr!!” bentak Kakek.
“Baiklah. Aku akan keluarga. Dan jangan harap kau bisa melihat Princess lagi.” jawab Park Hae Young seraya keluar dari ruangan kakeknya.
Karena marah, kesehatan kakek menjadi tidak membaik.

Yoon Joo yang sedari tadi mencuri dengan pembicaraan antara Park Hae Young dan kakeknya, ia berkata pada Park Hae Young. “Oppa, kau tidak boleh berkendara dalam keadaan seperti ini. Hal ini akan membuatmu celaka.” ucap Yoon Joo cemas. “Oppa, tenangkan hatimu dan tinggalah sebentar.”
“Saat keluarga kerajaan sudah terbentuk dan saat aku jatuh bangkrut, aku tidak akan bisa lagi untuk menikahimu. Masuklah.” jawab Park Hae Young seraya pergi meninggalkan Yoon Joo.
Yoon Joo menatap Park Hae Young yang semakin menjauh, ia menahan air matanya.

Pagi harinya Park Hae Young mengerahkan semua pemikirannya, ia harus menyelamatkan harta warisannya. Sama seperti Yoon Joo, Park Hae Young menemui Presiden pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party).
Park Hae Young mengatakan “Aku ingin meminta bantuanmu. Bisakah kau mencabut ketentuan untuk -tidak boleh melakukan perjalanan jauh?-”
“Kenapa? Apa ada ingin mengirim seseorang pergi?” tanya Presiden pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party). “Apa itu Princess?”
Park Hae Young tersenyum, “ternyata kau sangat cepat menanggapinya.”
“Ah, aku juga seperti itu. Tapi, kenapa kita tidak menggunakan cara yang lebih mudah saja? Kau tau, masa kecil anak itu tidaklah baik. Kalau kita mempublikasikan hal itu kepada publik. Maka tentu saja, kita tidak perlu melakukan hal apapun.” Ini juga saran yang ia berikan pada Yoon Joo.

 

Di rumah Lee Seol, ibunya tengah menyiapkan banyak masakan agar Lee Seol bisa membawanya saat ia akan pergi ke Egypt.
“Ibu, bagaimana bisa aku membawa makanan sebanyak ini ke dalam pesawat?” tanya Lee Seol.
“Aigoo, kau ini bodoh. Aku menyiapkan ini semua karena aku khawatir, saat kau di Egypt, kau tidak bisa menemukan makanan yang biasa kau makan.” jawab Ibu. “Oh, ya.. Sebelumkau pergi, sebaiknya kau berpamitan terlebih dulu pada Proffesor. Jangan pergi begitu saja.”
“Iya, ibu. Aku sudah melakukannya. Aku sudah berpamitan dengannya lewat surat.” Lee Seol terkejut dengan ucapannya sendiri. “Ah, surat! Surat!!”

 

Lagi-lagi tragedi surat. Sebelum Lee Seol pergi ke Egypt selain membuat surat untuk ibunya, ia juga membuatkan surat untuk Profesor Nam Jung Woo. Surat special buatan Lee Seol, ia menuliskan perasaannya pada Profesor Nam Jung Woo dalam surat itu. Lee Seol bahkan menyemprotkan parfum pada amplop surat itu. Hahaa..

Lee Seol panik, ia segera menelpon profesor Nam Jung Woo.
“Halo.” sapa Lee Seol.
“Ah, Lee Seol. Baru saja, aku akan menelponmu karena khawatir dengan keadaanmu. Bagaimana? Apa kau kembali ke rumah dengan selamat?” tanya Profesor.
“Ah, iah.” jawab Lee Seol. “Profesor.. Hmmm.. Apa kau menemukan surat aneh?”
Profesor mengambil surat Lee Seol, “Ah, maksudmu surat ini : dear professor.. Ada tanda love di antasnya.” Profesor menahan gelaknya.
“Ah, benar.. Profesor, apa mungkin kau sudah membacanya?” tanya Lee Seol penasaran.
“Aku baru saja menerimanya. Sudah lama sekali, aku tidak menerima surat dengan tulisan tangan.” jawab Profesor seraya tersenyum.
Lee Seol berlonjak, “Professor, aku akan menemuimu untuk mengambil surat itu kembali. Aku mohon, kau jangan membacanya, aku mohon…”
“Kenapa? Kau mengirimkan surat ini tapi aku tidak boleh membacanya?”
“Ah, saat itu aku memang mengirimkannya untukmu, tapi sekarang keadaannya sudah berubah.. Aku mohon profesor, aku mohon kau tidak membaca surat itu. Aku akan segera ke sana. Tunggu aku..” Lee Seol segera mengambil sweater dan tasnya lalu berlari keluar rumah. Ibu Lee Seol yang melihat hal itu berkata, “Hei, menantu Park tidak membolehkanmu keluar rumah.”
“Ah, hanya sebentar ibu.” jawab Lee Seol, ia segera pergi dan mengejar bus.

Lee Seol berlari menuju kampus, saat ia berlari beberapa wartawan mencegatnya.
“Permisi, bisakah kita mengadakan interview sebentar?”
“Apa?” tanya Lee Seol tidak mengerti.
“Kau adalah -gadis yang dipeluk- itukan?” tanya sang wartawan.
Lee Seol langsung menutupi wajahnya dengan tudung kepala. Beruntungnya Lee Seol karena Profesor datang menghampirinya.

Profesoar Nam  Jung Woo berkata, “Kau lebih memilih untuk berada di sini lalu mengadakan wawancara dari pada menghadiri kelasku?” ucap Profesor, ia berpura-pura marah, agar bisa mengelabui wartawan. “Kau akan mendapat masalah besar.” ucap Professor seraya pergi.
Lee Seol tersenyum, “Professor..” panggilnya, Lee Seol lalu mengejar Profesor dan membiarkan begitu saja para wartawan itu.

 

Di kafe kampus, Lee Seol berkata, “Profesor, ternyata kau sangat mahir berakting.”
Professor Nam Jung Woo tersenyum, “Benarkah? Orang-orang mengira kalau aku tidak memiliki sisi laki-laki yang baik. Tapi, mereka tidak tau, kalau aku punya sisi liar yang lain.” ucap Profesor seraya mengambil surat Lee Seol dari balik jasnya.
“Ah, itu. Profesor, tolong kembalikan padaku.” pinta Lee Seol saat melihat surat pink miliknya. Lee Seol berusaha merebut surat itu, tapi tidak bisa.
“Kenapa kau ingin mengambil kembali apa yang sudah kau berikan?” tanya Profesor, ia menahan tawanya.
“Ah, kalau kau ingin melihatku mati, kau bisa langsung membaca surat itu. Professor aku mohon, tolong kembalikan padaku.” Lee Seol memohon.
“Kenapa?”
“Kalau kau membaca surat itu mungkin aku akan sangat malu dan enggan untuk bertemu denganmu lagi.”
“Untuk itulah kau pergi ke Egypt?” tanya Profesor.
“Ah, aku pergi ke Egypt—” Lee Seol menyadari sesuatu. “Ah, Profesor, apa kau sudah membaca surat itu??”
Professor Nam Jung Woo bahkan hafal isi surat Lee Seol, “Professor, saat aku tiba di Egypt, Aku berharap kau masih single dan setiap minggu kau akan makan ramen sendiri di rumah. Aku merasakan ketulusan dari surat itu.” jawab Profesor seraya tersenyum.

 

 

“Ah ternyata kau sudah membacanya.” Lee Seol menunduk malu.
“Pemilihan umum sudah mulai akan dilaksanakan akhir-akhir ini, tapi ternyata Sang Princess pergi ke Egypt. Aku sangat mencemaskanmu. Kau ingin pergi ke Egypt tapi tidak memberitahu siapapun.” ucap Profesor Nam Jung Woo.
“Profesor, setelah membaca surat itu, kau masih mengkhawatirkanku?” tanya Lee Seol, ia senang ternyata Profesor lebih care dari pada yang ia kira.
“Apa aku juga harus mencemaskan keselamatanmu atau kesehatanmu saat disana?”
“Profesor teruslah untuk mengkhawatirkanku..” jawab Lee Seol. Hahaa..
“Tapi, kenapa kau tidak ingin menjadi Princess?” tanya Professor.
“Karena.. Karena aku sangat menyukai kehidupanku saat ini. Dan, aku juga tidak ingin memiliki musuh. Kau tau, nanti saat aku menjadi seorang Princess dan aku akan menjadi terkenal. Pasti ada saja golongan orang yang akan anti padaku. Dan, tentu saja, kakakku akan menjadi leader dari golongan anti itu.” jawab Lee Seol.
Profesor hanya tersenyum mendengar penjelasan fan sekaligus penggemarnya itu.

Kemudian, Lee Seol menerima telepon dari ruang organisasi, teman-temannya di ruang organisasi mengabarkan pada Lee Seol kalau keadaan sudah mulai kacau. Beberapa wartawan banyak yang menelpon ke ruang organisasi untuk menanyakan tentang keberadaan Lee Seol. Lee Seol segera melihat keadaan, ia berkata pada Profesor, “Profesor, aku permisi dulu.” ucap Lee Seol, ia hendak melihat keadaan yang terjadi. Lee Seol berada di lantai dua, dari lantai dua ia melihat kerumunan wartawan tengah mengepung kampus.

Lee Seol kembali menemui Profesor Nam Jung Woo, dan ia berkata dengan cemas. “Aku pasti sudah ditemukan sekarang.” ucapnya.

Reporter Yoo Gi Gwang menginformasikan langsung dari kampus Lee Seol. “Di duga, ini adalah tempat dimana Princess menjalani pendidikannya. Princess Lee Seol yang merupakan keturunan langsung dari Kaisar Soon Jong dan anak perempuan dari Lee Yoon Chong. Park Hae Young yang merupakan cucu dari pemilik Dae Han Group diduga merupakan tunangan dari Princess dan hal ini yang menjadi fokus pemberitaan. Dikabarkan bahwa Dae Han Group mencoba memutar balikkan fakta dan diduga Dae Han Group membuat skema keuangan dibalik semua ini.”

presiden pihak Kubu Kontra (The Gum Ja Party) senang melihat berita itu, ia beranggapan kalau pihak pro pasti akan kualahan (?) mengatasi hal ini.

Park Hae Young yang melihat tayangan itu, segera menghubungi Lee Seol.
“Hallo. Cepat kau keluar dari rumah dan pergi ke suatu tempat yang tidak dapat diketahui siapapun. Aku akan menghubungimu lagi nanti dan aku akan menemuimu di tempat itu.” ucap Park Hae Young.
Lee Seol berteriak.. Ia tengah dikejar-kejar oleh wartawan.. Hahaa.. Lee Seol dibantu oleh Profesor Nam Jung Woo untuk menghindari serbuan wartawan. Lee Seol berlari seraya menerima telepon dari Park Hae Young.
Park Hae Young kesal. “Apa?! Kau ada di kampus.?!!”
Park Hae Young benar-benar kesal, ia sudah menyuruh Lee Seol untuk tetap di rumah tapi kenapa Lee Seol malah ke kampus. Ckckc.. Semua ini bermula karena masalah surat. Hahaa..
Lee Seol bersama Profesor berlari secepat mungkin, untuk bisa menghindari wartawan.
“Bagaimana ini?” ucapnya panik seraya terus berlari.
Bersambung Sinopsis My Princess episode 4 part 2

Sinopsis My Princess Episode 3 part 2

Sinopsis My Princess Episode 3 part 2

Lee Seol dan Park Hae Young menggunakan helikopter untuk menghindari wartawan. Helikopter itu mengantarkan mereka menuju sebuah makam. Untuk sampai ke makam, akses helikopter terpotong di lahan yang luas dan Lee Seol-Park Hae Young harus berjalan menaiki bukit. Lee Seol belum menyadari kalau ia akan menuju ke sebuah makam.
Di pintu masuk makam, Presiden (Kakek Park Hae Young) dan Ayah Yoon Joo menunggu Lee Seol. Kakek Park Hae Young membungkuk dan mengucapkan salam, “Kau sudah datang, Princess.”
Lee Seol membalas salam dan tersenyum, “Tidak, kau tidak perlu melakukan hal seperti itu.”
“Maafkan aku, Princess. Karena hari ini anda sudah mengalami banyak kejadian yang menyusahkan.” ungkap Kakek Park Hae Young.
“Ah, tidak.. Park Hae Young menyediakan Helikopter untuk menghindari wartawan. Dan dari situ aku ingat kejadian masa kecilku. Saat itu angin yang sangat kencang dan bahkan aku bisa dibuat terbang oleh angin itu. Sebuah helikopter mendarat di sebuah lahan rekonstruksi, dan saat itu kau datang untuk menjemput ayahku.” jawab Lee Seol. Ia tersenyum.
Kakek dan Ayah Oh Yoon Joo senang karena Lee Seol sedikit demi sedikit sudah bisa mengingat masa kecilnya.
“Sekarang dimana ayahku?” tanya Lee Seol.
Park Hae Young hanya bisa memperhatikannya tanpa banyak bicara. Ia juga mengetahui kalau Ayah Lee Seol sudah mati.
Kakek, Ayah Yoon Joo dan Park Hae Young mengantarkan Lee Seol ke sebuah makam yang terawat. Saat melihat gundukan makam, dengan enggan Lee Seol berjalan menghampirinya.
“Yang Mulia. Akhirnya aku bisa membawa Princess ke hadapanmu. Dan aku yang penuh dosa siap mati.” ucap Kakek.
Lee Seol menyadari kalau makam itu adalah makam ayahnya.
“Ini adalah makam Kaisar Lee Yeong Chan.” kata Ayah Yoon Joo.

 

Lee Seol tidak percaya, ia menangis seraya menghampiri Park Hae Young, “Kau bilang, kau akan mengizinkanku untuk bertemu ayahku.. Tidak, tidak mungkin. Semua ini tidak benar. Bukankah aku sudah mengatakan padamu kalau ayahku masih hidup. Ada kesalahpahaman di sini. Aku akan pergi.”
Park Hae Young menahan Lee Seol. “Tunggu. Aku harus melakukan hal ini. Kau tau, sudah sejak 20 tahun yang lalu aku harus menghormati makam itu tanpa tau siapa yang dikuburkan di dalamnya. Kalau kau tidak ada di sini, kakek tidak mungkin akan menceritakan hal yang sebenarnya. Biarkan aku mendengar kejadian yang sebenarnya.”
“Maafkan aku, Princess. Semua ini adalah kesalahan.” jawab Kakek seraya menangis.

 

Lee Seol teringat kembali disaat masa kecilnya. Dirinya dan Ayahnya dijemput oleh Kakek Park Hae Young. Di rumah Lee Seol, Kakek Park Hae Young menyerahkan sebuah tas bersejarah milik ratu MyenSeong. “Maafkan aku Yang Mulia. Baru saat ini aku bisa mengembalikan tas ini. Maafkan aku yang pendosa ini.”
Ayah Lee Seol berkata, “Sungguh menakjubkan. Aku bahkan sudah mengganti namaku dan menganggap bahwa aku sudah mati. Tapi, kalian masih bisa menemukanku. Presiden, apapun konflik yang terjadi antara kakekku dan presiden, aku benar-benar ingin melupakannya.”
“Yang Mulia, sekarang saatnya anda dan Princess Lee Seol untuk kembali ke istana.” jawab Kakek Park Hae Young.

 

Malam harinya, saat semua orang tidur. Ayah Lee Seol membereskan barang-barangnya. Ia membawa tas bersejarah milik Ratu Myenseong dan kemudian membangunkan Lee Seol yang tertidur nyenyak. Ayah Lee Seol memang benar-benar tidak ingin kembali ke istana, ia sudah cukup dengan hanya hidup sederhana bersama Lee Seol. Agar, para pengawal dan Kakek Park Hae Young tidak mengejar mereka. Ayah Lee Seol dan Lee Seol pergi dengan mengendap-endap.
Saat berlari, Lee Seol kecil berkata, “Ayah, ikat rambut strawberiku tertinggal.” Ikat rambut strawbery milik Lee Seol tertinggal saat ia tidur.
“Aku akan membelikannya yang baru.” jawab Ayah Lee Seol.

 

Lee Seol dan Ayahnya berlari, Ayah Lee Seol menghentikan langkahnya dan ia menyuruh Lee Seol untuk menunggu.
“Tunggu Ayah, Lee Seol.” ucap Ayah. “Ayah akan kembali secepat mungkin.”
“Benarkah, ayah akan kembali secepat mungkin?” tanya Lee Seol.
“Ya.” ucap Ayah seraya tersenyum.
“Janji.” Lee Seol menunjukkan kelingkingnya.
“Janji.” dan mereka membuat kesepakatan dengan janji kelingking (?).

 

Ayah Lee Seol pergi dan tiba-tiba sebuah mobil menabraknya. Dan seketika itu juga, Ayah Lee Seol meninggal di tempat.
Kembali ke masa sekarang, Lee Seol menahan air matanya. Bagaimanapun juga ia tidak ingin mendengar cerita itu. “Orang-orang yang menceritakannya dan orang-orang yang ingin mendengarkannya apa kalian puas?” ucap Lee Seol.
Lee Seol berdiri dan beranjak pergi.
Tapi kemudian kakek berkata, “Yang Mulia, paling tidak berikan penghormatanmu pada Kaisar. Ia sudah lama sekali menunggu anda. Tidak masalah kalau Princess tidak memaafkanku, tapi sebaiknya anda memberikan penghormatan pada Kaisar.”
“Ya, aku memang tidak akan memaafkanmu. Aku tidak akan melakukan apapun yang membuatmu senang. Itu artinya, aku juga tidak akan memberikan penghormatan pada makam Ayahku sendiri.” jawab Lee Seol seraya pergi meninggalkan makam.
Kakek tidak bisa berbuat apa-apa.

 

Di depan sebuah Toko, Lee Seol duduk dan ia merenung. Park Hae Young menghampirinya dan memberikannya sebotol minuman.
Lee Seol menolak minuman itu, “Sudahlah, kau tidak usah berpura-pura kalau kau care padaku. Aku akan mati seperti ayahku, bukankah kau juga senang kalau aku tidak menjadi seorang princess.”
Park Hae Young menjawab, “Apa aku perlu memberikanmu microphone agar kau bisa terus berbicara keras seperti itu dan membiarkan orang lain mendengarnya.”
“Mulai saat ini, aku tidak akan melakukan hal yang disuruh oleh kakek. Aku akan melakukan apapun yang bertentangan dengan hal itu.”
“Kau tau? Hal itu sangat tidak berguna dan sangat tidak memuaskan.” jawab Park Hae Young. “Dan kalau kau melakukan hal itu, Ayahmu di sana, juga pasti akan sangat sedih. Apa kau ingin balas dendam pada kakek?”
Lee Seol hanya menatap Park Hae Young.
“Ada satu cara untuk balas dendam pada kakek. Dengan mengacaukan pembentukan kembali keluarga kerajaan.”
“Kau benar-benar orang jahat. Kalau aku melakukan hal itu, itu sama artinya kau hanya ingin agar semua harta warisanmu terselamatkan bukan? Tapi, ada hal yang harus aku terima..” ucap Lee Seol. Lee Seol meminta pada Park Hae Young untuk memberikannya foto Ayahnya.
Park Hae Young menemui Ayah Yoon Joo. Ia meminta foto Ayah kandung Lee Seol karena Lee Seol menginginkannya. Ayah Yoon Joo segera memberikan copy-an foto itu. Ayah Yoon Joo juga meminta maaf pada Park Hae Young, karena ia tidak memberitahukan tentang semua hal itu terlebih dulu pada Park Hae Young, sehingga semua harta warisan Park Hae Young terancam hilang. Park Hae Young menjawab kalau semua ini adalah karena kakeknya yang keras kepala dan Ayah Yoon Joo tidak perlu meminta maaf padanya.
Lee Seol pergi ke kampus. Ia masuk ke ruang organisasi. Di ruang itu, kedua temannya segera meng-intorgasi Lee Seol. Terlebih saat Lee Seol mengatakan kalau ia akan cuti. Kedua temannya heboh mendengar kalau Lee Seol akan mengambil cuti, dan mereka beranggapan kalau Lee Seol akan menikah dengan Park Hae Young. Dengan cepat, Lee Seol menyanggah hal itu. Kedua teman Lee Seol menyarankan pada Lee Seol untuk tidak menerima uang dari keluarga Park Hae Young, karena uang itu tidak seberapa bila nantinya mereka akan menikah. Lee Seol menyetujui hal itu, ia berkata bahwa seharusnya ia mendapat sebuah cek kosong, sehingga ia bisa mengisi jumlah uang yang ia inginkan di dalam cek kosong itu.
Tiba-tiba Oh Yoon Joo datang dan ia masuk ke dalam ruang organisasi tanpa mengetuk pintu. Oh Yoon Joo yang sedikit mendengar pembicaraan Lee Seol, ia berkata, “Apa itu yang kau inginkan?”
Lee Seol dan Yoon Joo berbicara di resto kampus. Oh Yoon Joo menyerahkan banyak dokumen penting pada Lee Seol, dokumen tentang rencana Lee Seol untuk pergi ke luar negeri. Lee Seol menyetujui rencana dirinya untuk pergi ke Egypt.
“Whoaa.. Kau sangat cepat. Apa kau menyiapkan hal ini dalam waktu semalam?” tanya Lee Seol heran.
“Maafkan oppa kemarin. Aku mewakili Oppa meminta maaf padamu.” ucap Oh Yoon Joo. “Oppa memang terlalu kasar padamu kemarin.”
“Ah, tidak..” ucap Lee Seol.
“Mungkin, kau akan enggan untuk menghubungi Oppa, jadi kalau kau membutuhkan sesuatu kau bisa menghubungiku.” Oh Yoon Joo tersenyum seraya memberikan kartu namanya.
“Aku sangat berterimakasih dengan apa yang sudah kau lakukan. Tapi, sepertinya aku harus membicarakan hal ini terlebih dahulu dengan Park Hae Young.” jawab Lee Seol.
“Aku dan Park Hae Young memiliki hubungan yang serius. Jadi, saat kau berbicara dengannya atau kau berbicara denganku, hal itu akan sama saja.” jawab Oh Yoon Joo seraya tersenyum.
“Kau menjalin banyak hubungan serius dengan banyak orang..” ucap Lee Seol dengan polosnya.
“Apa maksudmu?”
“Kau juga menjalin hubungan dengan Profesor Nam Jung Woo kan?”
“Kau pasti mendengar rumor itu dari siswa yang lain.”
“Semua orang di jurusanku mengetahui hal itu. Mereka bilang, kau adalah cinta pertama profesor.”
“Itu hanya sekear rumor. Bahkan, orang-orang selalu menjadikanku sebagai bahan pembicaraan mereka.”
“Park Hae Young sudah mengetahui hal itu, ia sudah mengetahui kalau kau dan Profesor Nam Jung woo memiliki hubungan serius. Aku yang memberitahukan hal itu pada Park Hae Young. Tapi, tenang. Bahkan Park Hae Youngpun tidak mempercayai hal itu.” ungkap Lee Seol.
Oh Yoon Joo tersenyum, “Oppa memang memiliki hati yang lembut, dan tidak banyak orang yang mengetahui hal itu. Oppa bahkan melindungimu dengan sarung tangan yang lembut ketimbang menggunakan tinju yang kasar. Aku sangat menyukainya.”
Lee Seol berjalan di koridor seraya memikirkan apa yang baru saja Oh Yoon Joo katakan. Kemudian, Profesor Nam Jung Woo melihatnya dari kejauhan dan menghampirinya.
“Apa yang membuatmu berpikir se-serius itu?” tanya Profesor Nam Jung Woo.
Panggilan Profesor Nam Jung Woo membuat Lee Seol sadar dari ke-termenung-an-nya, “Ah, profesor.” ucap Lee Seol seraya tersenyum.
“Aku mendengar berita kalau kau dan cucu dari pemilik dari Dae Han group akan menikah?” tanya Profesor.
“Ah, tidak, tidak begitu. Siapa yang mau  menikah dengan orang bodoh seperti itu. Lagi pula aku juga sudah mencintai orang lain.” jawab Lee Seol dengan menutupi wajah malunya (?).
“Ah, aku tau.. Kalau kau tidak akan menikah dengan dengannya, jadi apa kau benar-benar seorang Princess?”
“Huh? Bagaimana kau bisa tau?”
“Benarkah?”
“Kau bisa jaga rahasiakan?”

 

Profesor Nam Jung Woo mengantarkan Lee Seol pulang. Ia diantar sampai di depan rumah kakaknya (Dan-ah). Profesor turun dari mobil lalu membukakan pintu mobil untuk Lee Seol. Lee Seol membawa banyak buku.
“Profesor terimakasih, sudah meminjam buku-buku ini.” ucap Lee Seol seraya tersenyum senang.
“Semua itu buku mahal jadi jangan tidur diatasnya.” canda Profesor Nam Jung Woo.
“Profesor..” Lee Seol tergelak.
Mobil Park Hae Young terparkir tepat di belakang mobil Profesor Nam Jung Woo. Park Hae Young turun dari mobil dan berkata, “Sampai kapan kau akan berdiri disitu? Kenapa kau tidak segera kembali?” Park Hae Young menatap sinis pada Profesor Nam Jung Woo.
“Kenapa kau ke sini?” tanya Lee Seol yang tidak menyukai kedatangan Park Hae Young.
“Apa maksudmu? Seorang profesor mengantarkan anak muridnya di tengah hari seperti ini.” Park Hae Young mencoba memojokkan Profesor Nam Jung Woo.
“Jadi, maksudmu, ah. Aku kira, kau hanya mengantarkan seorang perempuan di tengah malam, benar?” jawab Profesor.
“Apa yang kau ketahui tentangku?”
“Kau adalah cucu dari pemilik Dae Han Group dan kau adalah orang yang sangat mengkhawatirkan harta warisanmu yang akan dibagikan ke Publik. Dan tentu saja kalian berdua tidak memiliki hubungan serius, Lee Seol bahkan menyukai orang lain.” jawab Profesor Nam Jung Woo.
Park Hae Young menatap tidak bersahabat pada Profesor Nam Jung Woo. Tapi, kemudian tanpa sengaja Park Hae Young melihat Reporter Yoo Gi Gwang yang tengah me-wawancara-i Dan-ah (kakak Lee Seol.). Park Hae Young segera menarik tangan Lee Seol.
“Hei, kenapa kau mentapku seperti itu?” Lee Seol kira Park Hae Young tengah menatapnya, padahal Park Hae Young melihat ke arah Dan-ah dan Reporter Yoo Gi Gwang.
“Ayo kita pergi.” suruh Park Hae Young.
“Kenapa?” tanya Lee Seol tidak mengerti.
“Bukankah itu kakakmu?” tanya Park Hae Young.
Lee Seol dan Profesor Nam Jung Woo segera melihat ke arah Dan-ah dan Reporter Yoo Gi Gwang.

 

Melihat hal itu, Lee Seol panik dan ia mengikuti Park Hae Young masuk ke dalam mobil. Sebelum masuk ke dalam mobil, Park Hae Young berkata pada Profesor Nam Jung Woo, “Profesor kau juga harus pergi, cepat, cepat, cepat..” Profesor hanya menatap cemas ke arah Lee Seol.
Karena Dan-ah berada di kubu kontra (orang-orang yang tidak menyukai Lee Seol.), jadi semua pertanyaan yang dilontarkan oleh Reporter Yoo Gi Gwang, hanya dijawabnya dengan bentakan. Haha..
Untuk menghindari kejaran dari wartawan, Lee Seol dan Park Hae Young pergi ke rumah Ibu Lee Seol. Rumah yang juga sekaligus penginapan itu berada jauh dari Seoul. Jadi, kecemasannya pada wartawan yang akan mengejar mereka menjadi berkurang.
Lee Seol mengintip dari kejauhan, ia tengah melihat kondisi rumahnya. Ia kemudian mengatakan pada Park Hae Young, “Sepertinya rumah aman. Ah, bagaimana bisa mereka menemukan rumahku..”
“Kau seharusnya khawatir tentang apa yang akan kakakmu katakan.” jawab Park Hae Young.
“Tenang saja, kakakku tidak menyukaiku, jadi dia pasti akan berpura-pura tidak mengenalku. Tenang saja. Kalaupun ada seorang reporter yang mewawancarainya dan menanyakan tentang diriku, pasti dia akan berteriak dan marah.”
“Seharusnya kau belajar darinya. Bagaimana bisa kau minta diantar oleh orang itu di tengah hari seperti ini. Kau tau, pria yang tidak baik adalah pria yang sepertinya terlihat tulus dan jujur, itu sangat berbahaya.” Park Hae Young menyipitkan matanya.
Dan tiba-tiba, Ibu Lee Seol muncul dan kepalanya tiba-tiba membumbul (?) di kaca. haha..
“Dan seperti nya kau adalah tipe pria yang berbahaya itu.” jawab Ibu Lee Seol.
Lee Seol panik, “Ibu bagaimana kau tau, kami datang?”
“Ah, aku mendengar suara  mobil dari dalam dan aku kira ada seorang pengunjung. Kau memang seorang pengunjungkan?” tanya Ibu Lee Seol pada Park Hae Young.
Ibu Lee Seol curiga, “Siapa dia?” tanyanya pada Lee Seol.
“Ah, orang ini.. Orang ini..” Lee Seol gugup. “Ibu, apa kau tidak melihat berita?”
“Ah, kau ini, seperti tidak tau ibumu saja. Aku selalu mematikan TVku saat drama yang aku tonton selesai.” jawab Ibu Lee Seol.
“Ah, benar-benar..” jawab Lee Seol.
“Jadi, siapa dia?”
“Dia? Dia hanya pejalan kaki, dan ia menanyakan tentang arah ke supermarket, jadi aku baru saja memberitahukan arah itu padanya.”
“Tapi, aku melihatmu keluar dari mobil.”
“Ah, kau pasti salah lihat, ibu.”
“Sepertinya kalian memiliki hubungan khusus, kenapa kau berbohong?”
“Ah, tidak, aku tidak berbohong” jawab Lee Seol.

 

Ibu Lee Seol mendekatkan wajahnya pada Park Hae Young. “Aku tau, kau bukan tipe pria yang berbohong. Hmm.. Apabila ada orang tua yang sedang berbicara dan apa kau tidak ingin keluar dari mobilmu?”
Park Hae Young mengerti, tidak sopan bila ia duduk dan berbicara dengan orang tua yang sedang berdiri. “Baik, aku mengerti..” ucap Park Hae Young dengan salah tingkah.
Ibu Lee Seol penasaran dengan mobil mulus Park Hae Young, dan ia mulai meng-introgasi “Apa stiker penyewaannya sudah dicopot?” haha..
“Ah, ini memang mobilku sendiri.”
“Benarkah? Apa kreditnya sudah lunas.”
“Aku membayar tunai saat membelinya.”
Mendengar hal itu, Ibu Lee Seol langsung tertawa terbahak.. Sumpah, ketawanya ibu Lee Seol buat yang denger ngakak. Ni ibu sama anak, sama-sama mata duitan dah..

 

Ibu Lee Seol melayani Park Hae Young dengan pelayanan kelas utama, ia juga tidak lupa untuk mengitrogasi Park Hae Young. Dari mana asal Park Hae Young, Siapa ayah Park Hae Young, ia kerja dimana, rumahnya bagaimana.. Haahaa.. Dengan salah tingkat, Park Hae Young dan Lee Seol saling menjawab pertanyaan Ibunya. Kadang jawaban mereka sama kadang juga bertentangan, hal itu membuat ibunya betambah penasaran.
Karena sudah dirasa cukup mendapatkan informasi dari Park Hae Young, Ibu Lee Seol menyuruh Park Hae Young untuk beristirahat. Ibu Lee Seol sudah mengetahui (setelah penjelasan panjang lebar) kalau Park Hae Young adalah seorang diplomat. Hanya itu. Haaha..
Ibu Lee Seol membiar Park Hae Young untuk beristirahat di kamar Lee Seol, karena ruang penginapan mereka sudah penuh dengan pengunjung yang menginap.
Lee Seol protes, “Ibu, kenapa kau juga harus menutup pintunya.”
“Ah, kau ini. Udara di dalam kamar akan tercemar. Dan kau tau, kau harus selalu hangat.” jawab Ibu pada Lee Seol.
“Selamat beristirahat,” ucap Ibu sopan pada Park Hae Young. “Tenang saja, aku juga tau bagaimaan caranya mengetuk pintu.”

 

Pintu ditutup dan Park Hae Young berkata, “Ah, seperti dia memang benar-benar ibumu. Sifat kalian tidak jauh berbeda. Coba kau test DNA, hasilnya pasti sama dengan ibumu.”
“Sudahlah. Duduk, aku pusing melihatmu berkeliling seperti itu.” jawab Lee Seol kesal.
“Kau menyuruhku duduk dimana?” Kamar sempit milik Lee Seol memang tidak memiliki ruang untuk duduk, haha.. kecuali duduk di pinggiran kasur.
Park Hae Young melihat-lihat barang-barang yang ada di kamar, kemudian ia menemukan album foto milik Lee Seol.
“Ah,, ini.” ucap Park Hae Young.
“Hey, kau. Kau tidak boleh membuka album foto pribadi milik orang lain. Kembalikan.” Lee Seol mencoba mengambil album fotonya.
“Hey, bukankah saat seorang tunangan datang ke rumah calonnya, ia akan diperlihatkan album bayi sang calon.” jawab Park Hae Young. Park Hae Young mengangkat album foto itu tinggi-tinggi, sehingga Lee Seol tidak bisa meraihnya.
Lee Seol melonjat-lonjat untuk dapat mengambil kembali album fotonya, tapi, saat meloncat, Lee Seol tersandung dan jatuh tepat diatas badan Park Hae Young. Saat itu juga ibu datang dan melihat mereka dalam posisi seperti itu. Langsung saja, keduanya salah tingkah.
Lee Seol kesal, “Ibu, tadi kau bilang kau akan mengetuk pintu terlebih dulu?”
“Hey, aku memang mengatakan hal itu, tapi kau kan bukan anak kecil lagi, masa kau tidak tau bagaimana caranya untuk mengunci pintu. huh??”
“Sudahlah.. Rilex..” ucap Ibu dengan sopan pada Park Hae YOung.. “Rilex..”
Ibu pergi dan kembali menutup pintu.
Lee Seol dan Park Hae Young salah tingkah. Mereka duduk dipinggiran kasur. Lee Seol berhasil mendapatkan kembali album fotonya, ia mendekap album foto itu. Park Hae Young mengeluarkan sebuah foto dari kantong jasnya.
“Ini.” Park Hae Young menyerahkan foto Ayah kandung Lee Seol.
“Kau datang ke sini hanya untuk memberikan ini?” tanya Lee Seol heran dan tersentuh.
“Ini foto original jadi jagalah dengan baik.”
“Apa kau memberikan foto ini, agar aku bisa cepat mati?!”
“Hey, jangan konyol.”
Lee Seol menatap foto itu dan ia merenung, kemudian berkata pada Park Hae Young, “Kapan aku harus berangkat?”
“Lebih cepat lebih baik.” jawab Park Hae Young.

 

Yap, rencana Lee Seol untuk pergi ke Egypt akan segera terlaksana. Lee Seol menyiapkan semuanya, ia membuat surat untuk ibunya, membuat surat untuk profesor, merapikan kamar dan seluruh rumah, dan juga menyiapkan makan pagi special untuk ibunya. Lee Seol akan pergi tanpa berpamitan terlebih dulu dengan ibunya, jadi ia hanya akan meninggalkan surat untuk ibu.
Lee Seol sampai di bandara.
Di ruang tunggu, Lee Seol tengah menuliskan daftar barang-barang yang akan ia belikan untuk ibu dan kakaknya. Tidak berapa lama kemudian, Park Hae Young datang, dan ia langsung merebut catatan itu dari tangan Lee Seol.
Park Hae Young membacakan daftar yang dibuat Lee Seol, “Bikini,  mouisturizer, sepatu, pakaian olah raga.”
“Hey, kau.. Ini daftar barang-barang yang akan aku belikan untuk ibu dan kakakku.” jawab Lee Seol, ia segera mengambil daftarnya dari tangan Park Hae Young.
“Hey, apa ibumu memakai bikini?” tanya Park Hae Young dengan tatapan polos. hehe.
“Itu.. Ish, Itu untuk kakaku.”
“Sudahlah, kau bahkan tidak akan memiliki waktu untuk membeli semua itu. Berikan daftar itu padaku, aku yang akan membelikannya dengan kualitas yang bermerek dari Dae Han departement store.”
“Benarkah, kau akan membelikannya.?”
Park Hae Young mengangguk.

 

Waktu untuk Lee Seol pergi sudah tiba. Lee Seol dan Park Hae Young mengantri tiket. Tapi tiba saat giliran Lee Seol untuk pengecekan tiket. Tanpa diduga, tiket Lee Seol ditolak oleh petugas bandara.
Bersambung..  Sinopsis My Princess episode 4….

Sinopsis My Princess Episode 3 part 1

Sinopsis My Princess episode 3 part 1 :

“Ah, perutku..” jerit Lee Seol seraya berlari ke kamar mandi.
Park Hae Young salah tingkah dan Oh Yoon Joo terkejut. Oh Yoon Joo selalu bisa menutupi rasa keterkejutannya. Karakter yang selalu bisa menipu orang lain, apa yang sedang dirasakannya engga terlalu tampak jelas di wajahnya.
“Apa direktur sudah pergi? Maaf aku terburu-buru!” teriak Lee Seol dari dalam kamar mandi. Beberapa menit kemudian, Lee Seol keluar dari  kamar mandi dengan tersenyum. “Ah, leganyaaa..”

 

Betapa terkejutnya Lee Seol saat mengetahui ternyata Oh Yoon Joo masih ada di rumah Park Hae Young.
“Ke..kenapa kau masih ada di situ? Oh, aku kiraa tadi aku mendengar suara pintu ditutup.” ucap Lee Seol.
“Bisakah kau kembali kedalam?” pinta Park Hae Young.
“It’s okay.” kata Yoon Joo. “Kita bertemu lagi.”
Lee Seol hanya memaksakan tawanya.
“Oppa, aku baru menyadari kau memiliki sisi seperti ini. Kau sangat cute oppa.” ucap Yoon Joo menatap Park Hae Young. Cute? Bahasa lain dari cemburu. Gzz..
“Aku harap kau tidak salah paham.” ucap Park Hae Young, ia menyadari sinyal-sinyal tidak baik dari Oh Yoon Joo. haha.. Akhir-akhir ini saya terlalu lebay kalau menulis sesuatu.
“Aku akan pergi, tidak perlu mengantarkanku.” jawab Oh Yoon Joo seraya keluar dari rumah.

 

Setelah Yoon Joo pergi, Lee Seol segera bersembunyi di balik tembok. Ia takut Park Hae Young marah besar. “Hey, ingat aku sudah  melakukan yang terbaik.” ungkap Lee Seol.
“Sudahlah. Apa kau sudah lega sekarang? Huh?” Park Hae Young pasrah.
Lee Seol tersenyum.. “Whoa.. Tapi tadi direktur Oh sangat cool.”
“Apa menurut wanita hal seperti itu cool?”

 

Oh Yoon Joo mencoba menenangkan dirinya dan ia pergi ke tempat profesor Nam Jung Woo. Sesampainya di tempat Profesor, Oh Yoon Joo langsung memeluk profesor dan berkata, “Moodku sedang tidak baik dan aku butuh rasa nyaman.” Ish, Oh Yoon Joo datang cuma buat memperalat profesor.
Pagi harinya, Oh Yoon Joo yang menginap di tempat profesor Nam Jung Woo mendapat telepon dari kantor. Telepon yang membuatnya sangat terkejut.
“Apa? Benarkah?”

 

Setelah mendapat informasi yang sangat mengejutkan itu, Oh Yoon Joo segera menemui Park Hae Young.
“Masalah besar.” ucap Oh Yoon Joo dengan terburu-buru.
“Ada masalah apa?” tanya Park Hae Young tidak mengerti.
“Bagaimanapun caranya kita harus menghentikan presiden.” (Presiden=kakek Park Hae Young.) “Presiden sedang melakukan interview mengenai dibangunnya kembali keluarga kerajaan.”
“Apa? Kakek??” Park Hae Young terkejut mendengar berita itu.

 

Presiden dari Dae Han Group (Kakek Park Hae Young) tengah mengadakan interview public, tentang rencana pembentukan kembali keluarga kerajaan. Ia juga mengumumkan kalau seluruh hartanya akan ia sumbangkan pada publik. Pembentukan kembali keluarga kerajaan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi kakek Park Hae Young, semacam menebus dosa atas dirinya yang tidak mampu bertanggung jawab dengan baik saat masa pemerintahan kerajaan dulu.
Dan pembentukan keluarga kerajaan, bukan hanya mengancam keduduk Park Hae Young tapi hartanya warisannya juga akan hilang. Park Hae Young yang merupakan cucu laki-laki dari presiden Dae Han Group (kakek Park Hae Young.) yang berarti juga merupakan ahli waris syah dari semua kekayaan yang dimiliki ayahnya, warisan itu akan terancam hilang karena statement yang dibuat kakek (presiden Dae Han Group) di depan khalayak umum.
Penduduk korea yang mendengar berita tentang, Presiden Dae Han Group akan memberikan semua hartanya pada publik, masing-masing dari mereka beranggapan apa semua itu benar, apa ia akan benar-benar memberikan hartanya pada public, apa yang terjadi dengan perusahaan Dae Han. Yah, dengan berita seperti itu, banyak rumor yang akan beredar.
Park Hae Young sulit untuk menghubungi Lee Seol, ia harus melindungi Lee Seol dari reporter. Park Hae Young mencari Lee Seol di kampusnya. Ia pergi ke ruang tunggu. Di ruang tunggu, Lee Seol tengah menonton berita sama seperti mahasiswa lain. Lee Seol tercengang dengan berita itu.
Park Hae Young kesal, ia belum juga bisa menemukan Lee Seol. Kemudian saat melihat Lee Seol di ruang tunggu, Park Hae Young segera menarik Lee Seol dan ia marah-marah, “kenapa handphonemu tidak kau aktifkan? Apa kau membawa-bawa handphone hanya untuk aksesories? Huh?”
Semua orang yang ada diruang tunggu itu memperhatikan mereka.
“Ah, handphoneku. Maaf. Tapi, apa kau tidak lihat berita itu. Mereka membicarakan tentang kakek.” jawab Lee Seol.
“Sudahlah. Ayo kita pergi.” Park Hae Young menarik tangan Lee Seol dengan paksa.

 

Saat hendak membawa Lee Seol pergi, seketika itu juga banyak karyawan yang menyerbu Park Hae Young. Park Hae Young yang melihat kedatangan wartawan segera melindungi Lee Seol. Ia menyembunyikan kepala Lee Seol dibalik jasnya. Park Hae Young berkata pada Lee Seol, “Kalau wajahmu sampai terpotret maka hidupmu akan bertambah sulit.”
Lee Seol tidak mengerti kenapa wartawan itu menyerbu mereka, “Apa pertanyaan aneh yang ditanyakan mereka?”
“Sudahlah..”

 

Park Hae Young menutup wajah Lee Seol. Ia tidak banyak bicara dengan para wartawan yang heboh menanyakan tentang tanggapan Park Hae Young mengenai interview publik yang diadakan kakeknya.
“Mohon berikan kami jalan..” ucap Park Hae Young seraya berjalan cepat, ia masih menutup wajah Lee Seol agar tidak diketahui oleh para wartawan.

 

Kemudian dengan kesempatan yang ada, Park Hae Young dan Lee Seol berlari cepat. Mereka harus menghindari para wartawan. Park Hae Young dan Lee Seol berlari untuk sampai ke parkiran mobil. Melihat mereka berdua berlari, tentu saja para wartawan tidak kalah cepat, mereka berlari mengikui Park Hae Young dan Lee Seol.
Kampus menjadi sangat ricuh. Profesor Nam Jung Woo merasa penasaran dengan apa yang sudah terjadi dan ia mengawasi dari kejauhan.
Sesampainya di parkiran mobil, Park Hae Young mendorong Lee Seol untuk masuk ke dalam mobil. Pintu mobil dikunci dan wartawan dengan cepat menyerbu Park Hae Young.
Para wartawan bertanya, “Siapa wanita yang ada di dalam?” “Bagaimana tanggapanmu mengenai statemen Presiden Dae Han group?” “Kami ingin mengetahui siapa wanita itu?”
Park Hae Young mencoba berkilah, ia mengatakan “Aku sedang tidak ingin berpose di depan kamera. Dengan semua masalah yang timbul, rasa malu sedang menghantamku.” ucap Park Hae Young. “Cukup-cukup. Kalian sudah mendapatkan informasi dan gambar yang cukup..” Park Hae Young hendak masuk ke dalam mobil tapi Reporter Yoo Gi Gwang datang.
Reporter Yoo Gi Gwang adalah salah satu reporter yang disegani. Ia selalu membuat berita yang booming dan selalu bisa menjadikan suatu berita biasa menjadi hal yang luar biasa dan setajam… (jjah..)

 

Reporter Yoo Gi Gwang berkata, “Kita bertemu lagi diplomat Park Hae Young.”
“Oh, kau Reporter Yoo Gi Gwang.” Park Hae Young tidak menyukai kedatangan Reporter Yoo Gi Gwang.
“Sepertinya kau masih belum bisa bagaimana cara menghandle wartawan?”

 

Di dalam mobil Lee Seol mendapatkan telepon dari temannya,
“Hey, apa semua ini candaan? Apa kau memiliki pacar dan tidak memberitahu kami?” tanya teman Lee Seol. Karena semua keributan yang sudah terjadi, teman-teman Lee Seol penasaran dengan kebenaran yang ada.
“Ah, bagaimana kau bisa bilang seperti itu. Cintaku adalah sebuah kesetiaan. Dan aku masih tidak akan menyerah untuk mendapatkan Nam Jung Woo.” jawab Lee Seol.
“Hei. Hei. Kau sedang tidak berbicara di depan Nam Jung Woo kan?” tanya Lee Seol.
“Karena kekacauan ini pelajaran belum dimulai. Dan kau tidak tau? Kalau profesor mengawasimu dari jauh?”
“Apa? Benarkah? Sudahlah, aku akan menutup teleponnya.” jawab Lee Seol. Ia menutup teleponnya dan teman-temannya kecewa tidak mendapat keterangan yang jelas.
Lee Seol mencari-cari keberadaan profesor. “Dimana dia?” ucapnya seraya melihat sekeliling dari balik kaca mobil.

 

Reporter Yoo Gi Gwang berkata, “Baiklah aku akan mencoba untuk meluruskan hal ini. Bukan kah wanita yang ada di dalam mobil adalah princess?”
Semuar reporter yang mendengar hal itu heboh. Mereka langsung meminta konfirmaasi dari Park Hae Young, “Apa wanita itu adalah princess? Dan dia bukan prince?” “Kenapa kau menyembunyikannya?”
Park Hae Young kesal dengan Reporter Yoo Gi Gwang. Keadaannya memaksanya untuk membuat satu kebohongan publik. Park Hae Young berkata, “Wanita yang didalam mobil ini adalah wanitaku.” jawab Park Hae Young.
Whoa.. Reporter bertambah gencar untuk memotret Park Hae Young. “Dia hanya seorang mahasiswa yang aneh. Yang bahkan tidak tau siapa diriku dan tidak tau kenapa ia harus bersembunyi seperti itu. Dia sangat naive. Dan ia akan sangat terkejut dengan semua hal yang terjadi hari ini. Baiklah.” Park Hae Young segera masuk ke dalam mobil. Ia tidak peduli dengan banyak pertanyaan yang muncul dari para wartawan.

 

Park Hae Young melajukan mobilnya dengan cepat. Ia menuju ke hotel bintang lima milik Dae Han Group. Sesampainya di depan hotel, Park Hae Young segera menyuruh para penjaga untuk memanggil para pengawal untuk memblock jalan masuk ke dalam hotel.
Park Hae Young membukakan pintu mobil dan dengan cepat ia menarik tangan Lee Seol. Lee Seol terkejut.
“Ayo cepat.” suruh Park Hae Young. Mereka harus buru-buru masuk ke dalam hotel kalau tidak, para wartawan akan segera menangkap mereka. (?)
“Apa ada masalah antara keluargaku dengan keluargamu?” pertanyaan aneh dari Lee Seol.
“Sudahlah. Tidak ada apa-apa..” jawab Park Hae Young, ia menarik paksa Lee Seol untuk masuk ke dalam hotel.

 

Para wartawan tidak berhasil mengejar Park Hae Young dan Lee Seol, mereka tidak diperbolehkan masuk. Banyak pengawal yang menjaga ketat pintu masuk hotel. Reporter Yoo Gi Gwang kesal, karena ia tidak berhasil mendapatkan informasi yang jelas.
Park Hae Young dan Lee Seol sampai di depan pintu kamar mewah di hotel bintang lima milik Dae Han Young. Park Hae Young menarik tangan Lee Seol dengan paksa, Lee Seol curiga. Ia melepaskan tangannya dari genggaman tangan Park Hae Young dan melindungi dirinya. “Apa yang akan kau lakukan?!”
“Ayo cepat masuk..” ucap Park Hae Young.

 

Park Hae Young aneh melihat ekspresi Lee Seol yang curiga padanya. “Hey, ekspresi apa itu?”
“Kau sudah menjatuhkan reputasiku.” jawab Lee Seol. Haha.. Kalau seorang pria mengajak seorang wanita masuk ke dalam hotel, itu sama artinya mereka sudah menjatuhkan reputasi sang wanita.
“Apa maksudmu? Sampai kapan kau akan—” perkataan Park Hae Young terputus, karena tanpa sengaja Lee Seol memukul Park Hae Young.

 

Lee Seol tidak bermaksud untuk memukul wajah Park Hae Young, ia hanya berusaha untuk melepaskan tangannya dari genggaman tangan Park Hae Young.
Park Hae Young merintih kesakitan dan Lee Seol merasa bersalah.. “Maaf..”
Mereka berada di dalam kamar hotel.
Park Hae Young tengah membersihkan luka di dekat bibirnya dengan sapu tangan.
“Apa sangat sakit?” tanya Lee Seol pelan.
“Kau.. Kau benar-benar bisa taekwondo? Kenapa kau melayangkan tinju ke arahku?” jawab Park Hae Young kesal.
Lee Seol tersenyum, “Aku memang seperti itu. Kadang saat melihat ketidak adilan, aku selalu melayangkan tinju tanpa memikirkannya terlebih dulu.” Lee Seol mempraktekan diri, ia hendak melayangkan tinju. Melihat hal itu, Park Hae Young segera menghindar.
Lee Seol tertawa. “Hei, kenapa kau ketakutan?”
“Apa maksudmu? Itu hanya gerakan refleks.”
Park Hae Young berjalan dan ia duduk di sofa. Lee Seol mengikutinya.
“Tapi, tadi tindakanmu sangat cepat. Seketika aku melihat flash dan beberapa detik kemudian aku sudah berada di dalam lindunganmu.” ucap Lee Seol seraya mempraktekan cara Park Hae Young melindunginya.
“Aku benar-benar tidak memiliki metode lain selain melakukan hal itu.” jawab Park Hae Young. “Kau tidak memiliki banyak pengalaman mengenai hal itu. Kau tau? Saat wajahmu berhasil terpotret oleh para wartawan dan kemudian kehidupan pribadimu diekspos untuk konsumsi publik, itu benar-benar sangat mengganggu.”
“Apa seperti semacam kehidupan Paris Hilton?” tanya Lee Seol.
“Hey, bagaimana bisa kau membandingkan aku dengan Paris Hilton. Tapi bagaimana pun juga kami memiliki latar belakang yang sama. Ia adalah cucu dari pemilik hotel Mogal dan aku adalah cucu dari pemilik Dae Han Group.”

 

Lee Seol mengangguk mengerti.
“Kau ingin mendengar hal yang menarik?” tanya Park Hae Young. Ia mulai membuka dirinya. Park Hae Young menceritakan tentang kehidupannya.”Seorang anak yang ditinggal oleh orangtuanya saat berumur 11 tahun dan akan menjadi pewaris syah dari harta kekayaan Dae Han Group.”
“Apa kau tidak memiliki sepupu atau saudara?” tanya Lee Seol.
“Aku bahkan tidak memiliki ayah. Sudah tidak ada kontak dengan ayahku sejak 20 tahun yang lalu.” jawab Park Hae Young. “Saat dirimu terekspos umum dan semua hal pribadimu akan menjadi konsumsi publik, itu tidak hanya akan menjadi sangat buruk tapi juga menggganggu. Ada banyak reporter yang mengelili dan penculikan, dan tawaran-tawaran aneh untuk menjadi bodyguardku saat itu. Tapi, saat ini, kakek malah menyatakan kalau ia tidak akan membiarkan aku mendapatkan sepeser pun dari harta warisan. Haruskah aku marah, huh?”

 

Lee Seol mengerti dengan keadaan Park Hae Young, ia menepuk-nepuk kepala Park Hae Young. “Kau sudah melalui banyak hal yang sulit. Kau tau? Saat aku berumur 11 tahun. Saat ibuku membagi banyak sosis pada kakaku, aku merasa sangat iri. Dan saat aku pulang sekolah dan pintu rumah masih terkunci, aku juga merasa sangat khawatir. Dari situ, aku mengerti tentang kehidupan.” jawab Lee Seol seraya tersenyum..
“Baiklah.. Bagaimana kalau kita menonton berita. Para reporter akan sangat cepat saat mempublikasikan berita yang mereka dapat.” ucap Park Hae Young seraya menyalakan televisi.
“Woa.. kenapa mereka bisa siaran di tempat ramai seperti itu?” tanya Lee Seol heran.

 

Berita menyebutkan bahwa Park Hae Young membawa seorang wanita yang diduga merupakan Princess ke dalam sebuah hotel. Yang menjadi berita utama kali ini adalah saat Park Hae Young menyebutkan bahwa gadis yang bersamanya adalah tunangannya. Lee Seol yang mendengar hal itu terkejut, “Tunangan?” tanya Lee Seol. “Kau tidak ingin menjelaskannya?”
Park Hae Young salah tingkah, dan ia mulai berkilah, “Wohaa.. Akhir-akhir ini technologi semakin canggih, mereka sangat mahir sekarang.” Park Hae Young mematikan TV dan berkata dengan pandangan tidak bersalah,  “Itu bukan aku.”

 

Lee Seol tertawa, “Bisa-bisanya kau berkata seperti itu, setelah melihat berita. Bagaimanapun krisisnya keadaan saat ini, sebaiknya kau tidak membuat hal semacam itu.” Lee Seol teringat sesuatu. “OMO!! Aku butuh Laptop, akses internet di tempat ini bisa kan?”
Lee Seol mengecek website dan melihat ranking situs pencarian utama, “OMO!! Pencarian yang paling sering adalah tentang -gadis yang dipeluk.-“
Park Hae Young yang mendengar hal itu segera menghampiri Lee Seol, “Apa?”
“Kata kunci yang sering dicari adalah video -wanita yang dipeluk.-“
“Hey, siapa yang memeluk dirimu, aku hanya berusaha untuk melindungi.”
“Cepat, kau harus membereskan ini, kau kan anak konglongmerat, kau pasti bisa mengatasi hal ini.” ungkap Lee Seol.
“Aku bukan anak konglongmerat tapi.. cucu konglongmerat.” jawab Park Hae Young.
“Kalau begitu, kalau begitu, telepon saja kakek dan minta padanya untuk mengatasi hal ini.”
“Hey, kau pikir, kakek akan langsung menanggapi hal semacam ini?”

 

Di rumah, kakek geram karena berita yang beredar akhir-akhir ini. Ia marah besar. Ia menyalahkan Ayah Yoon Joo kenapa tidak bisa mengatasi hal semacam ini dan kenapa Park Hae Young sampai bisa mengatakan kalau Princess Lee Seola adalah tunangannya. Ayah Yoon Joo berkata kalau apa yang dilakukan Park Hae Young hanyalah untuk melindungi Princess Lee Seol.
Yoon Joo marah pada ayahnya. Selama hidup Ayahnya mengabdikan diri pada Keluar Kakek Park Hae Young tapi pada akhirnya, mereka tidak mendapatkan apapun. Yoon Joo tidak rela kalau ia tidak mendapat sepeser pun dari keluarga Park Hae Young. Ayah Yoon Joo hanya berkata bahwa ia melakukan segala karena ketulusan.
Untuk mempertahankan bagian warisan yang seharusnya ia pertahankan, Oh Yoon Joo mengadakan pertemuan dengan Reporter Yoo Gi Gwang. Dan yap, mereka melakukan kerja sama.
Yoon Joo menemui Park Hae Young di hotel.
“Oh Yoon Joo, bagaimana kau bisa mengetahui aku berada di sini?” tanya Park Hae Young melihat kedatangan Oh Yoon Joo.
“Semua orang Korea mengetahui kalau kau ada di tempat ini.” jawab Oh Yoon Joo.
Di waktu yang tidak diinginkan, Lee Seol keluar dari kamar. Ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut putih. Lee Seol menguap dan berkata, “Jam berapa sekarang.” Ia juga sangat terkejut saat mengetahui kedatangan Oh Yoon Joo.
“Kenapa kau keluar dari kamar dan menutupi tubuhmu dengan selimut?” tanya Park Hae Young mencoba untuk menutupi kekesalannya.
“Oh, saat aku tidur, aku kedinginan.” jawab Lee Seol.
“Diluar sedang kacau dengan banyaknya reporter dan kau masih bisa tidur?” tanya Oh Yoon Joo.
Park Hae Young menjawab, “Dia baru saja berlarian dan merasa sangat lelah.”
Lee Seol mengangguk-angguk. “Bagaimana kabarmu?” tanya Lee Seol ramah.
“Aku bahkan tidak pernah menanyakan -bagaimana kabarmu- ditengah situasi seperti ini.” jawab Oh Yoon Joo.

 

“Dimana tempat kosong. Kita perlu bicara.” ucap Oh Yoon Joo pada Park Hae Young. Oh Yoon Joo menatap tidak bersahabat ke arah Lee Seol.
Park Hae Young dan Oh Yoon Joo berbincang di dalam kamar. Tentu saja, di luar kamar, Lee Seol mencuri dengar pembicaraan mereka. Saat memasuki kamar, terlihat kecemburuan pada Oh Yoo Joo saat ia melihat kasur yang berantakan dan sweater Lee Seol yang tergeletak begitu saja diatas kasur.
“Jangan salah paham.” ungkap Park Hae Young mencoba menjernihkan masalah.
“Duduklah.” pinta Oh Yoon Joo. “Oppa, akhir-akhir aku sangat tidak menyukaimu. Kenapa kau mengumumkan pertunangan di media begitu saja? Walaupun hubungan kita seperti ini, tapi bukankah kita sudah terikat dalam tali pernikahan.” Terikat dalam tali pernikahan (?) maksudnya ? Mereka saling mencintai dan hubungan mereka sangat serius. “Kau tau, hatiku sangat sakit.”
“Maafkan aku.” jawab Park Hae Young. “Aku akan menjelaskan semuanya.”

 

Park Hae Young membuka pintu, Lee Seol yang sedang menyandarkan kepalanya di pintu, ia terjungkal dan terkejut.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Park Hae Young.
“Aigoo.. Kau seharusnya mengetuk pintu dulu sebelum kau masuk.” jawab Lee Seol. Mengetuk pintu? Secara yang diluar siapa yang didalam siapa..
“Kau tau? Orang yang mengetuk pintu adalah seseorang yang sedang dalam posisi di luar ruangan.” jawab Park Hae Young.
“A.. haa..” Lee Seol tertawa. “Tapi, kau memang melakukan hal itu dengan maksud tertentu kan?”
“Iya, aku penasaran kalau kau pasti akan menguping (?) pembicaraan kami.” ungkap Park Hae Young.
“Tapi, aku kira kalian sedang membicarakan tentangku.” jawab Lee Seol.
“Bagaimana bisa seperti itu. Bagaimana bisa kami membicarakanmu.”

 

Di ruang tamu (masih di dalam kamar hotel), Lee Seol, Park Hae Young dan Oh Yoon Joo duduk bersama.
“Baiklah. Aku akan mulai memperkenalkan kalian. Ini adalah Oh Yoon Joo, tunanganku.” Park Hae Young memperkenalkan Oh Yoon Joo pada Lee Seol.
“Hallo.. Apa kau masih ingat dengan first lovemu?” ucap Lee Seol begitu saja.
Park Hae Young menatapnya kesal.
“Apa??” tanya Oh Yoon Joo.
“Ah, tidak.. Semoga kalian bisa hidup berbahagia.” jawab Lee Seol.

 

“Dan ini adalah seseorang yang dibanggakan kakek. Princess Lee Seol.” Park Hae Young memperkenal Lee Seol pada Oh Yoon Joo.
Oh Yoon Joo terkejut saat mengetahui kalau yang ada dihadapannya saat ini adalah Princess Lee Seol. “Princess Lee Seol??”

 

“Sudah aku katakan, kalau aku bukan Princess.” jawab Lee Seol pada Park Hae Young.
“Pada kondisi seperti ini kau tidak bisa mencegah hal itu. Dengan mengatakan ayahmu sebagai alasan, itu sama artinya kau menginginkan sesuatu yang lebih.” ungkap Park Hae Young. Park Hae Young beranggapan kalau Lee Seol berpura-pura tidak menerima dirinya adalah seorang Princess, karena Lee Seol menginginkan hal yang lebih besar daripada menjadi seorang Princess.
Lee Seol menatap kesal ke arah Park Hae Young. Ia tidak habis pikir, Park Hae Young bisa berbicara seperti itu.
“Apa yang sangat kau inginkan? Hal apa yang dapat dijadikan pertukaran, antara yang kau inginkan, dengan kedudukan Princessmu itu?” tanya Park Hae Young. “Tulislah. Ah, kau mengatakan kalau kau ingin belajar ke luar negeri. Kami akan membuat hal itu menjadi kenyataan. Atau kau ingin mengadakan pesta tanpa diketahui siapapun? Saat kau memilih untuk pergi keluar negeri untuk belajar, kami akan mengurus data dan tentu saja mengurus keluargamu.”
“Ya, dan kalau kau membutuhkan sesuatu, kau hanya tinggal memintanya.” Oh Yoon Joo membantu Park Hae Young.
Dengan mengirim Lee Seol ke tempat dimana tak seorang pun dapat menemukannya, sama artinya bagi Park Hae Young dapat menyelamatkan harta warisannya. Menyembunyikan Lee Seol akan membuat warisan Park Hae Young kembali menjadi miliknya.

 

Lee Seol benar-benar dibuat kesal oleh Park Hae Young “Apa kau benar-benar akan memberikan semua yang aku inginkan? Semuanya?” tanya Lee Seol.
“Ya, kalau itu memungkinkan.” jawab Park Hae Young.
“Baiklah.. Aku meminta semua harta warisanmu.” ungkap Lee Seol.
Park Hae Young menatap, “Aku sedang tidak ingin bermain-main.”
“Ini bukan main-main, ini serius.” jawab Lee Seol.
Handphone Oh Yoon Joo berdering, ia mendapat telepon dari Ayahnya. Ayah Oh Yoon Joo menyuruh agar Park Hae Young membawa Princess Lee Seol untuk datang menemui Kakek.
Mengetahui hal itu, Lee Seol berakata, “Tidak, aku tidak akan melakukan hal itu. Lupakan saja. Aku akan pulang. Kalau kau tidak mengizinkanku pulang, aku akan telepon polisi.”
“Sebentar. Kakek memintaku untuk membawamu. Kau bisa bertemu dengan ayahmu.” Park Hae Young berbohong, ia berbohong agar Lee Seol mau ikut bersamanya untuk menemui Kakek. “Aku akan mengizinkanmu untuk bertemu dengan ayahmu.”
Lee Seol yang mendengar hal itu, menahan tangisnya. “Benarkah? Aku akan bertemu dengannya.”

 

Untuk menghindari kejaran Wartawan, Park Hae Young menggunakan Helikopter milik perusahaan Dae Han Group. Lee Seol berkata, “Whoa.. Kau memanggil Helikopter hanya agar para wartawan tidak mengikuti kita? Whoaa.. Helikopter ini  memiliki skala yang sangat besar.” Lee Seol takjub melihat helikopter yang mendarat di atap gedung.
Park Hae Young merapatkan sweater Lee Seol, dan ia berkata “Ayoo..”
“Kita akan benar-benar bertemu dengan ayahku kan?” tanya Lee Seol. Rasanya bercampur aduk, antara rindu dan senang. Air mata Lee Seol tertahan.

 

Helikopter itu mengingatkannya pada masa kecilnya, saat ia masih bersama ayahnya. Di sebuah pertambangan, ayah Lee Seol bekerja di sebuah pertambangan atau konstruksi bangunan ya, kayak konstruksi bangunan deh. Saat Lee Seol kecil ikut dengan ayahnya ke lahan tempat bekerja ayahnya. Mandor marah besar karena mengetahui bahwa Ayah Lee Seol membawa anaknya saat bekerja.
Kemudian di tempat itu juga, Lee Seol melihat helikopter yang mendarat.
Lee Seol mengingat sebagian dari masa kecilnya, ia menangis. Park Hae Young khawatir melihat Lee Seol menangis, “Kau baik-baik saja?”
“Kenapa aku seperti ini?” Lee Seol menghapus air matanya seraya tersenyum. “Kita bisa segera pergi.” ucap Lee Seol.
Park Hae Young menggenggam tangan Lee Seol dan mereka mulai menaiki helikopter.
Para wartawan yang berada di luar hotel melihat helikopter, mereka kecewa karena Park Hae Young dan Lee Seol berhasil lolos dari mereka.
Bersambung Sinopsis My Princess episode 3 part 2…

Sinopsis My Princess Episode 2 part 2

Sinopsis My Princess episode 2 part 2 :

Lee Seol membawakan kopi untuk Profesor Nam Jung Woo dan temannya. Lee Seol membawa 3 gelas, untuk prof, teman profesor dan satu gelas lagi untuk dirinya. Tapi di pertengahan jalan, Park Hae Young sengaja mengambil kopi milik Lee Seol.. Haha..
“Terimakasih.” ucap Park Hae Young tanpa rasa bersalah.

Lee Seol menyerahkan kopi itu pada prof dan temannya. Mereka tengah membicarakan barang peninggalan sejarah. Lee Seol melihat foto dokumenter di buku prof. “Apa itu?” tanya Lee Seol pada profesor.
“Oh, selama mata kuliahku kau pasti hanya memperhatikan wajahku. Aku sudah mengajari kalian tentang ini. Ini adalah tas milik ratu Myenseong.” jawab Prof.
“Ow,” Lee Seol tertawa. “Sepertinya aku mengenali tas ini, ada satu dirumahku  yang seperti ini.”
Teman Prof tertawa mendengar ocehan Lee Seol, “Benarkah? Haha.. Dia memang mahasiswa yang menarik. Kau tau, tas ini hanya ada di dalam sejarah. Kalaupun kau punya di rumahmu, aku berjanji akan memasukkan namamu ke buku sejarah.”
“Benarkah?” tanya Lee Seol. Semuanya tertawa. Kecuali Park Hae Young.

Teman prof. tiba-tiba menyinggung tentang Yoon Joo pada proffesor. “Aku tidak menyangka Yoon Joo bisa sangat berani seperti itu dengan mempublikasikan tulisan tangan Soon Jong. Sangat mengagumkan. Lebih baik kau cepat-cepat menikahinya, sebelum ia bertambah populer.”
“Kau berbicara yang tidak-tidak.” jawab Prof, karena permasalahan saat itu dengan Yoon Joo, proffesor jadi tidak menyukai kalau ada yang menyebut nama Yoon Joo.

Nah, terbongkarlah semua. Park Hae Young diam-diam mendengar pembicaraan itu, ia jadi mengetahui semuanya. Park Hae Young menatap sinis ke arah profesor Nam Jung Woo. Sedangkan Lee Seol panik, beberapa kali ia menengok ke arah Park Hae Young kemudian melihat lagi ke arah profesor. Lee Seol panik.

Prof Nam Jung Woo menyadari kalau Park Hae Young sedang melihat sinis ke arahnya. Profesor bertanya heran, “Apa ada yang ingin kau katakan?”
Karena takut terjadi perang dunia ke 3 dan ke 4, Lee Seol segera mengalihkan pembicaraan, “Oh, benar proffesor. Aku lupa mematikan gas di dalam. Aku akan pergi ke dalam dulu untuk mematikan gas.” ucap Lee Seol, ia kemudian berjalan ke arah Park Hae Young.

“Ayo masuk ke dalam. Cepat..” pinta Lee Seol. “Cepat..”
Park Hae Young terus menatap ke arah profesor. Dengan tenaganya, Lee Seol mendorong-dorong Park Hae Young agar ia masuk ke dalam.

Di dalam rumah, Park Hae Young meminta penjelasan pada Lee Seol tentang hal yang baru saja di dengarnya.
“Apa Yoon Joo yang mereka bicarakan adalah Yoon Joo yang aku kenal?” tanya Park Hae Young.
“Oh, apa nama direktur itu Yoon Joo? Aku baru menyadarinya.” Kilah Lee Seol.
“Kau sudah mengetahui semua ini dari awal. Katakan padaku siapa orang itu. Siapa yang harus menikahi Yoon Joo.” Park Hae Young berkata dengan nada memaksa.

Lee Seol mencoba menghindar, “Apa kau ingin makan sup kacang merah? Aku akan membuatkannya untukmu.” Lee Seol berjalan menjauhi Park Hae Young, tapi Park Hae Young sudah terlebih dulu memegang kencang lengan Lee Seol. “Apa kau ingin mengalihkan pembicaraan?”
“Baiklah.. Baiklah..” ucap Lee Seol seraya melepaskan tangan Park Hae Young dari lengannya.

“Kali ini kita akan membuat kesepakatan dan kita akan bergabung menjadi satu team. Begini, sebagaimana rumor yang sudah tersebar, kalau cinta pertama profesor Nam Jung Woo adalah direktur dari museum Hae Young. Dan ternyata itu bukan hanya sekedar rumor, itu benar-benar terjadi. Yoon Joo adalah cinta pertama proffesor. Apa kau masih punya keberanian untuk mengalahkan cinta pertamanya?” ucap Lee Seol menjelaskan hal yang sebenarnya.
“Kenapa aku harus mengalahkannya?” tanya Park Hae Young tidak mau tersaingi.

“Hey, kau itu sudah kalah dengan cucu dari perusahaan Dae Han. Mengerti?” ucap Lee Seol. “Oke, bagaimanapun juga kau harus membantuku. Kalau seorang pria sudah  jealous, maka darahnya akan naik ke ubun-ubun. Aku akan tetap berusaha mendapatkan proffesor dan pergi ke mesir.” ucap Lee Seol dengan berlebihan dan kesungguhan. haha.
“Apa?”

Lee Seol mengajak Park Hae Young untuk mengintip apa yang sedang di lakukan oleh prof dan temannya. Mereka mengamati lewat pintu.

Kemudian mereka kembali masuk ke dalam.
“Hey, ayo, cepat pegang tanganku..” Lee Seol menaruh tangan Park Hae Young di lengannya.
“Kenapa? Saat aku memegang tanganmu kau akan menjerit=proffesor tolong aku proffessor..=’ tebak Park Hae Young. haha.. Park Hae Young selalu niruin gaya Lee Seol.
“Binggo! Kenapa kau bisa tau hal itu.” tanya Lee Seol heran.
“Sudahlah.. Ayoo..” Park Hae Young menarik tangan Lee Seol, mereka menuju ke lantai atas, tepatnya ke kamar Lee Seol.

“Hey, ada apa ini?” tanya Lee Seol.
“Ini kamarmu bukan? cepat rapikan barang-barangmu.” suruh Park Hae Young.
“Ah, kau ingin bersikap tidak bertanggung jawab..”
“Kita akan pergi ke Seol..”
“Aish kita sudah sepakat untuk melakukan perdama–..”
“Aku pikir kau bibiku.” ucap Park Hae Young dengan cepat.

Lee Seol tidak mengerti apa yang baru saja Park Hae Young katakan. “Apa? Bibi apa?”
“Kau tidak tau maksud dari kata bibi? Kau anak dari kakekku.” jawab Park Hae Young.

Lee Seol percaya tidak percaya, mendengar perkataan Park Hae Young. Dan Lee Seol tertawa, ia kira Park Hae Young sedang membual.
“Ini sangat konyol bukan?” tanya Park Hae Young. “Aku juga berpikiran sama, tidak lebih dari 48 jam aku tau kalau adalah bibimu.”
“Maksudmu, aku adalah bibi dari seorang diplomat yang selalu menggunakan mobil mewah, yang membeli cincin mahal dan dia lebih tua dariku. Apa buktinya? Hei, kalaupun keluarga biologisku mencari, ia akan membawa bukti. Misalnya foto keluarga, surat kelahiran dan mereka akan mengatakan =apa kau ingat ini, apa kau tau ini= bukan malah mengirimkan keponakan yang bahkan umurnya lebih tua dariku.” ujar Lee Seol.

“Kalaupun kakekku ingin melakukannya, tapi ia tidak bisa. Ia sedang sakit.” Park Hae Young memberikan alasan yang benar.
“Whoaa..” Lee Seol memundurkan badannya. “Aku sudah tau ini akan terjadi. Apa dia mencariku karena dia membutuhkan jantung atau ginjal untuk didonorkan?” tanya Lee Seol.. Haha..

“Hey.. Hey.. Kenapa kau berpikir seperti itu.” ucap Park Hae Young.
Lee Seol mendekatkan wajahnya pada Park Hae Young, “Hey, kenapa kau memanggilku hey. Kau bilang aku ini adalah bibimu. Tunggu, apa dia kaya? Aku paling tidak suka menjadi seorang anak yang juga sekaligus tulang punggung keluarga. Kau tau, aku sudah sangat menderita saat ini. Aku harus pergi kuliah dan kerja paruh waktu. Kalau aku harus menambahkan satu orang lagi yang harus aku biayai, maka hidupku akan bertambah sulit.”
“Lihat aku, apa aku terlihat seperti orang miskin. Ini bukan joke, cepat bereskan barang-barangmu.”

Lee Seol dan Park Hae Young menemui profesor Nam Jung Woo. Park Hae Young berkata sinis pada profesor, “Aku akan meminta bantuanmu, ini menyangkut kehidupan Lee Seol jadi kami harus pergi. Dan aku minta padamu untuk menjaga tempat ini sementara waktu.”
Lee Seol kesal mendengar Park Hae Young mengatakan salam perpisahan yang tidak sopan seperti itu. “Ini adalah urusanku jadi biarkan aku sendiri yang mengatasinya.” ucap Lee Seol pada Park Hae Young.

Lee Seol tersenyum pada prof kemudian ia mengatakan, “Proffesor, seperti yang sudah dia katakan, bahwa ada hal yang penting yang harus aku selesaikan, jadi aku harus pergi.”
Karena tidak sabar, maka Park Hae Young langsung menarik tangan Lee Seol dan berjalan cepat menuju mobil. “Apa kau ingin mengucapkan salam perpisahan itu seharian penuh.”

Lee Seol berusaha untuk tetap memberikan salam, ia membungkuk.
“Kau tidak perlu seperti itu, karena nantinya, dia yang akan lebih menghormatimu.” ucap Park Hae Young.

Di perjalanan, Lee Seol penasaran tentang sesuatu hal, ia langsung menanyakannya pada Park Hae Young yang sedang serius mengemudi, “Sebenarnya apa pekerjaannya?” tanya Lee Seol. “Kakekmu.”
“Kakekmu?” Park Hae Young mengulang kata-kata Lee Seol, kemudian Park Hae Young tersenyum. “Well. dia membuat seperti itu.” Park Hae Young menunjuk ke sebuah handphone canggih.

“Oah.. Jadi dia mempunya perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan cover handphone.” ucap Lee Seol dengan polos.
Park Hae Young tersenyum mendengar hal itu. Aish, kakek Park Hae Young bukan buat cover handphonenya, tapi handphone itu sendiri.
“Apa kau sudah membuang kartu namaku?” tanya Park Hae Young.
“Belum.” Lee Seol mengambil kartu nama Park Hae Young di dalam tas.
“Baca namaku.”
“Park Hae Young”
“Dan apa nama museum yang kita datangi.”
“Hae Young museum.” Mendengar ucapannya sendiri, Lee Seol terkejut. “Ja.. Ja. Jadi, cucu dari perusahaan Dae Han adalah kau..”
“Ya. kakekku memberikan nama untuk museum itu, dari nama belakangku.”
Lee Seol benar-benar terkejut mendengarnya.

Di pintu gerbang, saat mobil hendak masuk ke rumah besar milik Park Hae Young, lagi-lagi Lee Seol terkagum-kagum.. Mereka sampai di rumah. Beberapa pelayan dan kakek dan juga Ayah Yoon Joo menunggu kedatangan mereka.

Seorang asisten membuka pintu mobil Lee Seol. Kakek melihat Lee Seol, ia sangat bahagia. Kakek berusaha untuk berdiri, walau kesusahan ia tetap berusaha berdiri.
Lee Seol cemas, “Tidak usah, kau duduk saja.”
Kakek malah berlutut dan memegang erat tangan Lee Seol, kakek berkata, “Yang mulia..” panggilnya.

Jelas sekali, bukan hanya Lee Seol yang terkaget-kaget mendengar hal itu, tapi juga Park Hae Young.
Kakek menangis, “Yang Mulia, tidak ada yang aku inginkan selain kematian, aku sudah melakukan dosa, Princess..”

Di rumah, Park Hae Young memaksa masuk ke sebuah ruangan. Ayah Yoon Joo tidak memperbolehkan ia masuk, karena kakek sedang berbicara dengan Lee Seol di dalam.
“Tidak boleh ada orang lain yang masuk.” ucap Ayah Yoon Joo.
“Apa aku orang lain?” tanya Park Hae Young kesal. “Sebenarnya ada apa? Kenapa bibiku berubah menjadi Princess?” Park Hae Young benar-benar tidak mengerti tentang keadaan yang sebenarnya terjadi. Ayah Yoon Joo juga tetap keukeuh (?) tidak memberitahukan apa yang sudah terjadi.

Di dalam ruangan, Lee Seol melihat ke sekeliling ruangan. Ruangan besar itu benar-benar membuatnya terkesima.
Saat hendak duduk, Lee Seol mempersilakan agar kakek duduk terlebih dulu. “Silakan duduk.”
“Silakan duduk yang mulia.”
“Ah, tidak. Kau dulu saja.”
“Silakan duduk yang mulia.” ucap kakek lagi.

Kemudian setelah mereka berdua duduk, kakek membuka sebuah kotak. Kotak itu berisi semua benda-benda berharga dari kerajaan kekaisaran Soon Jong. Kakek mengeluarkan sebuah foto dan menunjukkannya pada Lee Seol.
“Apa kau mengenal siapa ini?” tanyan kakek.
“Bukankah itu kaisar Soon Jong.”
“Benar sekali. Aku sangat senang kau mengenalnya. Baiklah aku akan mulai menceritakan sebuah kisah lama padamu.”

Kakek kecil

Flashback ke masa kekaisaran Soon Jong beberapa tahun yang lampau. Saat itu Kakek masih sangat kecil, dan ayah kakek adalah orang kepercayaan Raja Soon Jong. Raja Soon Jong memberikan selembar tulisan tangannya (Di sana tertulis Lee Young) dan benda lain pada ayah kakek. Kaisar Soon Jong memang menyembunyikan anak pertamanya, hal itu dilakukan karena ia tidak ingin terjadi hal yang tidak baik pada anaknya itu. Kaisar Soon Jong hanya ingin kemerdekaan Joseon, kelak saat Kaisar Soon Jong mati, maka penerusnya adalah anaknya sendiri.

Kembali ke kehidupan saat ini.
Kakek berkata, “Ayahku menyembunyikanku dari masyarakat dan mengirimkan uang yang telah disiapkan oleh kaisar Soon Jong untuk Shanghai Provisionally Goverment. Tapi, aku saat itu yang bodoh, sebelum kemerdekaan aku malah melarikan diri dengan segala hal yang tersisa. Itulah kisahnya, Prince Lee Young adalah kakek dari yang mulia. Prince Lee Young harus melakukan banyak hal yang sangat berat. Demi, masyarakat korea, aku meminta maafmu Yang Mulia.”
“Secara sederhana, jadi kau ingin mengatakan kalau aku adalah cicit dari Kaisar Soon Jong.” ucap Lee Seol mencoba menyederhanakan cerita kakek yang berbelit.
“Apa kau sangat terkejut?” tanya kakek.

“Tentu saja. Aku benar-benar terkejut. Saat aku kecil, mimpiku adalah ingin menjadi seorang Princess.”
“Itu bukan hanya mimpi tapi kenyataan. Saat aku kecil, Kaisar Soon Jong sangat baik, aku sering bermain-main di pangkuannya.” ucap kakek
“Whoaa. benar-benar sangat mengejutkan. Tapi, bagaimana cara membuktikan kalau aku adalah seorang Princess? Aku tidak memiliki tanda lahir dibadanku?”

Kakek mengeluarkan foto lain. “Apa kau mengenalinya?”
“Tidak.”
“Benarkah kau tidak mengenalinya.”
“Maafkan aku, aku sama sekali tidak ingat masa-masa kecilku dulu.”
“Ingatlah kembali Yang Mulia.”
“Tidak mau.”
“Ingatlah kembali. Kau harus mengingatnya.” pinta Kakek dengan paksa.
“Seharusnya, kenangan itu yang datang ke pikiranku. hanya saat aku berumur 5 tahun yang aku ingat.” Lee Seol mengingat-ingat sesuatu. “Menangis keras di gang. Ah, anak kecil mana yang tidak pernah menangis di gang. Ikatan rambut merah Strawaberi. Ah, semua anak juga pernah memilkinya. Rumah… Helikopter.. Ah, aku tidak ingat lagi. Aku bahkan tidak bisa mendeskripsikan apa semua itu benar-benar kenangan atau hanya mimpi atau bahkan hanya fantasi yang aku buat.” keluh Lee Seol.

Kakek kembali mengeluarkan sesuatu dari kotak itu. “Sebaiknya kau membukanya.”
Perlahan Lee Seol membuka benda yang diberikan kakek, isinya adalah sebuah ikat rambut strawberry warna merah jambu. Seperti yang disebutkan oleh Lee Seol tadi, Lee Seol mengingat tentang ikat rambut itu.
Kakek tersenyum dan berkata pada foto yang dipegangnya. “Yang Mulia, aku sudah menemukan Princess.”
Dengan ragu Lee Seol bertanya, “Maksudmu itu adalah ayahku?”
“Kau sama sekali tidak mengenalinya?”
“Tidak. Lalu dimana ia sekarang?” tanya Lee Seol.
Kakek diam tidak menjawab.
“Dimana dia? Kalau aku bertemu dengannya mungkin, ia akan mengenaliku.”
“Maafkan aku, aku sudah melakukan tindakan yang salah pada Yang Mulia. Yang Mulia tidak hidup lama di dunia ini.” jawab Kakek dengan menyesal.
Lee Seol terkejut mendengarnya, sudah sangat lama ia menunggu ayahnya tapi ternyata ayah Lee Seol sudah lama mati.

Lee Seol yang tidak menerima apa yang ia dengar, segera berjalan cepat keluar ruangan. Lee Seol tidak memperhatikan panggilan kakek.

Di luar, Park Hae Young menunggu dengan gelisah. Lee Seol berlari melewati Park Hae Young. Tapi kemudian Park Hae Young segera mencegatnya.
“Apa pembicaraanmu dengan kakek sudah selesai? Apa yang ia katakan padamu?” tanya Park Hae Young.
“Ayahku sudah meninggal dan aku adalah seorang Princess. Apa itu masuk akal.” Lee Seol menahan tangisnya. “Kakekmu sakit kan? Ia pasti salah.” ucap Lee Seol seraya berlari meninggalkan Park Hae Young.

Park Hae Young tertegun, kemudian Park Hae Young menyusul Lee Seol dengan mobilnya.
“Masuklah.” ucap Park Hae Young setelah turun dari mobil.
Lee Seol menangis. Ia tidak terima kalau ayahnya sudah tidak ada. “Itu bukan ayahku. Ayahku berjanji akan segera kembali.” tangisnya semakin keras. “Dia tidak boleh meninggalkanku. Dia tidak boleh mati begitu saja..”
Park Hae Young memeluk Lee Seol, berharap tangis Lee Seol segera mereda.

Park Hae Young mengantar Seol ke rumah Dan-ah (kakak Lee Seol.) Lee Seol akan membuka pintu dengan kode tapi kemudian ia teringat kalau Dan-ah sudah mengganti kode itu. Dan-ah sengaja mengganti kode pintu rumah agar Lee Seol tidak bisa masuk ke rumah. “Ah, aku benar-benar akan gila.” keluh Lee Seol.

Lee Seol duduk di depan pintu, ia menelungkupkan tangan dan wajahnya.
Park Hae Young bertanya “Kau bahkan tidak memiliki kunci rumahmu sendiri.”
“Dia sudah mengganti kodenya.” Lee Seol berkata, “Ah, kalau aku menelponnya, pasti akan langsung di-reject.”
“Apa kau memiliki hubungan yang tidak baik dengannya.”
“Saudara memang seperti itu, selalu bertengkar.” jawab Lee Seol.
“Apa dia adalah saudara kandung dari orang tuamu?” tanya Park Hae Young.
“Bukan, dia juga anak adopsi ibu, sama sepertiku. Umurnya sama denganku. Kami sebaya, walaupun begitu, ibu berkata bahwa diantara kami harus ada seorang kakak dan adik. Ibu menyuruh kami untuk -suit-gunting-kertas-batu- dan aku kalah.” jawab Lee Seol.
“Pulanglah.” suruh Lee Seol pada Park Hae Young. “Aku sudah tidak punya tempat untuk pulang.”
“Baiklah. ikut aku.” ajak Park Hae Young seraya menarik tangan Lee Seol.

Park Hae Young mengajak Lee Seol untuk ke rumahnya. Park Hae Young menyambut Lee Seol dengan ramah.
“Copot sepatumu disitu.” ucap Park Hae Young.
Lee Seol melakukan hal yang disuruh Park Hae Young.
“Masuklah.”
“Apa ini rumahmu?” tanya Lee Seol.
“Kau tidak lihat? orang-orang didepan tadi memberi hormat padaku?” jawab Park Hae Young.

Park Hae Young menunjukkan kamar tamu pada Lee Seol.
“Ini kamar tamu. Dan sebelah sana adalah kamar mandi.”
“Terima kasih.” ucap Lee Seol.
“Ah, tidak, tidak, tidak.. Ini adalah salah satu pelayanan kami. Dan ini adalah kamar Royal Grand Executive Presidential Suite.” Park Hae Young menirukan seperti yang pernah dilakukan Lee Seol padanya. Berharap agar Lee Seol kembali tersenyum, tapi ternyata tidak. Lee Seol masih memikirkan kejadian tadi.
“Aku akan ke kamar mandi terlebih dulu.” ucap Lee Seol, ia menaruh tasnya di sofa kemudian berjalan ke kamar mandi.
“Dan, biaya air panas 5 dolar.” kata Park Hae Young.

Di kamar mandi, tepat di depan kaca, Lee Seol berkata pada dirinya sendiri. “Ayahku belum mati. Ia akan kembali untukku.”

Park Hae Young menyediakan makan malam untuk Lee Seol. Saat tengah makan, ternyata Yoon Joo akan berkunjung ke rumah Park Hae Young. Parahnya, haaha.. Yoon Joo sudah ada di depan rumah Park Hae Young.

Mau tidak mau Park Hae Young harus menyembunyikan Lee Seol. Ia memaksa Lee Seol untuk bersembunyi di dalam kamar. Terpaksa Lee Seol makan di dalam kamar.

Yoon Joo membunyikan bel, dengan gugup Park Hae Young membuka pintu. Ia mencoba bersikap wajar. Yoon Joo datang untuk menanyakan mengenai hal yang berkaitan dengan Lee Seol.

Lee Seol sedang asyik makan di dalam kamar, tiba-tiba perutnya terasa sakit. Haha.. *sumpah ngakak total* Lee Seol harus ke kamar mandi saat itu juga.. Lee Seol mencoba memberitahukan Park Hae Young, kalau dirinya harus ke kamar mandi. Lee Seol juga menyuruh, agar Park Hae Young mengajak Yoon Joo untuk segera pulang.

Terpaksa, dengan gugup Park Hae Young menyuruh Yoon Joo pulang. Belum sempat Yoon Joo keluar dari rumah, di pintu ia melihat sepatu Lee Seol.

Dari kamar, karena sudah tidak tahan Lee Seol menjerit, “Aaah.. Perutku.” ucapnya seraya berlari ke luar kamar. Alhasil Yoon Joo mengetahui keberadaan Lee Seol di rumah Park Hae Young.

Bersambung.. Sinopsis My Princess episode 3…..

Sinopsis My Princess Episode 1 part 2

Sinopsis My Princess episode 1 part 2 :

“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Lee Seol.
“Ada dokumenku yang tertinggal jadi aku akan mengambilnya.” jawab Nam Jung Woo. “Kau sendiri?”
“Aku.. Aku juga ada sesuatu yang tertinggal.” jawab Lee Seol berbohong.

Prof. Nam Jung Woo melihat Lee Seol membawa mie, tapi Lee Seol segera menyembunyikan mie itu di belakangnya.
“Aku sangat kedinginan, bolehkah satunya lagi untukku?” ucap prof. Nam Jung Woo seraya tersenyum.

Lee Seol dan Prof. Nam Jung Woo makan mie bersama di ruang organisasi. Lee Seol tentu saja sangat senang, ia makan seraya tersenyum lebar.
“Ah.. Ini sangat lezat.” ucap prof. Nam Jung Woo.
“Benar..” Lee Seol kembali memakan mienya. Kemudia ia bertanya pada prof. Nam Jung Woo.  “Prof. kenapa kau belum menikah?”
“Karena mungkin popularitasku akan hilang kalau aku menikah.”
“Ah, kau berbohong. Kalau wanitamu tau kau berkata seperti itu, sangat cemaslah dia. Prof. Aku dengan pacarmu itu sangat cantik?”
“Benarkah?”
“Jadi, ia tidak cantik?”
“Tidak. Ia cantik.”
Lee Seol merengut, “Oh aku tahu. Tapi, bagaimana dengan stylenya. Apa dia innocent? Sweet? Cute? Sexy?”

Prof. Nam Jung Woo mengalihkan pembicaraan, “Kalau kau sudah selesai pulanglah. Kau pulang dengan bus, mobil?”
“Biar prof. saja yang pulang terlebih dulu..”
“Kenapa?”
“Ah.. Senior memberikan tugas untuk menata dokumen. Tapi aku belum juga menyelesaikannya.”
“Baiklah.. Ah, ia ada selimut dan bantal di ruang sebelah.” ucap prof. Nam Jung Woo seraya berlalu, tidak lupa ia juga tersenyum ke arah Lee Seol.

Setelah prof. Nam Jung Woo pergi, Lee Seol menyadari sesuatu, “Huh? Bagaimana bisa dia tahu kalau aku akan tidur di tempat ini?”

Lee Seol tidur nyenyak di atas sofa dengan selimut dan bantal yang disarankan oleh prof. Nam Jung Woo. Tapi kemudian ia terbangun dan berjalan ke ruangan prof. Nam Jung Woo. Ruangan itu tidak jauh dari ruang organisasi. Lee Seol masuk ke ruangan prof. Nam Jung Woo, ia memperhatikan ke sekeliling dan kemudian duduk di kursi prof. Ia melihat buku yang tergeletak di atas meja.
“Ah.. Ini pasti buku yang ditulis oleh prof. Nam Jung Woo.. Cute sekali. Walaupun dia yang menulisnya tapi ia juga tetap membacanya.”

Lee Seol melihat ke sisi buku itu, di sana tertulis nama Oh Yoon Joo. “Oh Yoon Joo.. Oh Yoon Joo. Oh Yoon Joo?” tanyanya pada dirinya sendiri.
Karena penasaran, Lee Seol membuat status di web,
Isi pesannya.

Siapa yang tahu Oh Yoon Joo, co-author dari The Last nameless Prince?

Balasan :
Aku belum membaca buku itu.
Itu nama ibuku.
Itu nama pacar pertamaku.
Kerjakan saja tugasmu.
Bukankah itu direktur dari Museum Hae Young.

Balasan yang terakhir membuat Lee Seol tertegun.
“Museum Hae Young. Apa dia benar-benar seorang direktur? Ah.. tidak-tidak.. Rumor itu menyebar dengan begitu saja. Itu hanya rumor.”

Ada balasan lagi.
“Dia adalah orang yang paling banyak di cari di web. Lihat computer.. Go-Go.”

Langsung saja Lee Seol memeriksa komputer, kemudian ia mendapati foto Yoon Joo yang dijadikan wallpaper desktop milik prof. Nam Jung Woo.

Lee Seol kesal. Ia membalikkan kursinya lalu kembali membuat status.
Isi pesannya.

Bagaimana cara agar aku bisa memisahkan priaku dengan wanita lain?

Balasan :
Percaya dirilah untuk menyingkirkannya.
Kirimi ia pesan yang menyakitkan.
Percaya saja pada pacarmu.
Buatlah dia jealous.
Apa dia cantik. Apa wanita cantik itu menyukai pria playboy?

Karena Lee Seol sangat penasaran dengan Yoon Joo jadi ia memutuskan untuk pergi ke Museum Hae Young. Museum itu baru saja dibuka pagi ini. Lee Seol masuk ke dalam museum, di pintu masuk ia mendapatkan panduan. Lagi-lagi di panduan itu juga terdapat foto Yoon Joo.

Lee Seol masuk ke dalam museum, Museum itu terlihat padat dengan pengunjung. Tak jauh dari tempatnya berdiri, tepatnya di atas panggung, Yoon Joo tengah melayani para wartawan yang sedang memotretnya. Lee Seol melihat ke arah Yoon Joo, kemudian ia mencocokkan foto yang ada di panduan dengan Yoon Joo yang berdiri di atas panggung.

Karena dirasa sudah mendapatkan cukup informasi, maka Lee Seol pergi.  Tapi, kemudian, ia malah bertemu dengan Park Hae Young. Park Hae Young berjalan ke arahnya, tapi Lee Seol segera berlari menghindari Park Hae Young.

Lee Seol berlari ke arah lain, ia memutari lantai atas yang berbentuk spiral. Otomatis, jalan utama yang dilewati oleh Lee Seol adalah tempat dimana Yoon Joo tengah dipotret. Tanpa sengaja dan tanpa tau hal itu, Lee Seol menabarak Yoon Joo. Alhasil para wartawan ikut memfotonya. Yoon Joo tidak marah dengan hal itu, ia malah tersenyum ke arah Lee Seol. Kemudian Yoon Joo pergi ke tempat lain diikuti oleh para wartawan.

Lee Seol lega sekali saat Yoon Joo dan para wartawan pergi. Tapi malangnya, saat Lee Seol berbalik, ia malah bertatap wajah dengan Park Hae Young. Lee Seo kaget setengah mati.
“Akhirnya kita bertemu lagi.” ucap Park Hae Young. “Kita bertemu lagi ditempat yang tidak diinginkan.
“Ah, aku hanya ingin memuaskan rasa penasaranku saja.” jawab Lee Seol.
Apa kau mengikutiku?” tanya Park Hae Young dengan curiga.
“Kenapa aku harus melakukan hal itu?” jawab Lee Seo segera pergi.
“Tapi kenapa kau malah menghindariku sekarang?” tanya Park Hae Young lagi.
“Ah, aku hanya tidak ingin bertemu dengan pria yang…” kata-kata Lee Seol terputus saat melihat Yoon Joo berjalan ke arahnya. Padahal Yoon Joo sedang menyambut tamunya yang datang.

Hahaa.. Lee Seol terlalu berlebihan, ia bahkan bersembunyi dibalik badan Park Hae Young.
“Ada apa?” tanya Park Hae Young.
“Orang itu. Aku pikir ia akan datang menghampiri.”
“Huh?”
“Kau mengenalnya?” tanya Park Hae Young.
“Sebenarnya tidak, tapi yeah.. Kau tau, dia adalah direktur museum ini. Gzz… Ia sangat canti difoto tapi sebenarnya ia bukan wanita yang baik.” ucap Lee Geol.
“Apa? Dia benar-benar cantik.” jawab Park Hae Young.
“Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu. Dia malah terlihat lebih seperti serigala. Dan dia juga masih sangat muda, apa kau percaya kalau dia itu adalah direktur. Kau tahu, musium ini adalah milik Dae Han group, benar? Dia menamakan museum ini dengan nama anaknya.”
“Hmm.. Mungkin bukan nama anaknya tapi nama cucunya. Cucunya bernama Park Hae Young.” Park Hae Young membenarkan perkataan Lee Seol yang salah.


Lee Seol berpikir, “benarkah? Ah benar-benar.. Aku pikir, dia adalah kekasih dari salah satu penerus perusahaan Dae Han atau sesuatu yang berkaitan dengan perusahaan itu.” Ucapan Lee Seol terhenti saat melihat Yoon Joo berjalan ke arahnya. Ia kembali bersembunyi di belakang Park Hae Young.

Yoon Joo tersenyum ke arah Park Hae Young. “Ah kapan kau datang?” tanya Yoon Joo dengan sangat ramah.
“Ah, baru saja. Kau pasti sangat sibuk melayani pengunjung.” ucap Park Hae Young.

Melihat Park Hae Young dan Yoon Joo sedang berbicara, Lee Seol mengambil kesempatan itu untuk pergi, tapi kemudian Park Hae Young segera menarik kerah bagian belakang baju Lee Seo dan menariknya hingga Lee Seong berada di sampingnya lagi.

“Siapa ini?” tanya Yoon Joo dengan ramah.
“Ah, dia temanku yang sangat tertarik padamu.” ucap Park Hae Young.
Lee Seol tidak berkata apa-apa, ia malah shock.
“Ayo cepat berikan salam.” Park Hae Young memukul punggung Lee Seol, memaksanya untuk mengucapkan salam.
“Halo. Senang bertemu dengan anda.” ucap Lee Seol.
“Senang bertemu dengan anda juga.” jawab Yoon Joo.
Kemudian, salah seorang staff menghampiri Yoon Joo untuk berbicara dengannya sebentar. Yoon Joo pamit untuk bisa berbicara dengan staff itu.

Lee Seol penasaran, “Kalian sudah saling kenal? Bagaimana bisa kalian saling kenal?”
“Dia adalah pemilik cincin itu.” jawab Park Hae Young.
“Apa.. tu.. tu.. tunggu dulu. Lap itu??”
“Hmm..”
“Ah.. bagaimana dengan nasib proffesor.” ucap Lee Seol yang mencemaskan professor.
“Apa?” tanya Park Hae Young tidak mengerti.
“Ah tidak..”
“Wanita itu adalah calon menantu dari pemilik perusahan Dae Han.” ucap Park Hae Young pada Lee Seol.
“Benarkah? benarkah?” Lee Seol senang mendengar hal itu, itu berarti saingannya untuk mendapatkan prof. sudah berkurang.
“Ah gzz.. sepertinya kau benar-benar tidak ingin menikah. Kenapa kau sesenang itu.” tanya Park Hae Young yang aneh melihat kelakuan Lee Seong.

Lee Seol mengalihkan pembicaraan,
“Aigoo.. Kenapa bisa begitu.. Ah, apa kemarin berhasil? Apa sarung tangan lap itu berhasil, benarkan?”
“Tidak. Aku tidak bertemu dengannya, dia sudah pulang terlebih dulu.” jawab Park Hae Young.

Lee Seol memukul pelan lengan Park Hae Young. “Ah, kau ini. Lebih kau ke rumahnya saja saat itu, itu hal yang sangat baik. Ah, benar.. Kalau kau ingin merayakan ulang tahun anak pertamamu itu, lebih baik kau melakukan hal ini. Untuk membuat hati wanita luluh adalah dengan.. Kecemburuan.”
“Kecemburuan?”
“Ayo kita lihat hal itu berhasil atau tidak. Kau tahu, saat kau tidak memperkenalkanku padanya, ia akan menatapa lurus ke araku dan berkata “Siapa dia””?
Park Hae Young hanya tersenyum mendengar penjelasan Lee Seol.

Setelah berbicara dengan berbagai tamu, ia segera kembali menemui Park Hae Young dan Lee Seol.
“Sebenarnya siapa dia?” tanya Yoon Joo dengan ramah.

Lagi-lagi Park Hae Young terperangah karena kali ini tebakan atau tips cinta dari Lee Seol berhasil.

“Ya, aku adalah kekasihnya. Namaku Go Eun Byul.” jawab Lee Seong dengan mendekap tangan Park Hae Young erat.
Kecemburuan mulai terlihat di wajah Yoon Joo. Ia berkata, “Ah.. Oppa, tanpa sepengetahuanku. Kau akhirnya mendapatkan kekasih.”
Park Hae Young malah bingung harus menjawab apa, karena sudah kepalang basah maka ia meneruskan siasat yang dibuat oleh Lee Seol. “Ah, mungkin aku sudah melakukannya. Lihat, bukankah ia cantik?”

Mereka berbincang-bincang di sebuah restaurant. Pelayan menghidangkan dessert. Dan Lee Seol kembali dengan bualannya yang terlalu berlebihan. “Oppa sudah menceritakan padaku banyak hal tentangmu.”
“Benarkah? Tapi, Oppa tidak pernah membicarakan tentangmu.” jawab Yoon Joo.
“Ah, itu karena oppa terlalu melindungiku, ia sangat cemburuan. Ia selalu memanggilku ‘my little princess’. Ia juga sudah gila, karena ia ingin aku masuk ke dalam kantong sakunya sehingga ia bisa bertemu dan melihatku hanya untuknya sendiri.”

Yoon joo menutupi rasa cemburunya dengan mengaduk-aduk minumannya lalu meminumnya. “Jadi, apa yang diceritakan oppa tentangku?”
“Tidak ada yang special. Hanya mengenai banyak rumor yang beredar karena kau telah menjadi direktur di usia muda. Tapi, semua rumor itu tidak benar. Dan ia juga mengatakan kalau kau seperti rubah dan memiliki banyak hubungan dengan banyak pria. Dan pada akhirnya ia berkata, kalau sangat sulit untuk membedakan dirimu dengan malaikat.” ucap Yoon Joo yang selalu membuat perkataannya berlebih-lebihan.

Hahaa.. Tapi Park Hae Young tidak menanggapi serius semua bualan Lee Seol.

Yoon Joo tersenyum mendengar perkataan terakhir Lee Seol. “Benarkah kau mengatakan hal itu?”
“aHhH.. Ya, kau memang sangat sulit untuk dibedakan dengan malaikat.” jawab Park Hae Young.
Lee Seol melirik ke arah Park Hae Young, ia memberikan isyarat kalau seharusnya Park Hae Young tidak berbicara seperti itu. “Ah.. Oppa memang seperti itu. Ia sangat tidak bisa untuk mengatakan hal buruk saat berbicara pada orang lain. Ah, oppa bagaimana kalau kita makan malam di rumahku. Baiklah. Aku akan menelpon ibuku dulu.”
“Ya. Pergilah, telepon ibumu.” ucap Park Hae Young.
Lee Seol pergi, Park Hae Young terlihat kaku saat berbicara berdua dengan Yoon Joo. Seorang asisten menghampiri Yoon Joo dan berkata kalau sebentar lagi acara pembukaan akan dimulai.

Lee Seol berlari ke arah Park Hae Young seraya memanggilnya dengan manja, “Oppa.. Oppa.. Oppa.. Ibuku telah membuatkan ayam special untuk kita.” ucap Lee Seol.
“Ah, tidak usah..” Park Hae Young memaksakan senyum.
“Huh, bukankah sudah waktunya kau untuk pergi?” tanya Lee Seol pada Yoon Joo yang masih belum juga beranjak dari tempat duduknya. “Kenapa kau masih ada di sini?”
“Ah, baiklah. Aku permisi dulu” ucap Yoon Joo.
“Ya, bekerja keraslah.” kata Park Hae Young menyemangati.
“Senang berjumpa denganmu. Lain kali datanglah, aku akan mentratrirmu dengan makanan lezat.” ucap Yoon Joo pada Lee Seol.

Lee Seol dan Park Hae Young berjalan beriringan menuju pameran.
“Apa yang dikatakan direktur? Apakah direktur terus menanyakan tentang diriku?” tanya Lee Seol.
“Tidak.” jawab Park Hae Young dengan ringan.
“Ah, itu aneh. Bukankah seharusnya dia benar-benar cemburu.”
“Bagaimana bisa ia cemburu padamu, kau itu bukan saingannya.”
“Apa?! Saat kau membandingkan aku dengannya. Pertama.. Pertama adalah aku lebih muda.. benar..”
“Ya.”
“Dann.. dan.. Tinggi badan.. Aku lebih pendek.. dan uang.. Ah.. aku tidak punya uang yang banyak.” Lee  Seol menyadari kalau apa yang dikatakan Park Hae Young ada benarnya juga. “Ah, bagaimana dengan kulit? Kulitku lebih bagus kan?”
Park Hae Young diam.
“Ah, baiklah kalaupun tidak, lupakan saja.” jawab Lee Seol.”
“Tapi kenapa kau sangat ingin mengetahui tentangnya?” tanya Park Hae Young penasaran.
“Karena tentunya aku..” kata-kata Lee Seol terputus saat melihat Prof. Nam Jung Woo juga hadir di acara ini. Ia berbaur dengan tamu-tamu yang lain. Prof. juga membawa satu buket bunga.

“Ah.. ada apa?” tanya Park Hae Young yang heran melihat Lee Seol yang tiba-tiba bersembunyi di belakangnya.
“Ayoo.. ayo. Cepat.. cepat..” Lee Seol menarik-narik tangan Park Hae Young, mereka berjalan menaiki anak tangga dan berada di atas.
Park Hae Young hanya pasrah tangannya ditarik seperti itu.

Park Hae Young dan Lee Seol melihat acara pembukaan dari lantai atas.
Yoon Joo adalah orang kehormatan di acara ini, bukan hanya sebagai direktur tapi ia juga pemilik museum.
Yoon Joo memasuki pelataran panggung.
“Presiden datang.” ucap asisten. Kemudian para tamu bertepuk tangan dengan riuh.

Semua perhatian tertuju pada Yoon Joo yang mulai menaiki mimbar untuk berpidato. Tapi Lee Seol malah terus memperhatikan Profesor. Ia cemburu karena Prof. terlihat senang melihat Yoon Joo.

Yoon Joo mulai berpidato setelah riuh tepuk tangan terhenti, “Hallo.. Aku Direktur dari Museum Hae Young, Oh Yoon Joo. Saat itu pembangunan museum dilakukan karena untuk mengembalikan kejayaan Korea. Dan, kali ini, mohon para hadirin mengingatnya..” Yoon Joo menghentikan pidatonya dan berjalan ke tengah panggung. Ia berada di samping sebuah benda yang tertutup rapat tirai.


Yoon Joo tersenyum pasti sebelum membukanya. Saat tirai benda itu dibuka, semua orang berdecak kagum kecuali Prof. Nam Jung Woo. Prof Nam Jung Woo terlihat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia juga kesal. Yoon Joo menatap tajam ke arah proffesor dengan senyum yang dipaksakan.

Yang ditunjukkan Yoon Joo saat itu adalah sebuah tulisan kuno yang sudah sangat dicari oleh banyak orang. Yoon Joo berkata dengan bangga, “Ini adalah tulisan tangan dari Raja Soon Jong. Dia memiliki sebuah legitimasi pada anak laki-lakinya dengan diberikan nama Lee Young. 20 tahun perayaan museum ini, kami bisa menghadirkan sebuah harta karun yang tidak ternilai harganya. Dan aku sangat senang.” Seluruh hadirin bertepuk tangan dengan riuh. Kecuali proffesor, ia malah pergi meninggalkan acara itu.
Lee Seol yang melihat proffesor seperti itu menjadi sangat cemas.

Park Hae Young melihat ke arah Lee Seol, Lee Seol tengah memperhatikan tulisan kuno yang terpampang besar di layar di depannya. “Ada apa?”
“Itu.. Tulisan itu.. Aku rasa, aku pernah melihatnya.” ucap Lee Seol mencoba mengingat-ingat sesuatu.
“Mungkin kau melihatnya di salah satu web, atau di internet, ada dokumen dan itu hanya gambar..”
“Ah, tidak. Aku rasa di rumahku juga ada benda seperti itu. Benda itu besar dengan dua karakter tulisan yang sama dengan yang ada di sana.” ucap Lee Seol mencoba memastikan sesuatu.
“Di rumahku ada berton-ton seperti itu.” ucap Park Hae Young meledek.
“Ah, apa maksudmu? Sangat kekanak-kanakan. Dirumahku juga ada berton-ton patung budha.”
“Benarkah?”
“Whoaa kau ini.. Baiklah.. Ayo kita selesaikan semua ini di satu tempat.” ucap Lee Seol.
“Apa maksudmu.” tanya Park Hae Young tidak mengerti.
“Karena aku sudah melakukan semua ini, paling tidak kau memberikanku makan.”

Park Hae Young dan Lee Seol makan di sebuah kedai kecil, whoaa.. kalau liat orang korea makan mie, ngiler sangaat.. XD
Mereka makan dengan nikmat, tiba-tiba Park Hae Young mendapat telepon dari Yoon Joo. Park Hae Young hendak mengangkat telepon itu, tapi Lee Seol segera merebut handphone Park Hae Young.
“Hei, apa yang kau lakukan.” ucap Park Hae Young.
“Ah, kau bodoh. Ini terlalu cepat. Kau harus lebih tegas agar ia cemburu.”
“Sini. cepat.. cepat.. Dia akan segera menutupnya.”
Lee Seol semakin menyembunyikan handphone itu di belakangnya.
“Sudah, kerjakan saja apa yang aku katakan agar hubungan cinta kalian berdua tetap abadi.” Lee Seol mencoba meyakinkan Park Hae Young.
“Abadi?” Park Hae Young tersenyum. Ish.. Senyumnya maniis..
“Kalau begitu kau akan bisa mengalahkan cucu dari Dae Han group. Kau tau, wanita paling tidak tertarik pada seseorang yang jatuh cinta padanya. Tapi, kenapa kau membeli cincin itu? Ulang tahun? Perayaan?”
“Lamaran..” ucap Park Hae Young.

Mendengar jawaban Park Hae Young, Lee Seol jadi histeris, ia menggebrak  meja.. “Apa?! Tidak.”
Semua orang yang ada di kedai itu melihat aneh ke arahnya.
“Kenapa kau berkata tidak?”
“Kau seharusnya memberikan cincin itu saat seorang wanita sangat sangat sangat benar benar menginginkannya.”
“Pelankan suaramu.” pinta Park Hae Young.
“Baiklah mulai dari sekarang jangan membeli hadiah apapun untuknya. Dan saat ia berulang tahun, telepon dia saja dan ucapkan selamat. Setelah itu kau memberikan hadiahmu seminggu kemudian dan ia pasti akan mengatakan..” Lee Seol mengatakan dengan sungguh-sungguh. “Dia pasti akan mengatakan, =Aku tidak akan mencampur hadiah ini dengan hadiah dari orang lain.= Kau tau, kata-kata itu lebih efektif dari pada 10 cincin yang kau berikan.”

Park Hae Young menatap percaya ke arah Lee Seol. Ish, tatapannya .. ahaha…
“Dan kalau sudah begitu, tidak ada artinya lagi cucuk dari Dae Han Group, kau bisa dengan mudah mengalahkanya.” ucap Lee Seol.
“Aja! Aja! Fighting.” ucap Lee Seol mengepalkan tangannya ke udara.
“Sudahlah, kalau kau sudah selesai, ayo kita pergi.”


Sebelum pergi, Lee Seol mendapatkan telepon dari ibunya. -Ibunya Chae Gyong Princess Hours.. bener-.  Ibunya menyuruh Lee Seol untuk pulang, karena ia akan pergi ke tempat persembahyangan untuk mendoakan kakak Lee Seol agar lulus ujian. Ibu juga tidak lupa untuk menyuruh Lee Seol memberikan makan kedua anjingnya selama ia pergi. Lee Seol senang sekali, ibunya pergi minggu ini. Karena ia bisa menyewakan rumahnya pada para pengunjung yang berlibur. Lee Seol bahkan ia membayangkan kalau ia akan mendapatkan banyak sekali uang dari hasil penyewaan rumahnya. Dengan uang-uang itu akhirnya dia bisa pergi ke Mesir. Hahaaa..

Setelah selesai makan, Park Hae Young dan Lee Seol berjalan pulang bersama. Lee Seol sangat amat senang, “Ah, ibuku akan pergi keluar kota minggu ini, bukankah aku sangat beruntung?”
Park Hae Young heran, “Kenapa kau malah senang mengetahui ibumu akan pergi?”
“Karena rumah akan kosong dan aku bisa mendapatkan banyak uang. Dengan uang itu aku bisa naik pesawat..”
“Pesawat?”
“Aku akan keluar negeri.”
“Apa kau kuliah di luar negeri.”
“Ah, kau ini.. Dengan suku bunga seperti saat ini bagaimana bisa aku keluar negeri. Aku akan belajar di luar negeri nanti.”
Lalu.. Lee Seol bernyanyi dan berjoged hahaa… Park Hae Young sedikit risih dan ketakutan melihatnya.

“Ahh.. Sudah.. sudah.. berikan saja nomor telepon ibumu.” ucap Park Hae Young.
“Kenapa nomor telepon ibuku?” tanya Lee Seol.
“Aku akan menelpon ibumu dan memberitahukan kalau anaknya berpergian seperti ini.”
“Ahh..”
“Kau ini, pengangguran sudah banyak, jadi lebih baik kau baca buku dan belajar bahasa yang lain.” ucap Park Hae Young seraya berjalan ke arah mobilnya.

Lee Seol tetap mengikutinya, ia menatap polos ke arah Park Hae Young.
“Apa?” tanya Park Hae Young “Kau tidak memintaku untuk mengantarkanmu kan?”
“aH, kalau kita searah kenapa tidak?” jawab Lee Seol.
Kemudian, Park Hae Young mendapat telepon kalau kakeknya jatuh sakit. Park Hae Young langsung pergi dengan mobilnya, ia mengkhawatirkan kakeknya sehingga tidak mempedulikan Lee Seol yang merengek minta di antar.

Park Hae Young menemui kakeknya yang terbaring sakit. Beberapa dokter sudah memeriksanya. Ayah Yoon Joo mengatakan kalau kakeknya jadi seperti ini, karena kakek mendengar berita yang sangat menggembirakan. Park Hae Young penasaran, berita menggembirakan apa.

Lalu kakenya memanggil Park Hae Young, kakek berbisik pada Park Hae Young dengan suara yang tidak jelas.
Kakek mengucapkan sebuah nama, “Lee Seol..”
saya : Whatzzz… Lee Seol?!!
“Lee Seol?!” tanya Park Hae Young tidak mengerti. “Siapa dia kakek?”
Kakek tidak menjawab, ia malah kembali tertidur.

Park Hae Young tidak menyadari kalau gadis yang menenaminya seharian tadi adalah Lee Seol. Yang Park Hae Young tahu nama Lee Seol saat itu adalah Go Eun Byul. Hahaa..

Ayah Yoon Joo menyerahkan selembar kertas yang berisi alamat rumah Lee Seol pada Park Hae Young. Sebenarnya itu bukan alamat asli Lee Seol, tapi alamat rumah Dan, rumah yang beberapa hari ini di tempati oleh Lee Seol.
Park Hae Young kesal, “Siapa dia? Kenapa aku harus membawanya ke sini?”
“Kakekmu beranggapan kalau ia masih memiliki hutang yang harus dibayar.” ucap Ayah Yoon Joo.
Park Hae Young tidak percaya, “Aku yakin, kakek tidak pernah memiliki hutang dengan siapapun. Kecuali ada satu hal. Makam itu. Makam yang selalu dikunjungi oleh kakek. Aku yakin, ini berkaitan dengan makam itu, benar?!” tanya Park Hae Young kesal.
“Benar.. Kau sudah besar, kau akan mengetahui segalanya bukan dari mulutku. Pergilah dan turuti perintah presiden.”
“Baiklah.. Ada satu hal lagi yang ingin aku tanyakan. Apakah dia anak dari kakek atau cucu dari kakek?” tanya Park Hae Young.
Karena Yoon Joo segera datang, Ayah Yoon Joo tidak menjawab hal itu. Park Hae Young akhirnya pergi tanpa mendapatkan informasi apapun.

Yoon Joo sedikit mendengar pembicaraan Ayahnya dengan Park Hae Young, ia penasaran. Yoon Joo segera menanyakan tentang hal itu pada ayahnya. Tapi, ayahnya tidak menjawab pertanyaan Yoon Joo.


Mau tidak mau Park Hae Young harus menuruti perintah kakeknya, akhirnya ia pergi ke alamat Lee Seol. Ia bertemu dengan Dan-Kakak dari Lee Seol. Park Hae Young menanyakan tentang Lee Seol, awalnya Dan merasa acuh, tapi ketika Park Hae Young menyerahkan kartu namanya, Dan mengetahui kalau Park Hae Young berasal dari perusahaan Dae Han. Karena terpesona, akhirnya Dan memberikan alamat rumah asli dari Lee Seol.

Park Hae Young sampai di tempat Lee Seol. Park Hae Young melihat Lee Seol yang tengah memberi makan anjinya, Lee Seol membelakangi Park Hae Young, jadi mereka sama-sama tidak menyadari satu sama lain.

Park Hae Young memastikan kalau gadis yang tak jauh dari tempatnya berdiri itu adalah Lee Seol, Park Hae Young memastikan dengan menelponnya. Lee Seol segera mengangkat telepon itu.
“Ya, di sini romantis dan bisa melihat sushine.” ucap Lee Seol.
Park Hae Young diam tidak menjawab. Ia kembali melihat ke arah Lee Seol, dan yap.. Park Hae Young baru menyadari kalau Lee Seol itu adalah gadis yang ia kenal.

Lee Seol penasaran, ia menelpon kembali orang yang baru saja menelponnya.
“Hallo.. Ini Lee Seol. Kau baru saja menelponku.”
“Namamu Lee Seol?” tanya Park Hae Young.
Lee Seol menyadari kalau suara Park Hae Young sepertinya dekat, jadi ia berbalik dan mendapati Park Hae Young tak jauh dari tempatnya berdiri.

Park Hae Young terkejut tapi Lee Seol senang melihat Park Hae Young datang mengunjunginya.
“Ah, kau.. Bagus sekali..” ucap Lee Seol girang.
“Nama mu Lee Seol, bukankah saat itu kau mengatakan kalau namamu itu adalah Go Eun Byul?” tanya Park Hae Young dengan sedikit kesal karena sudah dibohongi.
“Kenapa? Apa namaku bagus.. Haha.. Mereka bilang memang seperti itu, nama dan wajahku sama-sama cantik.”
“Kenapa kau membohongiku?”
“Oh, itu karena aku takut kita ketahuan. Ah, tipe seorang gadis memang seperti itu kalau ia sedang bertemu dengan rivalnya.”
“Hey, bagaimana bisa kau sampai di sini?” tanya Lee Seol.
“Apa sulit menemukan tempat ini?”
“AH, apa kau memata-mataiku.”
“Kenapa?”
“Aaaah.. Aku pikir kau seorang diplomat. apa kau menggunakan uangmu untuk melakukan hal ini?”
“Apa kau sudah mengenalku sebelumnya?” tanya Park Hae Young, ia menatap tajam ke arah Lee Seol.

Sikap Park Hae Young jadi tidak ramah seperti dulu.

Lee Seol tertawa. “Kau terlalu narsis tau..”
“Apa ada kamar kosong.. ” tanya Park Hae Young dengan tidak ramah. “Aku akan tinggal sampai besok.”
“Apa?” tanya Lee Seol kaget.
“Bukankah kau akan mendapatkan uang kalau kau menyewakan tempat ini?”

Mendengar hal itu Lee Seol senang bukan kepalang, ia berteriak kegirangan.. “Selamat datang pelanggan..”

Bersambung Sinopsis My Princess episode 2